| sebuah blog sederhana |

.
)|( Dimana Inspirasi semua Bermula )|( Faidza Azzamta Fatawakkal Alallah )|( Al Wajaba Aktsaru Minal Auqaat )|( As Shabru Fii Awwali Shadam )|(

Total Pengunjung

11/29/2013

Jujur, aku bangga


Pagi hari di depan patung ganesha. Memasuki 11 besar fakultas kedokteran terbaik se-Indonesia. Kujejaki langkahku penuh paksa mendaki jalan. Agak rikuh sambil kusunggingkan senyum sewajarnya. Inilah kali pertama kumasuki fakultas paling elegan di Udayana. Bukan bermaksud takabbur-namun bila ini disebut takabbur atau sikap yang sombong, maka sombonglah padaku saudaraku, karna sombong kepada orang sombong itu adalah sedekah, aku ikhlas. Dengan passing grade: 41.33 dan akreditasi 'A', maka jadilah ia fakultas yang cukup diminati para lulusan SMA/lainnya, melihat pada seleksi PMDK tahun 2009 saja dari 1001 pelamar hanya 110 kuota bangku kursi yang terisi-sisanya harus menelan pahit kesuksesan yang tak tepat pada waktunya. 

Maka dari itu saudaraku. BANGGA-lah!!! menjadi mahasiswa kedokteran. Bangga dengan tiada menyiakan dan terus mengasah ilmu sebabNya. bismillah






selesai 21 Juli 2010, pukul 15.00 WITA

Unknown
11/20/2013

16 Agustus 2009

Pertama

Detak sang pengantar waktu melenggang begitu disiplin. Tiada keraguan sedikitpun meniti. Berputar. Bersamanya belaian angin sayup dihempas bayu. Iringi sepoi yang tawaf tegap memuji keagungan Sang penguasa waktu. Dunia ini serasa begitu patuh. Malam ini pun terasa larut. Bintang-bintang seakan malu mengumbar pesonanya. Dibawah sorot keniscayaan bulan. Tiada lekang tasbih ini sejukkan duniaku.

Dibawah temaram lampu. Anak adam ini tertunduk malu. Hatinya menanti. Meski geraknya tak lagi serasi dengan suara hati. Di bumi ini. Bumi yang menyimpan sejuta obsesi. Dimana semilir angin dan terbenamnya sang mentari menambah riuh duniawi. Yaa, tentu saja tak pernah sepi. Dan mengantar kemerdekaan sang pecinta larut dalam malam yang semakin menjadi. Meskipun jari-jari ini masih tertatih meredam letih. Kuukir kelak namaku disini. Di pulau ini. Membahana hingga takjubkan negeri. Takkan berhenti meski tlah lapuk usia ini tuk melangkah pasti. Dibumi seribu bidadari. Tanah yang dikenal karna dewa-dewi yang silih berganti. Di tanah bali aku kembali. Kembali melepas redam dan menyampaikan kebenaran tentang kehidupan yang kini kujalani.

