| sebuah blog sederhana |

.
)|( Dimana Inspirasi semua Bermula )|( Faidza Azzamta Fatawakkal Alallah )|( Al Wajaba Aktsaru Minal Auqaat )|( As Shabru Fii Awwali Shadam )|(

Total Pengunjung

Hanya Ingin Menulis

Si pemalas, yg sekali lagi berpikir keras tentang hari ini. Yaa, tepatnya hari itu, kan teringat slalu. Dalam setiap kurasakan ada berat dan henti langkahku menapak jauh. Saat hanya ada aku dan Rabbku yg terkasih tiada tempat menabur cinta selain daripadaNya. Kulewati jalanan sepi tak berpenghuni, hanya ada ilalang yg bernafas lembut dan capung yg terbang tanda terbitnya naluri menyelamatkan diri. Kumasuki tempat yg temaniku 2 tahun ini. Dibalik pintu kayu berwarna biru. Inginku mengaku rindu padaNya. Kuhempaskan tas cangklongku - kawan yg temani langkah-langkah kecil ini. Penantianku dalam malam-malam merengkuh nikmatNya dalam kosan. Bersama Kekasihku.

Mulai kubuka lembaran baru yg sesungguhnya ingin sekali mengusang tanda tiada pernah ingin dibuka kembali. Kala kisah sang penggerutu sejati terpikir dalam benak yg berbeda. Hatiku menepi sejenak. Seakan tak mau mengingat lagi hal ihwal beban masalahku tadi. Langkah berderap, agak gontai namun mulai merangkak pasti dan pergi menuju oase yg tak pernah kering. Kucurahkan cinta menyejukkan telinga. mengaliri sudut-sudut kejenuhan ini. Subhanallah. Maha suci Allah. ingin mengasma yg Maha Suci sejenak. Serasa terlupa sudah segala kesah. Enggan menguntai cerita lama. Enggan kuingat. Apa sebabnya kepasrahanku hari ini. Saat-saat ramainya aktifitas. Terpikir dalam hati terdalam. Apa yg kucari sebenarnya dalam hidup ini? Menjadi seorang da'i yg biasa? Menjadi dokter yg biasa? ataukah menjadi pengusaha yg biasa? Ternyata memang, tak ada yg sempurna dan pasti selain Allah itu sendiri. Usai bersuci dan tak ingin rugi dengan menghapus air yg mengalir di muka. Karna inilah tanda masih didoakannya padaku nikmat syukur oleh malaikat kepadaNya. Kubuka lembaran-lembaran buku disudut meja. Kubaca perlahan. Kuliah semakin memadat saja isinya, tak jarang bolak-balik ngeprint. Membaca jurnal, jurnal, dan jurnal yg gak ada translate-annya. Syuro' lagi. Arrgghh! Mengajar sampai larut malam. huff, "ami, ami, ngajinya nanti aja, kita main tebak-tebakan dulu."

Sadar.
Inilah saat-saat genting kefuturan melanda.
Dan tiada tempat mengeluh kesah.

Bismillah.
Inginku tenang. Al-Fatihah pertama yg berbisik lembut menyejukkan telinga. Dalam penghambaan yg penuh. Harapku tegak berdiri dan tak goyah di sepertiga malam terakhir. Allaahu akbar. Ikrar tak berbanding yg kuatkan qulb dan ruhiyahku. Takbir dalam alunan nasyid shoutul haq, Ibu.

Bila kuingat masa kecilku
Ku slalu meyusahkanmu
Bila kuingat masa kanakku
Kuslalu mengecewakanmu

Banyak sekali pengorbananmu
Yang kau berikan padaku
Tanpa letih dan tanpa pamrih
Kau berikan semua itu

Engkaulah yg kukasihi
Engkaulah yang kurindu
Kuharap slalu doamu
Dari dirimu ya ibu

Tanpa doamu takkan kuraih
Tanpa doamu takkan kucapai
Segala cita yang kuinginkan dari diriku ya ibu*)

Saat-saat sunyi. Pedih mengenangnya. Adakah cintanya tak pernah tulus untukku Yaa Allah? Kutitikkan air mata,.... tak perlu jawab siapapun. hati ini menangis dalam penantian yg tak pernah usai. Ibu.

Kutangkubkan kedua tanganku rapat dan tanpa beban kuteteskan air mata. Menitik diatas sajadah yg dibelikan bunda untukku. Biarlah sudah memang begitu adanya. Saat hati meredam letih dan tak tahu harus berbuat apa, maka matapun seakan berkata "aku tahu wahai hati, engkau sedang bersedih, cukuplah diriku yg deras menitikkan cinta ini untukmu. Kutahu hanya kepadaNyalah kusuratkan pertanda tangis ini". Mulut ini berdesir memanggil lembut yg Maha Arif, "... Allah,.. Allah,.. Belum pntaas yaa Allah hambaMu mengeluh padaMu karna masalah sekecil ini,.. Hatiku hanya bisa diam, tertunduk, temani air mata yg menetes sudah.

Apa yg hambamu dapat hari ini? Tak jauh dari semua kerugian yg melupakan curahan nikmatMu. Tak jauh dari semakin mendekatkan diri dari api nerakaMu, Astaghfirullah! Biarlah Yaa Allah! Biarkan malam ini kuingat. Sebagai awal janji setiaku tuk terus berjuang djalanMu.."

"Bahkan dunia ini, tak sebanding bila harus kutukar dengan melewatkan cinta bersamaMu"




Selesai pukul 19.11 WITA, 24 November 2009 sedang santai menunggu waktu isya'
ditemani suara lalu-lalang kota denpasar diwarnet penuh kenangan.
ikhwanJAYUS
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul Hanya Ingin Menulis. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://theherijournals.blogspot.com/2013/01/hanya-ingin-menulis.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Unknown - 10/25/2013

2 komentar untuk "Hanya Ingin Menulis"

Silahkan tinggalkan komentar anda disini :)

Entri Populer

Blog Teman

Komentar Kita