| sebuah blog sederhana |

.
)|( Dimana Inspirasi semua Bermula )|( Faidza Azzamta Fatawakkal Alallah )|( Al Wajaba Aktsaru Minal Auqaat )|( As Shabru Fii Awwali Shadam )|(

Total Pengunjung

Rekam Jejak MMLC Nasional Ketiga: Chapter BAI FK UNISSULA


Sabtu, 1 Juni 2013
Ini kali pertama kami menjejakkan kaki di tanah semarang. Ana bersama rombongan Universitas Udayana, akh bahar, akh bintang, akh fatqur dan akh taufan mengusir lelah dan menerawang langit kota, muara perjalanan kami. Ba’da perjalanan 8 jam mengesankan yang telah menguapkan semangat dan menyisakan lelah berderai kejenuhan dalam rasa penat yang tinggal. Sebuah adegium, kota semarang kaline banjir menyuratkan sebuah makna denotasi – ternyata benar. Telapak kaki kami mendarat di jalan beraspal terminal Terboyo dengan beberapa sentimeter menghadap pemandangan banjir, yang mengharuskan kami berhenti di tepian landai. Menuruni barang bawaan kami, berjalan tanpa pernah memasuki kawasan terminal dalam maksud yang sebenarnya. Kami berlima. Ditaklukkan banjir kota semarang.

Usai menurunkan barang dari bus Safari Dharma Raya. Kami segera menghubungi akh fikrie yang menjadi (Local Organizing) LO kami. “Assalamu’alaikum, akhi kami delegasi Udayana sudah sampai di terminal, tadi melewati kampus Unissula”. “Wa’alaikumsalam, oh iya akhi, kami segera meluncur”. “Syukron”. Sekitar 30 menit sebuah mobil Avanza krem dengan secarik kertas berukuran 30x15 cm bertuliskan “MMLC 3 Nasional” mendekat ke persimpangan jalan menuju terminal tempat kami menunggu. Kami segera melambaikan tangan dan laki-laki di balik kemudi memahami maksud lambaian dan mendekat dengan tergesa di balik kaca mobil transparannya. Wah, kami pun sudah tidak sabar menuju lokasi acara.

Mobil itu mendekat dan 2 orang ikhwan sebaya keluar dengan senyum menghiasi wajahnya. Akh fauzan dan akh adzana. Dua ikhwan (panitia) yang kami temui pertama kali disini. Kami memasuki mobil dan dengan cepat melewati kampus UNISSULA beserta rumah sakit pendidikannya yang membuat mata kami berbinar. Sepanjang perjalanan kami berbincang dan melewati jalan tol dengan kebanggaan menggegap. Bangunan indah Masjid-masjid berjejer nan megah yang belum pernah kami temui di tanah kedatangan kami, Bali. Sejurus kemudian akh fauzan menjelaskan sambil menunjuk ke arah sebuah masjid yang sedari tadi mencuri perhatian. “Itu Masjid terbesar se-Jawa Tengah akhi”. Dalam hati, kapan kiranya kesana? “Impian pertama di kota semarang”.

Akhirnya kami sampai ke tempat penginapan kami. MAJT atau singkatan dari Masjid Agung Jawa Tengah. Rasa haru membuncah. Ternyata inilah tempat tujuan dan jua impian pertama kami terijabah. Alhamdulillah.

Memasuki penginapan yang merupakan areal MAJT. Kami berlima mengisi presensi dan mendapatkan kamar masing-masing. Membuka lembaran kertas dibaliknya dan nama-nama kami tercetak disana. Usai memasuki kamar dan bercengkerama dengan delegasi lain. Kami pun berarak menuju aula Masjid MAJT yang merupakan satu bagian areal masjid, hanya aula ini berada di ujung baratnya. Dengan pintu menghadap ke selatan, sepanjang jalan sayup-sayup kami mendengar lantunan rebana menyambut kami. Kami memasuki pintu selesai mengisi presensi kembali dan menakjubi aula MAJT dengan panggung di sisi utara. Selang berapa saat usai pembacaan tilawah dan saritilawah penyejuk qalbu. Dilanjutkan dengan sambutan dari Akh Yusril selaku ketua panitia MMLC Nasional 3, Akh Bisri yang mewakili ketua BAI FK UNISSULA, Akh Rif’an selaku Presiden Mahasiswa UNISSULA, Bapak Mustaqim selaku Wakil Rektor III, dan diakhiri dengan sambutan dari Pak Isriyanto yang mewakili Walikota Semarang sekaligus membuka acara. “Pemerintah menyambut baik, agar mahasiswa mampu menjadi pilar perkembangan indonesia. Kegiatan yang membekali mahasiswa dengan keterampilan manajemen agar sesuai dengan tuntutan masyarakat. Hingga mahasiswa terarah dan memantapkan sifat kepemimpinan mahasiswa. Semoga Allah meridhoi kita. Aamiin. Gema takbir menyeruak dalam diri. Jika di kampus kami, untuk mengundang birokrat kampus susahnya bukan main. Tapi disini seluruh birokrat kampus dan pemerintah daerah menyampaikan dukungan dan partisipasinya. Masya Allah!