Anak adam tlah kembali. Tlah hidup dari matinya yang lalu. Memulai hari. Pagi ini terasa lain seperti hari yang selalu ku lalui. Ada yang berbeda saat kukerutkan kening dan kupusatkan mataku pada jam mungil yang berdiri bakti diatas TV. Pukul 03.45 WITA. Kugenggam hape yang setia temani hariku. Hape pemberian akh syaiful yang iba karna awal semester III lalu hape ana hilang. Tentunya denyut dakwah harus berderu dan komunikasi mutlak perlu. Ana lihat ada 2 sms masuk. Yang 1 instruksi koordinasi panitia Student Day. Huff, untuk perayaan hari proklamasi memang tak mematikan kreasi BEM PM UNUD untuk mengobarkan semangat kemerdekaan. Yang 1 lagi sms yang agak mengecewakan. Dari seorang akhwat, minta maaf katanya karna tadi malam lupa menghubungi ana untuk meminjamkan laptop seperti yang dijanjikannya. Hape warna krem kesayangan pun tak henyak memekik telinga tanda panggilan masuk. Akh rizqa.
“Assalamu’alaikum akh, ada apa?”
“walaikumsalam, nanti kekosku jam setengah 5 akh, kita ngambil obat di gang VII”
“oh iya!”
“syukron akh”
Masih pukul 03.47. shubuh seingat ana pukul 05.11 WITA. Tepat pukul 04.30 ana bangun. Mandi. Segera minta izin ke bapak ibu untuk pergi menyiapkan Yankes di Ibnu Batutah. Sudah seminggu ini ana bersama kawan-kawan berjibaku menyiapkan yankes pertama kami. Dengan bismillah ana langkahkan kaki.
“le, makan dulu! Ini nasinya udah ibu matengin”
“gak usah bu, belum laper!”
“gimana to wong udah diangetin”
“yumm, dibungkus aja bue biar nanti nasinya tak makan dijalan”

Bismillahi tawakkaltu alallah.
Sesaat adzan shubuh bersahut-sahutan. Ana segera mencari tempat terdekat. Gang III musholla nurul huda. Rumah Allah yang menyimpan beribu kenangan manis bersama ikhwah-ikhwah FPMI denpasar. Selesai dzikir ana langsung kekos akh rizqa, gak enak kalau terlambat janji. Sesampainya disana akh rizqa sedang sholat. Selagi menunggu, menuntaskan tilawah sedikit. Lalu ana menghubungi ukh yuli.
“assalamu’alaikum, ana mau ngambil laptopnya sekarang ukh”
“walaikumsalam…. iiyyaaa”
“wui, masih tidur shubuh-shubuh!”
“udah tadi..”
“ya udah, jazakillah”
Setelah mengambil laptop, ana dan akh rizqa langsung menuju gang VII. Tempat yang selama ini menjadi Mabes IMA. Menyiapkan obat-obatan dan mengangkutnya ke kampus untuk dibawa ke masjid ibnu batutah.
“afwan akh ana gak ikut bus”
“koq gitu?”
“bingkisan buah untuk dokternya baru selesai jam 08.00, jadi ana nyusul aja”
“oh ya udah”

Waktu menunjukkan pukul 06.15. hape memekik kembali. Nomer tak dikenal.
“assalamu’alaikum”
“walaikumsalam, akh jam berapa berangkat busnya dari kampus?”
“jam 7an insya Allah, kita kumpul jam 06.30 berangkat jam 07.00”
“haah? Kalo gitu ana nyusul naik motor aja”
“hah? Afwan, ini siapa?”
“yuni”

Beberapa sudah berkumpul. Ukh liya, JP, novi. Rizqa sedang menjemput dr.I’i. walah lama banget busnya. Kelamaan nunggu ukh liya pergi duluan sekalian menjemput dr. Sandra. Pukul 07.15 alhamdulillah busnya datang.
“heri pergi dulu, daa-daa! Ati-ati panas lho naik motor”
“iya nov, hati-hati ya semua”

“woii, koq aku ditinggal!” teriak seseorang memanggil bus yang baru melenggang pergi.
selidikku kea rah suara dibelakang.
“ya Allah kak fit!”
“wuih kamu ini her, aku dilupain”
“hehe.. aduh gimana ni akh! Lupa”
“kalo gitu aku sama kamu berangkatnya, hehe”

Tak berapa lama rizqa menelpon dan bus diinstruksikan berhenti.
“akh! Kak fit mana? Busnya berhenti di parkiran ni, tak tunggu!”
“Alhamdulillah, syukron akh”

Lambaian tangan sekali lagi menghantar kepergian kawan-kawanku menuju tanah juang ibnu batutah. Menuju ladang amal lewat dakwah profesi, semangatlah dalam hatimu saudaraku, tak perlu orang lain tahu. Biar Allah mengagumimu.

