| sebuah blog sederhana |

.
)|( Dimana Inspirasi semua Bermula )|( Faidza Azzamta Fatawakkal Alallah )|( Al Wajaba Aktsaru Minal Auqaat )|( As Shabru Fii Awwali Shadam )|(

Total Pengunjung

12/25/2013

Surat Terbuka Untuk Calon Mertua


Kusadari
Ia yang kelak kucinta.
Adalah ia yang lahir dari rahim mulia seorang ibunda.
Berbanjir darah dalam tangisnya.
Beradu nyawa, berjuang dalam melahirkannya.

Maka ia yang kelak kucinta, sungguh.
Semua karena cintanya yang luar biasa kepada ibundanya.
Dua ratus tujuh puluh rasa haruku pecah.
Sembilan bulan mengandungnya.

Maka kusadari benar.
Ia yang kelak kucinta, ialah permata sang ibunda.
Ia yang kelak kucinta.
Ialah anugerah kebanggaan ibunda.

Ia yang kelak kucinta.
Adalah yang dirawat dengan remasan keringat sang ayah.
Yang bertaruh nyawa menjaganya sepenuh jiwa.

Wahai calon mertuaku.
Izinkan daku membawanya.
Menghiasinya dengan manikam iman.
Menjaganya, meski takkan sepadan pengorbanan ayah bundanya.

Izinkan tangan lelaki ini merangkulnya.
Dalam suasana ridha ayah bundanya.
Berurai air mata dalam tasbih menghambaNya.

Wahai calon mertuaku.
Bukan lelaki sempurna yg mendatangimu.
Tapi ia lelaki yg berani memuliakan mujahidahmu.
Membawanya dalam nafas perjuangan.
Bukan dalam kemewahan.
Tapi azzam tuk membahagiakan.

Bila terketuk dalam sepertiga malam mengangkat takbir di keheningan.
Wahai calon mertuaku.
Cintaku pada mujahidahmu, murni sebab cinta pada Rabbku.
Yang memuliakannya lahir -  lewat kedua orang tua hebat sepertimu.

2013


Unknown
12/09/2013

"Assalaamu'alaikum Pak..."




Ooh asmara dunia merangkul mesra
Melenakan para pejuang di buritan
terlelapkah mereka?
"..serasa meninggalkan zuhudnya..."


Hujan oh hujan. Bulir hujan masih menitik dan langit berkelebat. Tegarnya bak memancangkan cita sebangku jauh di muka bintang yang memudar. Langit di balik jendela masih saja terlelap. Derik jangkrikpun hingar bersenandung di balik rerumputan.

Angan-anganku menanduk. Tapi hirau dan bangkitku merenggangkan tubuh yang sempat kaku di sepertiga malam itu. Ah. Menggapai tinggi bagai tergenggam harapan pagi ini, dan hendak kulayangkan salam padaNya. Di luar masih begitu dingin. Dengan ironi embun yang menetes, terlihat seperti meluruhkan beningnya di sisi-sisi daun jendela. Kubuka pintu. Rasa sejuk dan embun secepat kilat mendekapku rapat. Benar-benar obat penggugah rasa kantuk. Langkahku beranjak keluar dan kuucapkan salam.
”........Assalaamu’alaikum Yaa Allah........”kuhirup dalam. Kuhembuskan keluar pelan dan semakin perlahan. Benar-benar pagi yang tak terukirkan semangatnya, mengawali hari penuh takzim – bocah kesiangan.

Beranjak dan mencoba menyeimbangkan badan yang belum tegak benar berdiri. Kulihat awan. Imajinasiku bagai membubung dan kulihat salam itu seakan-akan sampai ke arsy’ yang tinggi. Tenang. Tiada terperi memang kurangkaikan kata syukur ini menggugah rasa cintaku. Henyakku terlelap dalam untaian muhasabah jiwa. Yaa Rabb, Tuhan yang kucinta.. pernah kuucap kesah karna nila setitik. Namun ribu nikmat tak pernah surut benamkanku dalam kemuliaan yang Kau beri. Saat-saat masih Kau beri detak di jantung ini. Pernah kumembayangkan, bagaimana jadinya tubuh ini tanpa nafas dan udara yang segar? Terbatas pada kata, jawabku mungkin hanya mampu mengejan perih Yaa Rabb. Payah tak berdaya menghadapi sakaratul maut yang serat tercerabut tak bisa lepas dari jasad yang kotor ini. KepadaMu. Mengenang begitu sedikitnya amal yang selama ini kukerjakan. Ya Allah, heningku berdzikir. Kuucap Bismillah. Wudhu pertama yang mengesankan. Takbir pun mendengung bagai mengelus telinga yang basah oleh air surga. Melewatkan shubuh dengan suguhan dunia beserta isinya. assalaamu'alaikum. Terjejak sudah langkah pertamaku. Dan memberangkatkan niat dari rumah menyongsong kampus perjuangan. Kusunggingkan salam pada ayah bunda. Pengantar janji yang belum sempat kulipurkan. Hening penuh semangat. Mengendarai motor pendamping perjuangan. Mataku tertuju pada liuk kota denpasar sepanjang mata memandang. Kuilhami hijau di kiri-kanan yang menggegap kesadaranku. Pasar-pasar masih riuh mendenyutkan perdagangan. Dan hentiku sampai pada sebuah bangunan kokoh penuh kebanggaan. Kampusku Udayana. Menapaki langkah pada anak-anak tangga yang masih sepi. Selangkah demi selangkah. Menggapai maju menuju cita yang terisak kala usia ini masih begitu belia. Kudengar sayup.