Dipilihlah 2 delegasi masing-masing seorang ikhwan (Akh Naufal) dan seorang akhwat untuk peresmian acara dengan penyematan tanda kepesertaan. Merubah kekakuan di antara peserta dan panitia menjadi hiruk pikuk dalam moment mengabadikan gambar via kamera dan hape masing-masing. Inilah waktu mekar kami untuk mulai menuntut ilmu disini dan menyebarkan wewangian ide-ide kami selanjutnya. Bismillah.

Kemudian dilanjutkan dengan istirahat, sholat ‘ashar’, makan (ishoma) dan perkenalan masing-masing LDFK setelah merapikan diri terlebih dahulu di kamar masing-masing. Ta’aruf masing-masing LDFK. Masing-masing LDFK bangga menunjukkan profil dan program dakwah mereka. UGM, UII, UISU, UMI, UMS, UNAND, UNDIP, UNIBRAW, UNILA, UNISMA, UNISSULA, UNJANI, UNS, UNSOED, UNUD, YARSI, (afwan jika ada yang belum tersebut). Menjadi nuansa yang cantik dimana masing-masing LDFK memiliki progam-program menarik yang tak sabar ingin kami aplikasikan di kampus kami nanti, insya Allah. Waktu itu yang paling ana ingat presentasi akh fadli dari UMI. Meskipun jauh dari makassar, semangatnya luar biasa.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pembagian kelompok-kelompok dan fasilitator yang akan menemani pemahaman dan bincang diskusi kami selama berada dalam acara ini. Pembagian form wadzifah yaumiyah berupa tilawah, hafalan surat An-Naba, sholat berjama’ah, sholat sunnah rawatib, dan qiyamul lail. Ana menatap adik-adik ana, mereka mengembangkan senyum penuh arti. “Kak, kita pasti bisa, tidak akan mengecewakan”. Terpancar dari mata dan semangat mereka menghafal surat An-Naba.

Pukul 19.40 WIB kami memasuki aula kembali dan disuguhi pretest tentang “Urgensi Dakwah”. 1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan DAKWAH!, 2) Sebutkan Dalil Naqli & Dalil Aqli yang menjelaskan tentang DAKWAH!, dan 3) Seberapa pentingkah DAKWAH bagi kalian??? Jelaskan beserta alasan…..

Narasumber materi pertama kami adalah Ustadz Diding Darmudi, Lc., M.S.I. yang merupakan Ketua Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) kota semarang dan masih aktif mengajar di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Ana pribadi sudah pernah mendapat bahkan menyampaikan materi ini beberapa kali. Namun kali ini kami dibawa menari kedalam penjelasan beliau yang luar biasa tentang pentingnya berdakwah, siapa objek dakwah, hingga sampai bekal apa saja yang diperlukan bagi da’i dalam memberikan ilmunya. “Sebab seorang yang tidak memiliki apa-apa tidak dapat memberi”. Seorang da’i haruslah memiliki pemahaman aqidah dan keimanan yang baik, memiliki ilmu serta tsaqofah dan melakukan amal dan keteladanan serta berakhlak mulia dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang da’i. Bagaimana? Ingin bergabung menjadi barisan da’i-da’i yang dicintai Allah? Insya Allah.

Materi pertama kemudian ditutup dengan posttest dan dilanjutkan dengan pemilihan ketua angkatan selama acara MMLC nasional ketiga ini. Tahap awal terpilihlah Akh Arif UISU, Akh Zul UNAND, Akh Fatqur UNUD, Akh Bahar UNUD, Akh Ervin UNAND dan Akh Taufan UNUD. 6 ikhwan ini kemudian bersepakat dengan melewati segenap rekomendasi, usulan dan pemilihan. Akhirnya terpilihlah Akh Fatqur Universitas Udayana sebagai ketua MMLC nasional. Dari pihak akhwat pun terpilih Ukhti Nida Universitas Gadjah Mada sebagai ketua angkatan akhwat selama acara. Waktu merangkak hingga pukul 22.10 WIB dan masing-masing peserta diarahkan untuk segera kembali ke penginapan untuk istirahat.