Pukul 07.30. Ana buka bungkusan nasi dari rumah dan menunggu toko buah buka pukul 08.00. Agak terlambat toko buka jam 08.17.
“maaf mas nunggu lama tadi ya” sapa perempuan muda itu, kutaksir usianya sekitar 22 tahun
“ngga juga”
Setelah mengemas bingkisan itu ana langsung menuju masjid ibnu batutah. Jarak Denpasar-Nusa dua bukanlah jarak 1-2 kilo, tapi sekitar 50 kilo meter atau sekitar 30 menit perjalanan. Sesampai di lokasi ana langsung menyambut teman-teman yang sudah memulai yankes. Ana mengambil posisi awal di anamnesis pasien, dan registrasi pasien sampai akhir mencapai 145 orang. Yankes pun berakhir. Selesai pukul 12.30 usai ana sholat dhuhur. Dalam yankes kali ini kulihat ‘dia’ wajahnya teduh. Astaghfirullah!

Panitia masjid pun memberi snack dan nasi kotak. Cukup menjemukan memang. Tapi terbayar lunas sudah dengan senyum puas teman-teman yang lain. Setelah itu ana langsung menuju denpasar mendahului yang lain. Ada diklat ekstern TBM jam 15.00!
Sampai disana anggota-anggota ana sie kesehatan sudah sampai lebih dahulu. Diklat dimulai. Ya Allah pembicaranya akh asriadi. Hehe, murobbi disini.. kejutan..kejutan^^
Mengambil waktu sebentar ana mengajak akh asriadi sholat ashar. Sekarang pukul 17.45.
“iya akh ana juga belum sholat”
“ya udah ijin bentar”
‘sholatnya dilantai atas aja akh”
“(kuanggukkan kepala)”

Subhanallah ana mengimami diatas meja. Pengalaman sholat yang mengesankan dimana ana teringat kata-kata tausyiah akh rizqa menyitir sebuah hadits.
“sesungguhnya seluruh tempat itu adalah masjid kecuali kuburan dan kamar mandi”

“akh nanti ana mau pindah, minta tolong bantu ana ya”
“oya. Nanti ana hubungi bapak”
Alhamdulillah bapak menyanggupi.
Diklat selesai pukul 18.00.
Ana segera menuju baitullah. Tepat adzan dan ana parkir sepeda motor di gang III. Musholla nurul huda. Selesai sholat sunnah. Ana berpapasan dengan pak rudy. Subhanallah, meski sudah menjadi kepala rumah tangga, tapi semangatnya memajukan dakwah di kalangan mahasiswa masih membara. Kami berdiskusi sebentar mengenai strategi dakwah wilayah denpasar. Pembicaraan yang indah, banyak nasehat dan semangat yang ana dapat.

Ana sampai dikos, istirahat sebentar. Ada sms. Dari ukh fat dan akh aydil fuldfk. Astaghfirullah. Ana mengambil nafas perlahan. Tak sepantasnya ana yang masih terbalut kefuturan dan ego ini menerima amanah yang dipercayakan. Intinya.
“assalamualaikum, gimana kabar antum?.........akh mungkin antum sudah dengar dari ukh fat………..meminta antum untuk menggantikan sementara memimpin humas FULDFK utk waktu yg tidak dapat ditentukan, gimana akh”
Ana deras beristighfar dalam hati. Ana pernah mengatakan pada diri ana. Bahwa malu seorang aktifis dakwah yang masih hijau dunia tarbiyah ini menolak sebuah amanah, meski ana rasa terlalu besar kepercayaan yang mereka berdua berikan pada ana.
“ww. Ana istikharah ya akh, 2 hari lagi ana beri jawaban” jawab ana kala itu.