Mungkin samar sang angin menyesapkan keindahan begitu merdu di telinga. Terhentak. Namun tak jua kupercaya sosok tegap yang berjalan menghampiriku. Kutata diri. Inginku melegakan hati dengan senyum yang mampu membebaskan segalanya. Ternyata itu salam seorang kawan. Hadapku menjemputnya.
”........Assalaamu’alaikum pak RT, hehehe!!..............”, sapanya setiap kali melihat kemeja batik kesayangan yang kukenakan. Dengan senyumnya yang khas sembari menangkubkan kedua tangan di depan dadanya, langkahnya menghampiriku. Namun salam itu sendiri membuatku tertegun arif dan terharu, bahwa seorang Hindu sepertinya menyalamkan doa terindah itu kepadaku- seorang Muslim. Pembuluh darahku teraliri bak tetesan embun menyegarkan dahaga pagi ini. Bagiku inilah bukti kemajemukan.

" Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. "
QS. Al Hujuraat (49) : 13

Dan semoga rasa ini tersampaikan padaNya. Rasa syukur masih diberikanNya kesempatan beribadah di tengah-tengah kehidupan yang tidak seragam. Dan menjadi berkilau intan yang sinarnya menerangi intan-intan lainnya. Tak melupakan bahwa kita tidak hidup sendiri. Dengan tetap mengedepankan toleransi berkehidupan. Toleransi dengan tetap menjunjung keadilan dan rasa tenteram yang bersambut pada asas-asas yang mengakar. Tentang jerih payah pemuka dan polisi adat (pecalang) menutup jalan besar menuju masjid setiap shalat jum'at. Semata-mata untuk memberikan tempat parkir kendaraan para jama'ah yang hendak menunaikan ibadah. "DILARANG MELINTAS ADA UPACARA AGAMA" tertulis di papan putih bercoretkan garis merah.

Bertolak dari semua itu. Kuamati gerak kawan sejawat yang satu ini. Langkahnya mendaki. Di balik selera humor dan kesederhanaan yang ia miliki, kuakui tersimpan kearifan. Kutebar senyum dengan rada flamboyan kusambut salamnya.
”........Yoi bro, bagaimana kabar?^^...........” dalam benakku berkata, semoga langkahnya maju dan mantap menggapai cita.

Ku ajak langkahnya menuju ruang kelas berpenghuni 150an orang. Cukup sesak dan tentunya riuh tak terhindarkan. Sudah 6 semester berjalan kami menimba ilmu disini. Ruangan ber-AC, kursi meja, panggung bertingkat, LCD gantung dan mic dengan kabel yang tidak sampai ke belakang, alhasil banyak mahasiswa yang hobi bermakmum di buritan. Yaa, dengan berbagai kisahnya. Suasana kelas yang dinamis, alhamdulillah cukup lapang meski proporsi kelas yang pincang dibanding jumlah mahasiswanya yang agak berlebihan. Terbentang calon-calon dokter masa depan saling belajar, membaca referensi, berdiskusi dan merajut mimpi mereka. Merekalah kawan-kawanku. Ladang dakwahku.
Meski tak kunjung sampai harapku bertekad. Karna hidayah itu terasa begitu jauh busur panahnya. Menggariskan buai terpancang di kaki dunia, hingga peraduan ini menjejal nyawa. Hidup di tengah kemajemukan sejak dini hingga penutup usia terindah hanya sampai di dunia. Semoga masa menjalin ukhuwah itu kan tiba. Semoga.

Dan memoriku berputar selangkah yang lalu. Laluu sekali. Tentang sebuah jalan yang enggan menepikan batu sandungan di setiap langkah pejalannya. Tentang sebuah pesan.
"Ikhwah, apa yang paling kalian ingat tentang Nabi yusuf as?"
"kemantapan hatinya menahan hawa nafsu"
"tentang nabi Ibrahim as?"
"saat diperintah menyembelih anak yang sudah puluhan tahun diidamkannya"
"Abu bakar as-shiddiq?
"menggantikan Rasullullah tidur saat akan dibunuh orang-orang kafir"
"Jikalau bilal?"
"ditimpa batu saat memperjuangkan dienNya"
"Rasulullah?"
"perjuangan & penderitaannya memperjuangkan Islam!!!"
"Lalu? apa yang kau ingat tentang dirimu?"
"............."
"...ikhwah..
menjadi bernilai! seseorang karna jerih payahnya...
bukan seberapa mudah dia melaluinya..."

Ingatlah batu sandungan itu ikhwah. Tiap lekuk kasarnya menyimpan satu cerita. Tiap kerikilnya membuihkan rasa cintamu. Tentang sebentuk perhatian dari seorang kawan, tentang perjuangan. Kala papah bahumu mengulurkan kasihnya. Dan berlari. Menjemput cita yang sudah selangkah hasta terjemput sudah.

Dengan penuh haru masih saja kuingat salam itu..
"Assalaamu'alaikum
Pak RT!!"

"Semua...!!! " semangat yang tersempal ke sudut jiwa.

Dan..
Sampai pada giliranku mendebat masa
Ternyata jalannya sungguh panjang
Antah singgasananya tiada berkilau dikata orang
namun tertegun jua mata ini memandang.
Menantikan..
kala hidayah itu tiba....


Bismillah...


















terinspirasi karna 'salam' seorang kawan..
mungkin tidak seberapa menghibur, afwan..
selesai 8 april 2010 pukul 17.53 WITA di sela-sela NM FULDFK..
di warnet penuh kenangan; "sekat kayunya baru di cat, warnanya putih^^"
Alhamdulillah!