Ahad, 2 Juni 2013
Pukul 02.30 kami bersiap-siap menuju MAJT untuk melaksanakan qiyamul lail. Kemudian tilawah dan pukul 04.20 WIB sholat shubuh berjama’ah. Masih terlihat gurat lelah dan mengantuk dari delegasi. Tapi, saat pekik takbir berkumandang segera para delegasi membentuk shaf. Pukul 04.55 WIB kemudian pembukaan materi dan kami merangsek menuju tempat-tempat duduk peserta yang disediakan untuk menyimak pretest materi kedua “Perkembangan Islam”. Semangat kami pun kembali melangit. Beberapa saat kemudian beberapa delegasi dari UNAND menambah semarak, ada akh prima, akh aan, akh ervin dan akh zul basri. :)

Narasumber kedua kami adalah Ustadz Sarjuni, S.Ag., M.Hum. yang merupakan dekan FAI UNISSULA periode 2013-2017 dan menjabat Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Jawa Tengah. Dari pretest kami di’paksa’ untuk kembali mengingat, 1) Bagaimana kondisi Islam saat ini dibandingkan zaman dahulu?, 2) Mengapa Islam bisa menjadi seperti saat ini?, 3) Menurutmu bagaimana caranya mengembalikan kejayaan Islam? Serentetan pertanyaan ini sendiri telah membuat kami melanglang ke zaman keemasan Islam sejenak dan dibimbing narasumber yang penuh semangat kami diarahkan untuk mengenal Islam tidak hanya sebagai agama, tapi sebagai Din, dan pandangan hidup. Menjadikan tauhid sebagai akar dari peradaban Islam hingga dengan munculnya peradaban Islam, negara semisal Mesir dapat dipersatukan secara politis, administratif dan ekonomis dengan Persia dan India dalam rentang waktu tertentu. Kami diajak berta’aruf sejenak dengan pakar-pakar Islam yang mendunia mulai abad kedelapan hingga keempat belas dari Al-Khawarizmi hingga Ibn Khaldun. Hingga diakhiri dengan paham-paham barat kontemporer yang patut diwaspadai semisal sekulerisme, liberalisme, oportunisme, dll.

Usai materi kedua, peserta kemudian diarahkan untuk kembali ke kamar masing-masing, mandi, sarapan dan kembali ke aula pukul 08.35 WIB. Materi ketiga kami adalah “Urgensi FULDFK dan Persatuan LDFK” serta launching Risalah Manajemen Dakwah Fakultas Kedokteran (RMDFK).

Narasumber ketiga kami adalah Al-Akh Yasjudan Rastrama Putra, S.Ked. yang merupakan Ketua Umum FULDFK Indonesia periode 2012-sekarang dan aktif sebagai mahasiswa di FK Universitas Sebelas Maret. Masih terlihat gurat lelah di wajah beliau sepulang stase Obsgyn. Setidaknya semalam pukul 22.30 WIB beliau ke kamar ana dan kami banyak berbincang tentang kondisi masing-masing dan kondisi FULDFK terkini, luar biasa. Kini, semangat beliau mengantarkan kami mengingati kembali jati diri sebagai mahasiswa muslim kedokteran. Menceritakan mulai awal terbentuknya FULDFK hingga masa kepemimpinan beliau dan ditutup dengan, “Kekuatan kita bukan terletak pada jumlah kita, kekuatan kita terletak pada pertolongan yang Allah berikan”, serunya menyemangati kami. Lalu beliau me-launching RMDFK yang menjadi cikal-bakal penerapan sistem baku ke-LDFK-an yang akan dimulai kini hingga nanti. Ana melihat kekuatan dakwah FULDFK satu-persatu mulai terbentuk. Dengan adanya RMDFK ini, jalan lara kami selanjutnya akan menaburkan tinta emas perjuangan yang lebih solid, mengakar dan menyejarah. RMDFK ini pun sudah 1 sejarah tersendiri bagi ana pribadi.

Pukul 10.10 WIB dilanjutkan dengan materi keempat, “Managemen wacana public dan Ghazwul fikr”. Materi yang membuat kami tersadar tentang rencana ‘dunia’ ini sebenarnya. Hehe. Saat ini kalau tidak salah ingat delegasi dari UII datang ada 3 orang ikhwan, akh pitra, akh krisna dan akh firman. Masing-masing kepribadiannya unik. Dari yang gaul sampai pendiam. :).