Sudah jam 19.00. Ana kekos akh adi buat bantu pindahannya beliau. Begitu bapak datang kita berangkat ke gang II. Saat itu pukul 19.17. Mungkin tiada cerita lagi di mabes ikhwan FPMI ini bila satu-satunya ikhwah seperti akh asriadi pindah. Dengan ikhlas dan perasaan penuh keharuan ana beranjak mengambil apa saja yang bisa diangkut keatas mobil pick up bapak. Huff, akhirnya acara boyongan ini selesai. Selamat merasakan suasana baru akh. Ana doakan yang terbaik, semoga antum betah dikosan yang baru.. ^^

Pulang kekos ana mengerjakan tugas kembali.
“Akhi sudahkah hari ini ant tilawah ?
Sudhkah hr ini ant b’istighfar dan bertaubat ?
Sdhkah hr ini antm dzikir ma’tsurot ?
Apkh ant hr ini sholat b’jamaah?
Apkh ant sdh belajar?
Ya. Akhi jika msh ad yg blm t’tunaikan segera ya mumpung masih ad waktu…

Sender: akh puguh


Unknown
11/14/2013

Udayana Kemarin, Hari Ini, dan Tantangan Kedepan

Sampai Dimana Langkah Kita?
“Sebuah harapan yang tak pernah luntur”

Heri Wahyudi
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Udayana


Empat puluh tujuh tahun yang lalu, ketika sekelompok orang beridealisme tinggi bersepakat mendirikan Universitas Udayana, founding father yang tidak satupun pernah membayangkan seperti apa wajah lembaga ini kemudian. Hanya idealisme dan semangat tinggi yang ada, untuk berbuat sesuatu bagi kemajuan bangsa dan Negara melalui pendidikan tinggi, khususnya di Bali. Dari ranah lokal menuju kancah global.

Seperti dimaklumi, Unud pada waktu berdirinya tahun 1962 hanya memiliki tiga fakultas yaitu Fakultas Sastra (FS), Fakultas Kedokteran (FK), dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP). Fasilitas pendidikan dan staf pengajar masih sangat terbatas. Seperti misalnya FK, untuk proses belajar mengajar meminjam ruangan aula milik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah. Berkat kerja keras para pemimpin dan seluruh staf yang terkait, Unud dapat terus berkembang meningkatkan jumlah fakultas maupun program studi, sarana dan prasarana pendidikan, staf dosen dan administrasi, dan mahasiswa sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat sehingga Unud dikenal keberadaannya khususnya di kalangan perguruan tinggi di Indonesia.

Kini empat puluh tujuh tahun telah berlalu sejak Universitas Udayana menunjukkan perannya. Kini tampaknya kita merasa perlu bertanya dan merenung, apa yang telah dilakukan Universitas Udayana selama ini? Sampai dimana langkah kita selama ini ikut membangun bangsa?

Selama empat puluh tujuh tahun eksis, Universitas Udayana telah dikenal cukup luas, tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga di beberapa Negara, khususnya dimana beberapa staf pernah belajar atau melakukan penelitian bersama. Banyak lulusan telah dihasilkan, mulai jenjang D4 sampai Doktor. Ini menunjukkan dari sudut pendidikan Universitas Udayana telah menjalankan perannya dengan baik.
Secara garis besar untuk mengetahui kondisi atau posisi tawar fakultas atau program studi saat ini, salah satu tolok ukur yang bias dipakai adalah hasil akreditasi BAN PT yang merupakan penilaian eksternal, yang meliputi penilaian terhadap pelaksanaan tugas pokok Tri Dharma Perguruan Tinggi dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan yang dimiliki fakultas atau program studi. Hasil akreditasi BAN PT menunjukkan bahwa hanya beberapa program studi di lingkungan Unud yang telah mendapat nilai A. Malahan ada beberapa program studi yang mendapat nilai C. Hal ini perlu mendapat perhatian karena kondisi ini akan berdampak terhadap kesempatan mengikuti kompetisi dalam mendapatkan hibah atau bantuan yang disalurkan lewat pemerintah, yang selalu mencantumkan akreditasi minimal dari fakultas atau program studi sebagai syarat untuk dapat ikut dalam kompetisi.