 
Unknown
12/07/2013

Aku mencintaiMu



Yaa Rabb,

Yaa Rabbul Izzati,
senyap mendahaga jiwa yang kering ini..
...
Telah jatuh jua sebulir air mata..
Air mata yang akhirnya mengalir lembut..
Selembut air mata ibunda Khadijah..
Yaa Rabb, inilah air mata yang tak bisa kering,
Meski kuseka sekuat daya..

Aku mencintaiMu Yaa Rabb - dalam penghambaan abadi,
Ingatkah Engkau akan hambaMu yang berlumpur dosa ini?
Kau angkat aku dari kehinaan..
Dengan menjadikanku seorang Muslim..

Subhanallah sungguh kumencintaiMu,
mencintaiMu bukan agar aku bahagia,
namun semata,
tak bisa diriku mencintai yang lain..
Sebesar diriku mencintaiMu..

Yaa Rabb,
Aku terlipur hanya dengan menyebut namaMu
Karenanya aku teringat,
Teringat 4 tempat yang menjadi tempat kenanganku bersamaMu
Alam rahim, tempat pertama kali kuucap syahadah
Alam dunia, tempat ku mencari keridhaanMu
Alam kubur nanti, tempat saat penantianku bertemu denganMu
dan Alam akhirat, saat ku tunjukkan bakti amalku padaMu

Yaa Rabbul Izzati,
Aku mencintaiMu
Karenanya, hal yang Kau sukai kini menjadi kesukaanku

Aku mencintaiMu Yaa Rabb..
sepertiga malam ini - kutitipkan sebuah surat cinta untukMu,
Sungguh ku menyayangiMu,
Bukan karena dunia yang Kau ciptakan untukku..
Bukan karena ciptaanMu..
Bukan,
Namun siapakah aku Ya Rabb saat berhadapan denganMu..

MencintaiMu adalah kebahagiaan..
Yaa Rabb,
Aku bersujud di kaki langitMu..
Jangan Kau tolak aku Ya Rabb! Jangan!

Sebab khilaf yang mengkafirkanku..
Dengan melanggar syari’atMu..
Sungguh, ku mencintaiMu

Ya Rabb,
berkali-kali kutulis kata "Sungguh",

agar tiada daya bentangkan hijab yang buatku semakin jauh dariMu..

Ku berdoa Ya Rabb,



Amiin..


Diselesaikan Pukul 19.55 Wita
Denpasar, 26 Januari 2011 - kota penuh kisah
di bilik warnet pojok..
...
created by: ikhwanJAYUS
sambil merampungkan RMDN yang tak kunjung final.. untuk al akh
Unknown
12/03/2013