Narasumber keempat kami adalah Ustadz Agus Irfan, S.HI, M.PI. materi ini bagi ana sudah sangat familiar. Tapi latar belakang beliau yang pernah menjadi aktivis “JIL” dan kini berada di depan kami dengan semangat aqidah yang mengesankan. Membuat kami tertarik, terlebih kepribadian beliau dengan semangat yang meluap-luap telah menular sedemikian cepat. Pada materi ini kami diingatkan tentang upaya penghancuran Islam yang sudah ada setelah Rasul wafat : banyak nabi baru yang mengaku sebagai pencipta ayat baru. Hingga paham-paham sekuler dan sekian banyak fenomena-fenomena pluralisme & relativisme ajaran Islam yang didengungkan – bahkan oleh segelintir manusia yang menyebut diri ‘para cendikia Islam’. Menukil satu kalimat para pengusung liberalisme Islam dalam slide itu. Mengapa Masalah Akidah Tidak Diserahkan Kepada ALLAH Saja? Djohan Effendi, Ketua Umum ICRP”. Afwan, anda mungkin masih bingung atau kini baru merasa geram?

Usai Ishoma, pukul 13.00 WIB acara dilanjutkan dengan materi kelima: “Kekhasan dakwah FK”. Materi yang menurut ana perlu menjadi perhatian bagi kita semua. Kenapa kemudian kita menjadi dokter? Atau haruskah kita memiliki tanggung jawab dengan titel seorang dokter? Permulaan materi dibuka dengan pretest. 1) Saya seorang aktifis muslim di sebuah LDK FK. Semua orang percaya banget sama saya, padahal saya orang yg pas-pasan secara akademis, tapi ttg organisasi?? Wuihh jgn ditanya.. Mantap gan! Bulan depan akan ada acara besar FULDFK di kampus saya, saya adalah coordinator Pubdok di kepanitiaan tersebut. Kepanitiaan sudah mulai berjalan. Tapi, di depan mata ujian Blok menanti. Bahan-bahan belum pada dibaca. Saya keteteran..., Apa yang akan Anda lakukan? SEKARANG!, 2) Berita tentang aliran sesat semakin menjalar di negeri kita. Salah satu pemberitaannya, salah satu LDK kampus FK di Indonesia diindikasikan terdapat aliran sesat didalamnya yang tumbuh dalam mentoring-mentoring LDK FK. Para orang tua khawatir, apalagi Anda merupakan aktifis dakwah di LDK FK, meskipun bukan di FK dalam pemberitaan tersebut. Orang tua, menyuruh Anda keluar dari organisasi tersebut, salah satu alasan kuat mereka juga, dakwah tidak harus di LDK. Apa yang akan Anda lakukan? SEKARANG!, 3) Salah satu teman saya di LDK FK menyampaikan sesuatu yang membuat saya bergetar. Dia bilang, “Bro, gw dah berorganisasi di LDK FK selama 1 tahun ini.. Yaa, untuk pengalaman organisasi mah dah cukup lah. Gw mulai besok mau fokus belajar aja, lo mau gimana? Kita belajar bareng, serius, and mati-matian besok, oke? Demi masa depan bro!” Apa yang akan Anda lakukan? SEKARANG!, 4) Salah satu strategi mensukseskan tujuan dakwah kampus adalah pencitraan diri dan kader yang baik. LDK Anda juga pro terhadap menikah, dan anti terhadap pacaran, dan karakteristik ini diketahui benar oleh kebanyakan teman2 Anda. Saat ini adalah koordinator dept.Kaderisasi LDK FK. Atasan anda (ketua LDK FK) sedang futur karena masalah akademis dan masalah akhwat. Sudah menjadi rahasia umum bahwa ia (ketua) sering pulang bareng dan beberapa kali berboncengan dengan si akhwat. Apa yang akan Anda lakukan? SEKARANG! Silahkan direnungkan jawabannya :)

Narasumber kelima kami adalah Al-Akh Akhmad Isna Nurudinulloh, S.Ked., dr. sebelumnya ana ingin kembali mengucapkan selamat atas pernikahan beliau (25 Mei 2013) dan mohon maaf karena tidak dapat menghadiri resepsi beliau. Mantan ketua umum Rohis KU Undip yang kini menjabat Ketua Nadzir – Takmir Masjid Asy-Syifa RSUP Dr. Kariadi, Semarang. Beliau memulai materi dengan menampilkan video sumpah dokter. Ana tidak menyadari, ternyata video ini begitu mengesankan. Ana sarankan untuk mendownloadnya di Youtube atau search: video sumpah dokter. Sejenak koq rasanya seperti trenyuh sendiri dengan bait-bait sumpah itu. Masya Allah. Pada materi ini kami kembali diingatkan tentang potensi besar tanggung jawab kami sebagai dokter muslim. Kekhasan dakwah di FK, tujuan dakwah, membangun karakter, hingga membangun dakwah berbasis profesi. Bahwa Mahasiswa Muslim FK ini kelak akan menjadi pioneer perubahan dengan superioritas yang sudah kadung melekat pada dirinya. Kemudian materi ini ditutup dengan kalimat menggugah yang beliau tukil dari seorang aktivis.