Terlepas dari beberapa kekurangan yang dimiliki ada satu hal yang cukup membanggakan adalah posisi Unud di mata dunia menempati 50 besar Perguruan Tinggi dengan kategori baik. Kondisi ini perlu dipertahankan atau kalau mungkin ditingkatkan, tentunya dengan kerja keras seluruh civitas akademika Unud. Tak terlepas pula lewat pencitraan Unud yang baik di mata dunia pendidikan pastinya akan memberikan umpan positif demi memotivasi peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan tinggi di Unud. Yang kesemua cita ini akan tercapai dengan sinergisitas antar segenap civitas akademika dan fasilitas serta sistem yang berkesinambungan pada fakultas atau program studi.

TANTANGAN KEDEPAN
Menyadari akan kelemahan dan kekurangan yang masih ada, mau tidak mau Unud harus bekerja keras untuk mengatasi segala kekurangan dengan melibatkan semua komponen yang ada di lingkungan Unud. Kemajuan universitas lebih banyak bersifat koordinatif dan mencari terobosan baru terutama dalam membuka peluang bagi pengembangan fakultas dan program studi.
A. Bidang pendidikan
Dalam bidang pendidikan, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian seperti berikut ini.
1. Perpustakaan
Perpustakaan yang lengkap dan canggih merupakan sarana penunjang pendidikan yang sangat esensial yang wajib dimiliki oleh Unud. Menurut hemat kami, hal ini perlu mendapat prioritas utama. Beberapa upaya yang dapat ditempuh, seperti (a) Mengembangkan perpustakaan elektronik (electronic library) sehingga tidak banyak memerlukan copy textbook. (b) Menata kembali perpustakaan yang sudah ada baik di kampus Bukit maupun Denpasar. (c) Mengalokasikan dana secara bertahap dari pos anggaran yang tersedia (namun tetap merupakan skala prioritas). (d) Mengupayakan dana dari para donator.
Perpustakaan di masing-masing fakultas tetap untuk dikembangkan sesuai dengan kemampuan masing-masing dalam upaya meningkatkan suasana atmosfer akademik.
2. Kurikulum
Unud hendaknya lebih memperhatikan fakultas dan program studi yang belum melaksanakan KBK serta proses pembelajaran yang berorientasi ke mahasiswa (student oriented) dan belajar mandiri (independent learning) dengan mengintensifkan bimbingan secara sinambung agar mereka termotivasi secara internal untuk mulai merancang perubahan kurikulum kearah ini. Tentunya dilakukan secara bertahap dimulai dari fakultas yang memiliki SDM serta sarana dan prasarana pendidikan yang memadai untuk pelaksanaan kurikulum ini.
3. Akreditasi
Program studi dengan akreditasi C perlu mendapat perhatian khusus. Tidak tertutup kemungkinan rendahnya nilai akreditasi disebabkan oleh kurang lengkapnya laporan yang meliputi follow up dan evaluasi diri. Beberapa hal yang mungkin dapat dilaksanakan adalah mewajibkan semua fakultas atau program studi untuk membuat laporan evaluasi diri setiap tahun yang sangat diperlukan dalam menyusun program kerja dan proposal untuk kompetisi hibah penelitian.

