| sebuah blog sederhana |

.
)|( Dimana Inspirasi semua Bermula )|( Faidza Azzamta Fatawakkal Alallah )|( Al Wajaba Aktsaru Minal Auqaat )|( As Shabru Fii Awwali Shadam )|(

Total Pengunjung

"Assalaamu'alaikum Pak..."




Ooh asmara dunia merangkul mesra
Melenakan para pejuang di buritan
terlelapkah mereka?
"..serasa meninggalkan zuhudnya..."


Hujan oh hujan. Bulir hujan masih menitik dan langit berkelebat. Tegarnya bak memancangkan cita sebangku jauh di muka bintang yang memudar. Langit di balik jendela masih saja terlelap. Derik jangkrikpun hingar bersenandung di balik rerumputan.

Angan-anganku menanduk. Tapi hirau dan bangkitku merenggangkan tubuh yang sempat kaku di sepertiga malam itu. Ah. Menggapai tinggi bagai tergenggam harapan pagi ini, dan hendak kulayangkan salam padaNya. Di luar masih begitu dingin. Dengan ironi embun yang menetes, terlihat seperti meluruhkan beningnya di sisi-sisi daun jendela. Kubuka pintu. Rasa sejuk dan embun secepat kilat mendekapku rapat. Benar-benar obat penggugah rasa kantuk. Langkahku beranjak keluar dan kuucapkan salam.
”........Assalaamu’alaikum Yaa Allah........”kuhirup dalam. Kuhembuskan keluar pelan dan semakin perlahan. Benar-benar pagi yang tak terukirkan semangatnya, mengawali hari penuh takzim – bocah kesiangan.

Beranjak dan mencoba menyeimbangkan badan yang belum tegak benar berdiri. Kulihat awan. Imajinasiku bagai membubung dan kulihat salam itu seakan-akan sampai ke arsy’ yang tinggi. Tenang. Tiada terperi memang kurangkaikan kata syukur ini menggugah rasa cintaku. Henyakku terlelap dalam untaian muhasabah jiwa. Yaa Rabb, Tuhan yang kucinta.. pernah kuucap kesah karna nila setitik. Namun ribu nikmat tak pernah surut benamkanku dalam kemuliaan yang Kau beri. Saat-saat masih Kau beri detak di jantung ini. Pernah kumembayangkan, bagaimana jadinya tubuh ini tanpa nafas dan udara yang segar? Terbatas pada kata, jawabku mungkin hanya mampu mengejan perih Yaa Rabb. Payah tak berdaya menghadapi sakaratul maut yang serat tercerabut tak bisa lepas dari jasad yang kotor ini. KepadaMu. Mengenang begitu sedikitnya amal yang selama ini kukerjakan. Ya Allah, heningku berdzikir. Kuucap Bismillah. Wudhu pertama yang mengesankan. Takbir pun mendengung bagai mengelus telinga yang basah oleh air surga. Melewatkan shubuh dengan suguhan dunia beserta isinya. assalaamu'alaikum. Terjejak sudah langkah pertamaku. Dan memberangkatkan niat dari rumah menyongsong kampus perjuangan. Kusunggingkan salam pada ayah bunda. Pengantar janji yang belum sempat kulipurkan. Hening penuh semangat. Mengendarai motor pendamping perjuangan. Mataku tertuju pada liuk kota denpasar sepanjang mata memandang. Kuilhami hijau di kiri-kanan yang menggegap kesadaranku. Pasar-pasar masih riuh mendenyutkan perdagangan. Dan hentiku sampai pada sebuah bangunan kokoh penuh kebanggaan. Kampusku Udayana. Menapaki langkah pada anak-anak tangga yang masih sepi. Selangkah demi selangkah. Menggapai maju menuju cita yang terisak kala usia ini masih begitu belia. Kudengar sayup.

Mungkin samar sang angin menyesapkan keindahan begitu merdu di telinga. Terhentak. Namun tak jua kupercaya sosok tegap yang berjalan menghampiriku. Kutata diri. Inginku melegakan hati dengan senyum yang mampu membebaskan segalanya. Ternyata itu salam seorang kawan. Hadapku menjemputnya.
”........Assalaamu’alaikum pak RT, hehehe!!..............”, sapanya setiap kali melihat kemeja batik kesayangan yang kukenakan. Dengan senyumnya yang khas sembari menangkubkan kedua tangan di depan dadanya, langkahnya menghampiriku. Namun salam itu sendiri membuatku tertegun arif dan terharu, bahwa seorang Hindu sepertinya menyalamkan doa terindah itu kepadaku- seorang Muslim. Pembuluh darahku teraliri bak tetesan embun menyegarkan dahaga pagi ini. Bagiku inilah bukti kemajemukan.

" Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. "
QS. Al Hujuraat (49) : 13

Dan semoga rasa ini tersampaikan padaNya. Rasa syukur masih diberikanNya kesempatan beribadah di tengah-tengah kehidupan yang tidak seragam. Dan menjadi berkilau intan yang sinarnya menerangi intan-intan lainnya. Tak melupakan bahwa kita tidak hidup sendiri. Dengan tetap mengedepankan toleransi berkehidupan. Toleransi dengan tetap menjunjung keadilan dan rasa tenteram yang bersambut pada asas-asas yang mengakar. Tentang jerih payah pemuka dan polisi adat (pecalang) menutup jalan besar menuju masjid setiap shalat jum'at. Semata-mata untuk memberikan tempat parkir kendaraan para jama'ah yang hendak menunaikan ibadah. "DILARANG MELINTAS ADA UPACARA AGAMA" tertulis di papan putih bercoretkan garis merah.

Bertolak dari semua itu. Kuamati gerak kawan sejawat yang satu ini. Langkahnya mendaki. Di balik selera humor dan kesederhanaan yang ia miliki, kuakui tersimpan kearifan. Kutebar senyum dengan rada flamboyan kusambut salamnya.
”........Yoi bro, bagaimana kabar?^^...........” dalam benakku berkata, semoga langkahnya maju dan mantap menggapai cita.

Ku ajak langkahnya menuju ruang kelas berpenghuni 150an orang. Cukup sesak dan tentunya riuh tak terhindarkan. Sudah 6 semester berjalan kami menimba ilmu disini. Ruangan ber-AC, kursi meja, panggung bertingkat, LCD gantung dan mic dengan kabel yang tidak sampai ke belakang, alhasil banyak mahasiswa yang hobi bermakmum di buritan. Yaa, dengan berbagai kisahnya. Suasana kelas yang dinamis, alhamdulillah cukup lapang meski proporsi kelas yang pincang dibanding jumlah mahasiswanya yang agak berlebihan. Terbentang calon-calon dokter masa depan saling belajar, membaca referensi, berdiskusi dan merajut mimpi mereka. Merekalah kawan-kawanku. Ladang dakwahku.
Meski tak kunjung sampai harapku bertekad. Karna hidayah itu terasa begitu jauh busur panahnya. Menggariskan buai terpancang di kaki dunia, hingga peraduan ini menjejal nyawa. Hidup di tengah kemajemukan sejak dini hingga penutup usia terindah hanya sampai di dunia. Semoga masa menjalin ukhuwah itu kan tiba. Semoga.

Dan memoriku berputar selangkah yang lalu. Laluu sekali. Tentang sebuah jalan yang enggan menepikan batu sandungan di setiap langkah pejalannya. Tentang sebuah pesan.
"Ikhwah, apa yang paling kalian ingat tentang Nabi yusuf as?"
"kemantapan hatinya menahan hawa nafsu"
"tentang nabi Ibrahim as?"
"saat diperintah menyembelih anak yang sudah puluhan tahun diidamkannya"
"Abu bakar as-shiddiq?
"menggantikan Rasullullah tidur saat akan dibunuh orang-orang kafir"
"Jikalau bilal?"
"ditimpa batu saat memperjuangkan dienNya"
"Rasulullah?"
"perjuangan & penderitaannya memperjuangkan Islam!!!"
"Lalu? apa yang kau ingat tentang dirimu?"
"............."
"...ikhwah..
menjadi bernilai! seseorang karna jerih payahnya...
bukan seberapa mudah dia melaluinya..."

Ingatlah batu sandungan itu ikhwah. Tiap lekuk kasarnya menyimpan satu cerita. Tiap kerikilnya membuihkan rasa cintamu. Tentang sebentuk perhatian dari seorang kawan, tentang perjuangan. Kala papah bahumu mengulurkan kasihnya. Dan berlari. Menjemput cita yang sudah selangkah hasta terjemput sudah.

Dengan penuh haru masih saja kuingat salam itu..
"Assalaamu'alaikum
Pak RT!!"

"Semua...!!! " semangat yang tersempal ke sudut jiwa.

Dan..
Sampai pada giliranku mendebat masa
Ternyata jalannya sungguh panjang
Antah singgasananya tiada berkilau dikata orang
namun tertegun jua mata ini memandang.
Menantikan..
kala hidayah itu tiba....


Bismillah...


















terinspirasi karna 'salam' seorang kawan..
mungkin tidak seberapa menghibur, afwan..
selesai 8 april 2010 pukul 17.53 WITA di sela-sela NM FULDFK..
di warnet penuh kenangan; "sekat kayunya baru di cat, warnanya putih^^"
Alhamdulillah!

 
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul "Assalaamu'alaikum Pak...". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://theherijournals.blogspot.com/2013/12/assalaamualaikum-pak.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Unknown - 12/09/2013

2 komentar untuk ""Assalaamu'alaikum Pak...""

  1. سبحان الله

    Tulisannya sangaaat menggugah hati
    Kisah mengharu birunya nak

    Semoga semuanya ternilai ibadah padaNya

    آمِيْـن.. آمِيْـن..آمِيْـن.... يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar anda disini :)

Entri Populer

Blog Teman

Komentar Kita