“Kita di Masa Depan Adalah orang Yang Memiliki Pekerjaan Membanggakan. Suatu Pekerjaan yang Sempat Menjadi Cita-Cita banyak Orang. Warna Seragam Kita nanti sudah menunjukkan betapa mulia dan berharganya aktivitas kita Dan Siraman Warna Putih itu telah Membuat Semua Orang Dengan Rela Menyandarkan Kepercayaan pada Kita”. (Eko Prasetyo dalam “Orang Miskin Dilarang Sakit”, Resist book 2004, dengan sedikit perubahan)

Masya Allah.
Selepas sholat Ashar materi dilanjutkan. Materi keenam yang akan kami serap kali ini adalah “Manajemen SDM”.

Narasumber keenam kami adalah Ustadz Usep Badruzzaman sebelumnya ana ingin menjelaskan tentang narasumber kami satu ini yang menurut ana cukup strength. Jadi, tidak cukup sebenarnya dijelaskan dengan kata-kata. Namun antum/na dapat membayangkan sebuah latar acara dengan panggung eksklusif. Pembawaan berani dan cerdas beliau menyentak kami. “Selamat datang!”. Materi keenam ini tak ubahnya panggung motivasi kelas pebisnis-pebisnis besar. Beliau adalah seorang motivator, pebisnis, trainer, direktur beberapa perusahaan, manajer, dan konsultan sebuah lembaga parenting “anak jenius Indonesia”. Materi dibuka dengan poin penting dalam sebuah organisasi adalah sistem dan SDM. Jika sistem terbaik telah kita miliki, maka masalah terbesar ummat saat ini adalah membentuk SDM/generasi terbaik. Setiap manusia memiliki tujuan yang sama, KEBAHAGIAAN. Kebahagiaan ini masalah rasa, dan memanajemen rasa (hati) adalah dasar manajemen SDM terbaik. Sehingga keimanan yang termanajemen dengan baik adalah kunci sukses pembentukan SDM/generasi yang baik pula. Sebab pengaruh manajemen iman yang baik, dapat menimbulkan rasa baik sangka dan keberanian. Lebih dari semua yang diperlukan untuk membentuk SDM/generasi terbaik. Aamiin.

Penunjuk waktu memperlihatkan pukul 16.50 WIB. Kami bersiap untuk berbenah dan melaksanakan sholat maghrib. Dilanjutkan dengan penyampaian Kuliah Tujuh Menit (Kultum) oleh ana sendiri tentang urgensi niat. Kami berdiskusi dan sharing tentang FULDFK dan meneguhkan kembali tujuan para delegasi agar memanfaatkan momentum MMLC ini dengan sebaik-baiknya. Agenda kemudian dilanjutkan dengan kumpul fasilitator, ana selaku ketua kelompok segera meng-sms saudara-saudara sekelompok, setoran hafalan surat An-Naba dan wadzifah lainnya. Alhamdulillah, usai kumpul fasilitator kami istirahat coffee break pukul 20.40 WIB dan dilanjutkan materi ketujuh, “Psikologi dakwah berdasarkan target usia  dan kondisi psikis ummat”. Materi terakhir kami hari di hari kedua ini.

Narasumber ketujuh kami adalah Ustadz Ari Purbono. Pada materi kali ini kami dihadapkan pada kondisi dakwah saat ini, fakta-fakta bahwa kini pendidikan agama tek lebih dari sebuah formalitas dan pengenalan diri sebagai da’i, keharusan adanya keistiqomahan dalam berdakwah & keyakinan bahwa kesulitan dalam berdakwah adalah sebuah keniscayaan (hal yang pasti) dalam berdakwah. Materi ini mengantarkan kami kepada sisi manusiawi para penyeru dakwah dan mengubah sosok serta kehadirannya tidak hanya sebagai mimpi utopis yang hanya dapat dinikmati. Tapi, dirasakan manfaatnya bagi ummat manusia. “Rencana hari esok dan setelah ini adalah PERUBAHAN”. Materi kemudian diakhiri pukul 22.00 WIB. Ana bersama akh achmad nurul UNS berjalan menuju penginapan. Bertemu Akh Gde dari UNDIP. Hehe, beli buku ESTINOV. Akhirnya punya juga.