B. Bidang penelitian
Kita juga telah mencatat banyak hasil penelitian dan paten. Beberapa penelitian bahkan berskala internasional. Kita tlah memiliki sejumlah doktor dan profesor, gelar dan jabatan akademik yang kerap dijadikan acuan banyak pihak untk menilai kualitas sebuah perguruan tinggi. Demikian juga dalam bidang pengabdian masyarakat, banyak yang telah kita lakukan bagi masyarakat. Beberapa alumni Universitas Udayana telah menunjukkan prestasinya di tingkat nasional, bahkan internasional. Berbagai langkah telah dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu dan jumlah proposal penelitian, seperti pelatihan dan lokakarya penulisan dan pembuatan proposal. Yang perlu dipikirkan ke depan adalah (a) Menumbuhkan motivasi civitas akademika agar bergairah untuk meneliti. Mungkin salah satu hal yang dapat dilakukan adalah pemberian penghargaan, baik dalam bentuk perhatian atau financial, yang selama ini telah dilaksanakan perlu ditingkatkan khususnya kepada mereka yang berhasil mendapat hibah penelitian dan hak paten. (b) Semua staf dosen didorong untuk mengikuti pendidikan S2/S3 dan hasil penelitiannya diwajibkanuntuk dipublikasikan di jurnal terakreditasi. Bagi fakultas yang telah mapan disarankan untuk menyiapkan dana untuk mensubsidi mereka yang mau mengikuti pendidikan S2/S3. (c) Diupayakan agar semua majalah ilmiah yang ada dapat terakreditasi dan statusnya ditingkatkan.

C. Bidang pengabdian masyarakat
Beberapa hal yang masih perlu dilakukan, diantaranya (a) Koordinasi antara fakultas dan program studi perlu ditingkatkan. Sebaiknya LPM secara rutin turun langsung ke fakultas aau program studi (tidak hanya dalam bentuk himbauan lewat surat) untuk mendata kegiatan pengabdian sehingga semua kegiatan terdaftar di LPM. (b) Meningkatkan bimbingan dalam penyusunan proposal terutama dalam upaya meningkatkan dana penelitian yang lebih besar.

D. Bidang kerjasama
Perlu dioptimalkan kerjasama yang telah ada bila mungkin terus diperluas dengan institusi atau instansi terkait di dalam maupun luar negeri.

E. Bidang informasi dan teknologi
Sarana IT yang telah ada perlu terus dikembangkan. Website Unud sebagai sarana publikasi Unud perlu disempurnakan. Dalam hal ini, mungkin semua fakultas diwajibkan untuk melaporkan semua kegiatannya untuk dapat diinformasikan lewat Unud. Ke depan, komunikasi antara kampus Denpasar dan Bukit dapat dilakukan melalui jaringan ini.

F. Bidang monitoring dan evaluasi
Tanpa monitoring dan evaluasi yang baik kita tidak akan mendapat gambaran yang jelas mengenai keberhasilan atau kegagalan dari program kerja yang telah dilaksanakan. Dengan demikian tim monev, baik di tingkat universitas maupun fakultas, perlu dioptimalkan fungsinya. Pimpinan wajib mendapat laporan secara rutin mengenai kemajuan maupun kekurangan yang berkaitan dengan pelaksanaan program.

Tentunya dalam menyusun suatu rencana strategi kedepan dan melakukan kontemplasi seperti itu, kita tidak hanya terpaku pada angka di atas kertas, yang bercerita tentang seberapa banyak kita telah punya atau hasilkan. Kita pun diajarkan tentang idealisme dalam teori antikemapanan, meski tentu saja mengetahui capaian dalam angka bukan tidak penting, bahkan mutlak harus. Tetapi kalau kita hanya terpaku pada sekedar angka untuk mengukur keberhasilan, tampaknya terlalu dangkal dan acapkali membuat kita merasa sudah berhasil. Bentuk kepuasan yang rendah dan enggan melakukan komparasi mengikuti perkembangan malah akan meruntuhkan kemajuan yang sudah ada dan mengkhianati semangat founding fathers yang dulu mendirikan Unud ini.

Tetapi sekali saja apakah Universitas Udayana boleh berpuas diri dan merasa telah berprestasi tinggi dalam ranah perguruan tinggi di dalam dan luar negeri? Saya kira kita akan sepakat menjawab “belum, dan masih jauh”.



Selesai hari selasa, 18 November 2009
pukul 02.39 WITA di kost penuh kenangan
ikhwanJAYUS
Unknown

Entri Populer

Blog Teman

Komentar Kita