Perpustakaan Mini Kang Heri




  1. 1000 Kata Motivasi Ampuh – Great! Team
  2. 150 Amalan Kecil Berpahala Besar – M. Fauzi Rachman
  3. 40 Putri Terhebat, Bunda Terkuat Tethy Ezokanzo
  4. 45 Tahun Udayana, Evaluasi dan Pemikiran Para Guru Besar – Editor: D. K. Putra, dkk
  5. 5 cm – Donny Dhirgantoro
  6. 7 Keajaiban Rezeki – Ippho ‘Right’ Santosa
  7. 99 Cahaya di Langit Eropa – Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra
  8. Advanced Trauma Life Support for Doctors Eighth Edition – Ikatan Ahli Bedah Indonesia
  9. Agar Bidadari Cemburu Padamu – Salim A. Fillah
  10. Anda Bertanya Islam Menjawab Jilid 1-5 – M. Mutawalli Asy Sya’rawi
  11. Api Sejarah 1 – Ahmad Mansur Suryanegara
  12. Api Sejarah 2 – Ahmad Mansur Suryanegara
  13. Arab 24 Jam – H. Saut, MS
  14. Asuhan Persalinan Normal Edisi 2008 – DEPKES RI
  15. Ayat-Ayat Cinta – Habiburrahman El Shirazy
  16. Baarakallahu Laka Bahagianya Merayakan Cinta – Salim A. Fillah
  17. Bangkitkan Islam Bangkitkan Ilmu Pengetahuan – Laode M. Kamaluddin & A. Mujib El Shirazy
  18. Basita Parihasa – W. Simpen AB.
  19. Bismillah, Saya Mantap Menikah Wiwid Prasetyo
  20. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11 – Guyton & Hall
  21. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL Edisi Keenam – Efiaty Arsyad Soepardi, dkk
  22. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Julid I Edisi V – Editor: Aru W. Sudoyo, dkk
  23. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Julid II Edisi V – Editor: Aru W. Sudoyo, dkk
  24. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Julid III Edisi V – Editor: Aru W. Sudoyo, dkk
  25. Buku Saku PPDGJ-III – Rusdi Maslim
  26. Bunga Rampai Kedokteran Islam – Ahmad Jamaluddin, dkk (masih dipinjam)
  27. Cara Praktis Belajar Bahasa Jerman – Yan Tirtobisono
  28. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa – W. F. Maramis
  29. Clash N’ Rulla – Penerbit Anomali (masih dipinjam)
  30. Dalam Dekapan Ukhuwah – Salim A. Fillah
  31. Demokrasi Transisi Korupsi – Fahri Hamzah
  32. Diagnosis dan Penatalaksanaan PPOK – Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
  33. Diagnosis dan Pengelolaan SLE 2011 – Perhimpunan Reumatologi Indonesia
  34. Dokter “Bujang” – Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran
  35. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara – MPR RI
  36. Estinov Antologi “Mawar Tepi Jurang” – Novilia Lutfiatul Khoiriyah, dkk
  37. Exile Part II – Clash N’ Rulla (masih dipinjam)
  38. Fiqh Ibadah – Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahhab Sayyed Hawwas
  39. Gerakan Zakat Untuk Indonesia – M. Arifin Purwakananta, dkk
  40. Guideline Stroke Tahun 2011 – Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia
  41. Hematologi Klinik Ringkas – I Made Bakta
  42. Himpunan Khutbah Jum’at Satu Tahun Lengkap – Achmad Sunarto
  43. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga 2011 – Editor: M. Anwar, dkk
  44. Ilmu Kebidanan 2002 – Editor: Hanifa Wiknjosastro, dkk
  45. Ilmu Kedokteran Forensik – Kontributor: Arif Budiyanto, dkk
  46. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam – Editor: Adhi Djuanda, dkk
  47. Ilmu Penyakit Mata – Sidharta Ilyas (masih dipinjam)
  48. Jalan Cinta Para Pejuang – Salim A. Fillah
  49. Kado Cinta Untuk Wanita – Abu Salman Farhan Al-Atsari
  50. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29 – Alih Bahasa: Huriawati Hartanto, dkk
  51. Kantorku Surgaku – Nanang Mubarok
  52. Karena Itu Aku Mencintai Tuhanku – Khalid Abu Syadi
  53. Keajaiban Al-Qur’an – Anak Baik (masih dipinjam)
  54. Kehidupan Seksual Suami-Istri – Jasim Muhalhil Yasin
  55. Konsensus Penatalaksanaan Demam Tifoid 2006 – Perhimpunan Peneliti Penyakit Tropik Infeksi
  56. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia 2011 - PERKENI
  57. La Tahzan Untuk Muslimah Yang Bekerja – Bunda Najwa
  58. Majmu’atu Rasail Jilid 1 – Hasan Al-Banna
  59. Majmu’atu Rasail Jilid 2 – Hasan Al-Banna
  60. Manual Pemberantasan Penyakit Menular – James Chin
  61. Memahami Tes IQ – Dwi Sunar Prasetyono
  62. Membalut Luka Gazaa – Prita K., dkk
  63. Menyimak Kicau Merajut Makna – Salim A. Fillah
  64. Negara, Pasar dan Rakyat – Fahri Hamzah
  65. Negeri 5 Menara – A. Fuadi
  66. Neuroanatomia Medica – E. Sukardi
  67. Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan – Salim A. Fillah
  68. Oftalmologi Umum – Vaughan, dkk
  69. One Piece Seri 1 s/d 68 – Eiichiro Oda
  70. Panduan Keterampilan Klinis Dasar – Cokorda Agung Wahyu Purnamasidhi
  71. Panduan Menghadapi OSCE – Nazmul Akunjee & Muhammad Akunjee
  72. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam Edisi 2 – A. Halim Muhin
  73. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik – Abdul Mun’im Idries
  74. Pedoman Pelayanan Medis Kesehatan Anak – Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD 2011
  75. Pedoman Pengindonesiaan Bahasa Asing – Burhanuddin Ahmad
  76. Pelajaran Tajwid – Abdullah Asy’ari BA
  77. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik – Rusdi Maslim
  78. Penuntun Shalat Lengkap – M. Samsuri
  79. Perkembangan Ilmu Bioteknologi Indonesia di Universitas Udayana – I Gede Putu Wirawan, dkk
  80. Petunjuk Praktis Anestesiologi Edisi Kedua – Said A. Latief, dkk
  81. Petunjuk Praktis Terapi Insulin Pada Pasien DM 2011 – Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
  82. Rekayasa Lembaga Dakwah Kampus – Ridwansyah Yusuf Achmad
  83. Saksikan Bahwa Aku Mencintai Islam – Laode M. Kamaluddin, dkk
  84. Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim – Salim A. Fillah
  85. Selayang Pandang Akidah Ahluljannah – Alih Bahasa: Abul ‘Aliyah Shilahul Amir
  86. Semesta Berpendar – Taq Shams
  87. Sepatu Dahlan – Khrisna Pabichara
  88. Setelah Kesulitan Pasti Datang Kemudahan – Muhammad Syafi’i Masykur
  89. Target 100% Lulus UKDI – Nurfanida Librianty, dkk
  90. Terampil Berdialog Etika dan Strateginya – ‘Aidh Al-Qarni
  91. Terjemah Bulughul Maram – Ibnu Hajar Al-Asqalani
  92. The Best Life – Laode M. Kamaluddin & A. Mujib El Shirazy
  93. Tiada Hari Tanpa Do’a – H. M. Masykuri
  94. Udah Putusin Aja! – Felix Y. Siauw
  95. UKDI Ready – Hengki Ferdianto & Fikar Arsyad
  96. UKDI Update! – Triana Ayuningtyas & Karina Laviani
  97. Why? Disease, Science Comic – Alih Bahasa: Deni Supriadi
  98. Why? Robot, Science Comic – Alih Bahasa Khoirul Huda

*Berikut daftar buku-buku koleksi pilihan yang saya miliki dan buku-buku lainnya. Jika anda berminat untuk meminjam, bisa silaturrahim langsung kerumah. Terima Kasih. Budayakan Membaca. :)


"Dapat silaturrahim ke Rumah saya di Jalan Pulau Saelus II Gang Mawar No.6 (Kos-kosan Pak Heri), Banjar Kepisah, Sesetan, Densel, Denpasar (80223), bisa kontak dulu di (081916540464)"
Unknown
11/29/2013

Jujur, aku bangga


Pagi hari di depan patung ganesha. Memasuki 11 besar fakultas kedokteran terbaik se-Indonesia. Kujejaki langkahku penuh paksa mendaki jalan. Agak rikuh sambil kusunggingkan senyum sewajarnya. Inilah kali pertama kumasuki fakultas paling elegan di Udayana. Bukan bermaksud takabbur-namun bila ini disebut takabbur atau sikap yang sombong, maka sombonglah padaku saudaraku, karna sombong kepada orang sombong itu adalah sedekah, aku ikhlas. Dengan passing grade: 41.33 dan akreditasi 'A', maka jadilah ia fakultas yang cukup diminati para lulusan SMA/lainnya, melihat pada seleksi PMDK tahun 2009 saja dari 1001 pelamar hanya 110 kuota bangku kursi yang terisi-sisanya harus menelan pahit kesuksesan yang tak tepat pada waktunya. 