Senin, 3 Juli 2013
Pukul 02.30 WIB kami dibangunkan Akh Fatqur selaku ketua angkatan. Bersama panitia menggedor-gedor kamar peserta. Meski berkali-kali digedor masih saja ada yang belum bangun. Afwan ya akhi, hehe. Kami kemudian melaksanakan sholat tahajud, witir, tilawah dan sholat shubuh berjama’ah. Pukul 04.55 WIB pembukaan materi kedelapan. Meski tak kami ingkari, masih sulit bagi kami untuk menyembunyikan rasa kantuk karena lelah menghadapi materi kemarin. Bismillah, mann jadda wa jada :). Mudah-mudahan rasa lelah ini kelak, berganti perjalanan indah menuju perjumpaan terbaik kami dengan-Mu Yaa Rabb. Pukul 05.00 WIB ana membuka susunan acara untuk sekedar melihat materi berikutnya. Mata ana mendelik. “Ini judulnya berat”, gumam ana dalam hati. “Pemuda muslim (ikhlas dalam beramal dan menjalankan amanah “keutamaan niat dan tawadzun antara cerdas social, spiritual dan intelektual”)”. Wah, wah, wah, bagi yang masih ngantuk langsung ces pleng kena hantaman peppermint begitu lihat judulnya. Hehe. Kebetulan di belakang ana ada akh Riyan UB dan akh Restiko UNILA. Beliau-beliau biasanya suka senyum, jadi tambah adem. Hehe.

Narasumber kedelapan kami adalah Ustadz Dr. Ayoeb Amin, LIS, M.Ag. jujur, afwan sebelumnya. Narasumber kedelapan ini patut menjadi rule model terbaik untuk tidak melihat seseorang dari fisiknya, dari usianya dan segala yang nampak sekejap mata. Semua menipu. Pria paruh abad berbadan tegap dengan uban memenuhi kepala ini memiliki semangat dan aura sebanding puluhan pemuda dihadapannya. Bahkan bila boleh ana aklamasi, lebih HEBAT! Karenanya materi “pemuda Islam” ini sangat mantap beliau bawakan. Ana dibuat merinding mendengarkan penjelasan beliau. Dimulai penjelasan tentang definisi pemuda menurut undang-undang adalah berkisar usia 16-30 tahun. Beliau menerangkan peran, tantangan pemuda, modal para pemuda untuk menghadapinya dan menunjukkan bekal serta karakteristik yang khas dimiliki para pemuda. Sehingga merekalah yang sesuai untuk menjadi garis tumpuan dakwah yang luar biasa ini kini dan kedepannya. Karakteristik pemuda itu ana singgung sedikit pertama, Hal ini disebabkan karena pemuda selalu membingkai seluruh aktifitas hidupnya ini dengan nilai ibadah, kedua Berani menyatakan kebenaran, dan bertanggung jawab, ketiga Dapat membangun jamaah, dan terakhir Selalu menjaga akhlak dan kepribadian. Masya Allah. Mudah-mudah kita benar-benar menjadi generasi terbaik ummat, aamiin.

Materi berakhir pukul 06.20 WIB, acara kemudian dilanjutkan olahraga dan sarapan. Setelah itu peserta diarahkan untuk mandi dan sholat dhuha. Hingga pukul 08.30 WIB kami hanya dipisahkan waktu 5 menit dan bergegas menuju aula MAJT. Pembukaan materi kesembilan, “Kedokteran islam, profil dokter muslim, dan profesi dokter muslim”. Akan dimulai pukul 08.35 WIB. :) Bersama akh iwan UMS dan Akh readi UMS di bangku belakang.

Narasumber kesembilan kami adalah Ustadz Dr. H. Masyhudi AM, M.Kes. beliau Direktur Rumah Sakit Islam Sultan Agung. Rumah sakit yang membuat ana berdecak kagum saat pertama kali menapakkan jejak di semarang. Ternyata beliaulah orang nomor satu di Rumah sakit itu. Impian berikutnya yang terijabah. Beliau mengingatkan tentang perkataan Hippocrates, “primum non nocere” (Menghindari yang bahaya lebih didahulukan dari pada mendapatkan kemaslahatan). Kenyataan profesi dokter hari ini, tentang masih dilakukannya tindakan operasi yang tidak perlu, pemeriksaan penunjang menggunakan alat canggih yang tidak perlu, memperlama rawat inap pasien, kerjasama dengan pabrik obat, praktek aborsi, euthanasia, memberi surat keterangan palsu, berkhalwat (berduaan dengan lawan jenis), dll. “Manusia paling kejam dan biadab karena kaya atas penderitaan pasien. Begitu hebatnya kata-kata ini membuat kami tersadar dan melingkup seluruh isi kami. Astaghfirullah. Jauhkan kami dari hal-hal seperti itu. Be a good moslem, be a proffessional doctor, be a khairu ummah generation! Bisa!

Pukul 10.00 WIB materi kemudian diakhiri dan peserta dipersilahkan untuk coffee break. Panitia memberikan games kepada peserta sehingga suasana menjadi makin bersahabat. Usai pemberian cenderamata kepada peserta yang memenangkan games, pukul 10.10 WIB acara dilanjutkan dengan pembukaan materi kesepuluh, “fund raising dan Marketing Dakwah”. Materi dibuka dengan pretest, 1) Apa yang antum sekalian tahu mengenai fund rising dan marketing dakwah?, 2) Bagaimana contoh pengaplikasian fund rising dan marketing dakwah dalam kenyataan LDF?

Narasumber kesepuluh kami adalah Ustadz Arif Muhibullah, S.Pd. yang merupakan Direktur operasional LSM KREND Indonesia dan General Manager Kos Qur’ani Ihwah Rasul Semarang. Materi diawali dengan sebuah taujih Rabbani.

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”
(QS. Al-Anfaal 60)

Dalam materi ini kami dipandu untuk melihat peluang dalam setiap agenda dakwah. Membuat peta pemikiran bahwa setiap terobosan-terobosan fund rising selalu muncul bukan di tempat-tempat biasa, karena itu manfaatkanlah setiap momentum yang ada. Beliau memperlihatkan contoh-contoh nyata. Tidak sekedar teori. Dari pembuatan stiker ucapan “Assalamu’alaikum”, stiker Ayat Al-Qur’an yang menarik, pembuatan pin-pin unik, proyek kumpulan soal-soal, jaket angkatan, dll. Hingga pengemasan marketing dakwah dengan sangat menarik. Ana katakan, ini yang dilupakan dalam dakwah kekinian, terkadang kita terlalu fokus dengan content dan mengesampingkan tampilan menarik. Kesimpulan, jika content menarik dapat menimbulkan rasa ‘suka’ dari objek dakwah terhadap program-program kerja kita, maka kita sudah selangkah menuju kesuksesan dakwah. Masya Allah.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sholat Dzuhur. Usai sholat, sekitar pukul 12.35 WIB kami mempersiapkan diri untuk makan siang. Pukul 13.00 WIB pun akhirnya terjadi isu untuk menyiapkan pentas seni yang akan ditampilkan di hari terakhir. Wah, wah, wah, para delegasi mulai sibuk dengan ide-idenya. Hamasah! Semangat dari panitia yang tak pernah padam. Kami disibukkan dengan kebaikan, sehingga tidak ada jeda sedikitpun untuk melakukan hal yang sia-sia. Hehe. Materi selanjutnya adalah materi kesebelas, “Networking and the power of silaturahmi”. Wow! Siapakah dia? Narasumber yang selama ini ana kenal lewat bukunya, kini hadir di hadapan mata. Masya Allah!

Narasumber kesebelas kami adalah Ustadz Anif Sarsaeba. Orang mengenal ustadz Anif sebagai adik kandung Kang Abik (Habiburrahman El-Shirazy). Tak perlu ditanya siapa Kang Abik kan? Yang ana tahu bahwa satu keluarga ini adalah orang-orang luar biasa. Bagaimana beliau-beliau dididik, masih menjadi resep nomor wahid yang menjadi incaran. Terutama ana pribadi. Pembicara-pembicara MMLC nasional 3 sedari awal sudah menghadirkan pembicara yang luar biasa. Salut dengan panitia. Materi dibuka dengan keheranan sebenarnya. Ternyata beliau tidak memakai slide presentasi. Beliau menjelaskan tentang makna silaturahim yang berasal dari kata silah yang artinya menyambung dan rahim yang artinya kasih sayang. Beliau menjelaskan keutamaan-keutamaan silaturahim yang dituturkan lewat kisah-kisah, contoh nyata, dan kemudharatan yang akan terjadi jika memutus silaturahim. Hadits Riwayat Anas (Sahabat Rasulullah yang kaya raya dan umurnya 120 tahun karena doa Rasul), “Barangsiapa diluaskan rizkinya, ditambah umurnya, meski hendaknya dengan menyambung tali silaturahim”. Masya Allah, begitu besar keutamaan bersilaturahim. Ana sarankan untuk sering-sering dipraktekkan dirumah, lebih baik di tempat praktek nanti :). Waktu ini kalau tidak salah Akh naufal dan Akh rio delegasi dari UNSOED pulang terlebih dahulu karena ada agenda. Hati-hati akh ya.

Pukul 14.30-14.35 WIB materi ditutup. Kami melakukan persiapan menjelang sholat Ashar. Usai sholat kami kembali ke aula MAJT untuk pembukaan materi keduabelas. Masya Allah, tidak terasa sudah sampai di materi-materi terakhir. Rasanya kerinduan pelangi warna-warni materi yang kami dapatkan dan semarak peserta yang tanya jawab baru selintas. Namun, sedemikian cepat berlalu. Insya Allah tetap bersemangat, inilah materi keduabelas itu, “RPO dan  SWOT“. Ana dari kejauhan melihat sesosok pria memakai jaket hijau. Jaket serupa yang ana miliki di rumah, dengan garis merah putih di lengan kanan. Bedanya, adalah pada bordiran nama di sisi kiri jaket milik ana, “HERI”. “Jaket FSLDK”.