Maka dari itu saudaraku. BANGGA-lah!!! menjadi mahasiswa kedokteran. Bangga dengan tiada menyiakan dan terus mengasah ilmu sebabNya. bismillah






selesai 21 Juli 2010, pukul 15.00 WITA

Unknown
11/20/2013

16 Agustus 2009

Pertama

Detak sang pengantar waktu melenggang begitu disiplin. Tiada keraguan sedikitpun meniti. Berputar. Bersamanya belaian angin sayup dihempas bayu. Iringi sepoi yang tawaf tegap memuji keagungan Sang penguasa waktu. Dunia ini serasa begitu patuh. Malam ini pun terasa larut. Bintang-bintang seakan malu mengumbar pesonanya. Dibawah sorot keniscayaan bulan. Tiada lekang tasbih ini sejukkan duniaku.

Dibawah temaram lampu. Anak adam ini tertunduk malu. Hatinya menanti. Meski geraknya tak lagi serasi dengan suara hati. Di bumi ini. Bumi yang menyimpan sejuta obsesi. Dimana semilir angin dan terbenamnya sang mentari menambah riuh duniawi. Yaa, tentu saja tak pernah sepi. Dan mengantar kemerdekaan sang pecinta larut dalam malam yang semakin menjadi. Meskipun jari-jari ini masih tertatih meredam letih. Kuukir kelak namaku disini. Di pulau ini. Membahana hingga takjubkan negeri. Takkan berhenti meski tlah lapuk usia ini tuk melangkah pasti. Dibumi seribu bidadari. Tanah yang dikenal karna dewa-dewi yang silih berganti. Di tanah bali aku kembali. Kembali melepas redam dan menyampaikan kebenaran tentang kehidupan yang kini kujalani.

Anak adam tlah kembali. Tlah hidup dari matinya yang lalu. Memulai hari. Pagi ini terasa lain seperti hari yang selalu ku lalui. Ada yang berbeda saat kukerutkan kening dan kupusatkan mataku pada jam mungil yang berdiri bakti diatas TV. Pukul 03.45 WITA. Kugenggam hape yang setia temani hariku. Hape pemberian akh syaiful yang iba karna awal semester III lalu hape ana hilang. Tentunya denyut dakwah harus berderu dan komunikasi mutlak perlu. Ana lihat ada 2 sms masuk. Yang 1 instruksi koordinasi panitia Student Day. Huff, untuk perayaan hari proklamasi memang tak mematikan kreasi BEM PM UNUD untuk mengobarkan semangat kemerdekaan. Yang 1 lagi sms yang agak mengecewakan. Dari seorang akhwat, minta maaf katanya karna tadi malam lupa menghubungi ana untuk meminjamkan laptop seperti yang dijanjikannya. Hape warna krem kesayangan pun tak henyak memekik telinga tanda panggilan masuk. Akh rizqa.
“Assalamu’alaikum akh, ada apa?”
“walaikumsalam, nanti kekosku jam setengah 5 akh, kita ngambil obat di gang VII”
“oh iya!”
“syukron akh”
Masih pukul 03.47. shubuh seingat ana pukul 05.11 WITA. Tepat pukul 04.30 ana bangun. Mandi. Segera minta izin ke bapak ibu untuk pergi menyiapkan Yankes di Ibnu Batutah. Sudah seminggu ini ana bersama kawan-kawan berjibaku menyiapkan yankes pertama kami. Dengan bismillah ana langkahkan kaki.
“le, makan dulu! Ini nasinya udah ibu matengin”
“gak usah bu, belum laper!”
“gimana to wong udah diangetin”
“yumm, dibungkus aja bue biar nanti nasinya tak makan dijalan”

Bismillahi tawakkaltu alallah.
Sesaat adzan shubuh bersahut-sahutan. Ana segera mencari tempat terdekat. Gang III musholla nurul huda. Rumah Allah yang menyimpan beribu kenangan manis bersama ikhwah-ikhwah FPMI denpasar. Selesai dzikir ana langsung kekos akh rizqa, gak enak kalau terlambat janji. Sesampainya disana akh rizqa sedang sholat. Selagi menunggu, menuntaskan tilawah sedikit. Lalu ana menghubungi ukh yuli.
“assalamu’alaikum, ana mau ngambil laptopnya sekarang ukh”
“walaikumsalam…. iiyyaaa”
“wui, masih tidur shubuh-shubuh!”
“udah tadi..”
“ya udah, jazakillah”
Setelah mengambil laptop, ana dan akh rizqa langsung menuju gang VII. Tempat yang selama ini menjadi Mabes IMA. Menyiapkan obat-obatan dan mengangkutnya ke kampus untuk dibawa ke masjid ibnu batutah.
“afwan akh ana gak ikut bus”
“koq gitu?”
“bingkisan buah untuk dokternya baru selesai jam 08.00, jadi ana nyusul aja”
“oh ya udah”

Waktu menunjukkan pukul 06.15. hape memekik kembali. Nomer tak dikenal.
“assalamu’alaikum”
“walaikumsalam, akh jam berapa berangkat busnya dari kampus?”
“jam 7an insya Allah, kita kumpul jam 06.30 berangkat jam 07.00”
“haah? Kalo gitu ana nyusul naik motor aja”
“hah? Afwan, ini siapa?”
“yuni”

Beberapa sudah berkumpul. Ukh liya, JP, novi. Rizqa sedang menjemput dr.I’i. walah lama banget busnya. Kelamaan nunggu ukh liya pergi duluan sekalian menjemput dr. Sandra. Pukul 07.15 alhamdulillah busnya datang.
“heri pergi dulu, daa-daa! Ati-ati panas lho naik motor”
“iya nov, hati-hati ya semua”

“woii, koq aku ditinggal!” teriak seseorang memanggil bus yang baru melenggang pergi.
selidikku kea rah suara dibelakang.
“ya Allah kak fit!”
“wuih kamu ini her, aku dilupain”
“hehe.. aduh gimana ni akh! Lupa”
“kalo gitu aku sama kamu berangkatnya, hehe”

Tak berapa lama rizqa menelpon dan bus diinstruksikan berhenti.
“akh! Kak fit mana? Busnya berhenti di parkiran ni, tak tunggu!”
“Alhamdulillah, syukron akh”

Lambaian tangan sekali lagi menghantar kepergian kawan-kawanku menuju tanah juang ibnu batutah. Menuju ladang amal lewat dakwah profesi, semangatlah dalam hatimu saudaraku, tak perlu orang lain tahu. Biar Allah mengagumimu.

Pukul 07.30. Ana buka bungkusan nasi dari rumah dan menunggu toko buah buka pukul 08.00. Agak terlambat toko buka jam 08.17.
“maaf mas nunggu lama tadi ya” sapa perempuan muda itu, kutaksir usianya sekitar 22 tahun
“ngga juga”
Setelah mengemas bingkisan itu ana langsung menuju masjid ibnu batutah. Jarak Denpasar-Nusa dua bukanlah jarak 1-2 kilo, tapi sekitar 50 kilo meter atau sekitar 30 menit perjalanan. Sesampai di lokasi ana langsung menyambut teman-teman yang sudah memulai yankes. Ana mengambil posisi awal di anamnesis pasien, dan registrasi pasien sampai akhir mencapai 145 orang. Yankes pun berakhir. Selesai pukul 12.30 usai ana sholat dhuhur. Dalam yankes kali ini kulihat ‘dia’ wajahnya teduh. Astaghfirullah!

Panitia masjid pun memberi snack dan nasi kotak. Cukup menjemukan memang. Tapi terbayar lunas sudah dengan senyum puas teman-teman yang lain. Setelah itu ana langsung menuju denpasar mendahului yang lain. Ada diklat ekstern TBM jam 15.00!
Sampai disana anggota-anggota ana sie kesehatan sudah sampai lebih dahulu. Diklat dimulai. Ya Allah pembicaranya akh asriadi. Hehe, murobbi disini.. kejutan..kejutan^^
Mengambil waktu sebentar ana mengajak akh asriadi sholat ashar. Sekarang pukul 17.45.
“iya akh ana juga belum sholat”
“ya udah ijin bentar”
‘sholatnya dilantai atas aja akh”
“(kuanggukkan kepala)”

Subhanallah ana mengimami diatas meja. Pengalaman sholat yang mengesankan dimana ana teringat kata-kata tausyiah akh rizqa menyitir sebuah hadits.
“sesungguhnya seluruh tempat itu adalah masjid kecuali kuburan dan kamar mandi”

“akh nanti ana mau pindah, minta tolong bantu ana ya”
“oya. Nanti ana hubungi bapak”
Alhamdulillah bapak menyanggupi.
Diklat selesai pukul 18.00.
Ana segera menuju baitullah. Tepat adzan dan ana parkir sepeda motor di gang III. Musholla nurul huda. Selesai sholat sunnah. Ana berpapasan dengan pak rudy. Subhanallah, meski sudah menjadi kepala rumah tangga, tapi semangatnya memajukan dakwah di kalangan mahasiswa masih membara. Kami berdiskusi sebentar mengenai strategi dakwah wilayah denpasar. Pembicaraan yang indah, banyak nasehat dan semangat yang ana dapat.

Ana sampai dikos, istirahat sebentar. Ada sms. Dari ukh fat dan akh aydil fuldfk. Astaghfirullah. Ana mengambil nafas perlahan. Tak sepantasnya ana yang masih terbalut kefuturan dan ego ini menerima amanah yang dipercayakan. Intinya.
“assalamualaikum, gimana kabar antum?.........akh mungkin antum sudah dengar dari ukh fat………..meminta antum untuk menggantikan sementara memimpin humas FULDFK utk waktu yg tidak dapat ditentukan, gimana akh”
Ana deras beristighfar dalam hati. Ana pernah mengatakan pada diri ana. Bahwa malu seorang aktifis dakwah yang masih hijau dunia tarbiyah ini menolak sebuah amanah, meski ana rasa terlalu besar kepercayaan yang mereka berdua berikan pada ana.
“ww. Ana istikharah ya akh, 2 hari lagi ana beri jawaban” jawab ana kala itu.

Sudah jam 19.00. Ana kekos akh adi buat bantu pindahannya beliau. Begitu bapak datang kita berangkat ke gang II. Saat itu pukul 19.17. Mungkin tiada cerita lagi di mabes ikhwan FPMI ini bila satu-satunya ikhwah seperti akh asriadi pindah. Dengan ikhlas dan perasaan penuh keharuan ana beranjak mengambil apa saja yang bisa diangkut keatas mobil pick up bapak. Huff, akhirnya acara boyongan ini selesai. Selamat merasakan suasana baru akh. Ana doakan yang terbaik, semoga antum betah dikosan yang baru.. ^^

Pulang kekos ana mengerjakan tugas kembali.
“Akhi sudahkah hari ini ant tilawah ?
Sudhkah hr ini ant b’istighfar dan bertaubat ?
Sdhkah hr ini antm dzikir ma’tsurot ?
Apkh ant hr ini sholat b’jamaah?
Apkh ant sdh belajar?
Ya. Akhi jika msh ad yg blm t’tunaikan segera ya mumpung masih ad waktu…

Sender: akh puguh


Unknown
11/14/2013

Udayana Kemarin, Hari Ini, dan Tantangan Kedepan

Sampai Dimana Langkah Kita?
“Sebuah harapan yang tak pernah luntur”

Heri Wahyudi
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Udayana


Empat puluh tujuh tahun yang lalu, ketika sekelompok orang beridealisme tinggi bersepakat mendirikan Universitas Udayana, founding father yang tidak satupun pernah membayangkan seperti apa wajah lembaga ini kemudian. Hanya idealisme dan semangat tinggi yang ada, untuk berbuat sesuatu bagi kemajuan bangsa dan Negara melalui pendidikan tinggi, khususnya di Bali. Dari ranah lokal menuju kancah global.

Seperti dimaklumi, Unud pada waktu berdirinya tahun 1962 hanya memiliki tiga fakultas yaitu Fakultas Sastra (FS), Fakultas Kedokteran (FK), dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP). Fasilitas pendidikan dan staf pengajar masih sangat terbatas. Seperti misalnya FK, untuk proses belajar mengajar meminjam ruangan aula milik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah. Berkat kerja keras para pemimpin dan seluruh staf yang terkait, Unud dapat terus berkembang meningkatkan jumlah fakultas maupun program studi, sarana dan prasarana pendidikan, staf dosen dan administrasi, dan mahasiswa sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat sehingga Unud dikenal keberadaannya khususnya di kalangan perguruan tinggi di Indonesia.

Kini empat puluh tujuh tahun telah berlalu sejak Universitas Udayana menunjukkan perannya. Kini tampaknya kita merasa perlu bertanya dan merenung, apa yang telah dilakukan Universitas Udayana selama ini? Sampai dimana langkah kita selama ini ikut membangun bangsa?

Selama empat puluh tujuh tahun eksis, Universitas Udayana telah dikenal cukup luas, tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga di beberapa Negara, khususnya dimana beberapa staf pernah belajar atau melakukan penelitian bersama. Banyak lulusan telah dihasilkan, mulai jenjang D4 sampai Doktor. Ini menunjukkan dari sudut pendidikan Universitas Udayana telah menjalankan perannya dengan baik.
Secara garis besar untuk mengetahui kondisi atau posisi tawar fakultas atau program studi saat ini, salah satu tolok ukur yang bias dipakai adalah hasil akreditasi BAN PT yang merupakan penilaian eksternal, yang meliputi penilaian terhadap pelaksanaan tugas pokok Tri Dharma Perguruan Tinggi dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan yang dimiliki fakultas atau program studi. Hasil akreditasi BAN PT menunjukkan bahwa hanya beberapa program studi di lingkungan Unud yang telah mendapat nilai A. Malahan ada beberapa program studi yang mendapat nilai C. Hal ini perlu mendapat perhatian karena kondisi ini akan berdampak terhadap kesempatan mengikuti kompetisi dalam mendapatkan hibah atau bantuan yang disalurkan lewat pemerintah, yang selalu mencantumkan akreditasi minimal dari fakultas atau program studi sebagai syarat untuk dapat ikut dalam kompetisi.

Terlepas dari beberapa kekurangan yang dimiliki ada satu hal yang cukup membanggakan adalah posisi Unud di mata dunia menempati 50 besar Perguruan Tinggi dengan kategori baik. Kondisi ini perlu dipertahankan atau kalau mungkin ditingkatkan, tentunya dengan kerja keras seluruh civitas akademika Unud. Tak terlepas pula lewat pencitraan Unud yang baik di mata dunia pendidikan pastinya akan memberikan umpan positif demi memotivasi peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan tinggi di Unud. Yang kesemua cita ini akan tercapai dengan sinergisitas antar segenap civitas akademika dan fasilitas serta sistem yang berkesinambungan pada fakultas atau program studi.

TANTANGAN KEDEPAN
Menyadari akan kelemahan dan kekurangan yang masih ada, mau tidak mau Unud harus bekerja keras untuk mengatasi segala kekurangan dengan melibatkan semua komponen yang ada di lingkungan Unud. Kemajuan universitas lebih banyak bersifat koordinatif dan mencari terobosan baru terutama dalam membuka peluang bagi pengembangan fakultas dan program studi.
A. Bidang pendidikan
Dalam bidang pendidikan, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian seperti berikut ini.
1. Perpustakaan
Perpustakaan yang lengkap dan canggih merupakan sarana penunjang pendidikan yang sangat esensial yang wajib dimiliki oleh Unud. Menurut hemat kami, hal ini perlu mendapat prioritas utama. Beberapa upaya yang dapat ditempuh, seperti (a) Mengembangkan perpustakaan elektronik (electronic library) sehingga tidak banyak memerlukan copy textbook. (b) Menata kembali perpustakaan yang sudah ada baik di kampus Bukit maupun Denpasar. (c) Mengalokasikan dana secara bertahap dari pos anggaran yang tersedia (namun tetap merupakan skala prioritas). (d) Mengupayakan dana dari para donator.
Perpustakaan di masing-masing fakultas tetap untuk dikembangkan sesuai dengan kemampuan masing-masing dalam upaya meningkatkan suasana atmosfer akademik.
2. Kurikulum
Unud hendaknya lebih memperhatikan fakultas dan program studi yang belum melaksanakan KBK serta proses pembelajaran yang berorientasi ke mahasiswa (student oriented) dan belajar mandiri (independent learning) dengan mengintensifkan bimbingan secara sinambung agar mereka termotivasi secara internal untuk mulai merancang perubahan kurikulum kearah ini. Tentunya dilakukan secara bertahap dimulai dari fakultas yang memiliki SDM serta sarana dan prasarana pendidikan yang memadai untuk pelaksanaan kurikulum ini.
3. Akreditasi
Program studi dengan akreditasi C perlu mendapat perhatian khusus. Tidak tertutup kemungkinan rendahnya nilai akreditasi disebabkan oleh kurang lengkapnya laporan yang meliputi follow up dan evaluasi diri. Beberapa hal yang mungkin dapat dilaksanakan adalah mewajibkan semua fakultas atau program studi untuk membuat laporan evaluasi diri setiap tahun yang sangat diperlukan dalam menyusun program kerja dan proposal untuk kompetisi hibah penelitian.

B. Bidang penelitian
Kita juga telah mencatat banyak hasil penelitian dan paten. Beberapa penelitian bahkan berskala internasional. Kita tlah memiliki sejumlah doktor dan profesor, gelar dan jabatan akademik yang kerap dijadikan acuan banyak pihak untk menilai kualitas sebuah perguruan tinggi. Demikian juga dalam bidang pengabdian masyarakat, banyak yang telah kita lakukan bagi masyarakat. Beberapa alumni Universitas Udayana telah menunjukkan prestasinya di tingkat nasional, bahkan internasional. Berbagai langkah telah dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu dan jumlah proposal penelitian, seperti pelatihan dan lokakarya penulisan dan pembuatan proposal. Yang perlu dipikirkan ke depan adalah (a) Menumbuhkan motivasi civitas akademika agar bergairah untuk meneliti. Mungkin salah satu hal yang dapat dilakukan adalah pemberian penghargaan, baik dalam bentuk perhatian atau financial, yang selama ini telah dilaksanakan perlu ditingkatkan khususnya kepada mereka yang berhasil mendapat hibah penelitian dan hak paten. (b) Semua staf dosen didorong untuk mengikuti pendidikan S2/S3 dan hasil penelitiannya diwajibkanuntuk dipublikasikan di jurnal terakreditasi. Bagi fakultas yang telah mapan disarankan untuk menyiapkan dana untuk mensubsidi mereka yang mau mengikuti pendidikan S2/S3. (c) Diupayakan agar semua majalah ilmiah yang ada dapat terakreditasi dan statusnya ditingkatkan.

C. Bidang pengabdian masyarakat
Beberapa hal yang masih perlu dilakukan, diantaranya (a) Koordinasi antara fakultas dan program studi perlu ditingkatkan. Sebaiknya LPM secara rutin turun langsung ke fakultas aau program studi (tidak hanya dalam bentuk himbauan lewat surat) untuk mendata kegiatan pengabdian sehingga semua kegiatan terdaftar di LPM. (b) Meningkatkan bimbingan dalam penyusunan proposal terutama dalam upaya meningkatkan dana penelitian yang lebih besar.

D. Bidang kerjasama
Perlu dioptimalkan kerjasama yang telah ada bila mungkin terus diperluas dengan institusi atau instansi terkait di dalam maupun luar negeri.

E. Bidang informasi dan teknologi
Sarana IT yang telah ada perlu terus dikembangkan. Website Unud sebagai sarana publikasi Unud perlu disempurnakan. Dalam hal ini, mungkin semua fakultas diwajibkan untuk melaporkan semua kegiatannya untuk dapat diinformasikan lewat Unud. Ke depan, komunikasi antara kampus Denpasar dan Bukit dapat dilakukan melalui jaringan ini.

F. Bidang monitoring dan evaluasi
Tanpa monitoring dan evaluasi yang baik kita tidak akan mendapat gambaran yang jelas mengenai keberhasilan atau kegagalan dari program kerja yang telah dilaksanakan. Dengan demikian tim monev, baik di tingkat universitas maupun fakultas, perlu dioptimalkan fungsinya. Pimpinan wajib mendapat laporan secara rutin mengenai kemajuan maupun kekurangan yang berkaitan dengan pelaksanaan program.

Tentunya dalam menyusun suatu rencana strategi kedepan dan melakukan kontemplasi seperti itu, kita tidak hanya terpaku pada angka di atas kertas, yang bercerita tentang seberapa banyak kita telah punya atau hasilkan. Kita pun diajarkan tentang idealisme dalam teori antikemapanan, meski tentu saja mengetahui capaian dalam angka bukan tidak penting, bahkan mutlak harus. Tetapi kalau kita hanya terpaku pada sekedar angka untuk mengukur keberhasilan, tampaknya terlalu dangkal dan acapkali membuat kita merasa sudah berhasil. Bentuk kepuasan yang rendah dan enggan melakukan komparasi mengikuti perkembangan malah akan meruntuhkan kemajuan yang sudah ada dan mengkhianati semangat founding fathers yang dulu mendirikan Unud ini.

Tetapi sekali saja apakah Universitas Udayana boleh berpuas diri dan merasa telah berprestasi tinggi dalam ranah perguruan tinggi di dalam dan luar negeri? Saya kira kita akan sepakat menjawab “belum, dan masih jauh”.



Selesai hari selasa, 18 November 2009
pukul 02.39 WITA di kost penuh kenangan
ikhwanJAYUS
Unknown

Entri Populer

Blog Teman

Komentar Kita