Narasumber kedua belas kami adalah Al-Akh Edy Siswanto, S.Si. yang merupakan Ketua FSLDK. Eits, mungkin ada yang belum mengenal FSLDK? FSLDK adalah singkatan dari Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus. Forum berkumpulnya seluruh Lembaga Dakwah tingkat Universitas se-Indonesia. Masya Allah. Kami diberikan ilmu-ilmu terkini tentang keorganisasian. Bagaimana cara merencanakan program-program kerja hingga menganalisis lewat metode SWOT yang ana yakin sudah antum/na kenal secara baik semuanya. Pengenalan Balanced Score yang fokus pada formulasi, navigasi, eksekusi dan komunikasi dalam sebuah program juga dipaparkan dengan sangat mendetail – istilahnya sehari-harinya adalah Standar Operasional. Pada akhir materi ini pun diberikan waktu diskusi seperti pada materi sebelumnya. Hingga materi berakhir pukul 16.50 WIB.

Agenda kemudian dilanjutkan dengan ‘penantian’ bermanfaat sholat maghrib dengan tilawah Al-Qur’an secara bersama-sama. Pukul 17.00 WIB kami menjalankan sholat maghrib dengan khidmat. Usai sholat dilanjutkan dengan Kultum oleh Akh Prima dari UNAND tentang profil Muhammad Al-Fatih. Menerangkan tentang sosok pemuda tangguh secara detil, sehingga kami seakan-akan berjumpa langsung dengannya, Subhanallah. Kemudian dilanjutkan dengan hafalan dan setor wadzifah ke fasilitator masing-masing, alhamdulillah ana dan akh Zul adalah segelintir dari yang menghafal surat An-Naba di kelompok kami. Pukul 19.35 WIB pembukaan sebuah materi tak biasa. Karena sebenarnya dari judulnya adalah diskusi bukan materi, “Talkshow alumni dan membangun ikatan alumni”. Nah?

Narasumber ketiga belas kemudian dipersilahkan. Ya, narasumber berikutnya adalah ana sendiri, Al-Akh Heri Wahyudi, S.Ked., dr. Ana pun langsung didampingi kedepan panggung. Nama ana dipanggil dan kini tengah duduk sebagai narasumber. Delegasi lain sepertinya kaget, karena sebenarnya ana delegasi. Materi ini seharusnya diisi oleh dr. Radiet tapi, karena beliau ada jadwal asistensi Operasi di Rumah Sakit. Jadi beliau menawarkan ke ana, karena sejujurnya ana menghadiri agenda MMLC nasional untuk menemani adik-adik ana yang belum pernah mengikuti agenda nasional FULDFK. Panitia sebagian besar tidak ada yang mengenal, hanya beberapa yang sudah kenal seperti akh kholid dan akh bisri. Hadir sebagai pemateri tidak termasuk rencana. Bismillah, dengan mengazzamkan diri, memampukan diri, dan memantaskan diri. Ana terhuyung ke depan panggung. Materi membangun ikatan alumni ana operasionalkan dengan membagikan langkah-langkah strategis membangun Forum Alumni. Dimulai dengan 8 langkah sistematis, 1) membuat database alumni, 2) silaturahim alumni, 3) membuat PJ per angkatan, 4) membuat wadah bertemu di dunia maya, 5) mengadakan sarasehan alumni, 6) mulai mengadakan kerjasama dengan alumni, 7) menginisiasi pembentukan forum alumni, dan 8) melahirkan program alumni dan pengalokasian dana untuk keberlangsungan dakwah di tingkat LDFK. Serta me-launching fungsi Forum Alumni FULDFK di agenda MMLC nasional tahun ini. Alhamdulillah.

            Inilah materi terakhir untuk hari ini, usai penyeraham plakat secara simbolis. Ana duduk bersama panitia. Acara berikutnya adalah coffee break, kumpul fasilitator dan dilanjutkan dengan diskusi angkatan untuk atraksi hari terakhir MMLC. Sebelum lupa, nama angkatan MMLC kali ini adalah As-Shifr (nol), yang dicetuskan oleh akh bintang UNUD. Berawal dari nol, untuk menjadi “sesuatu”. Nol bukanlah tidak ada, tapi awal bentuk yang tumbuh menjadi sesuatu yang “baru”. AS-SHIFR. Kemudian acara diakhiri pukul 22.00 WITA untuk meyakinkan hak-hak tubuh ini terpenuhi dengan beristirahat :). Aamiin.

Selasa, 4 Juli 2013
“Akh, bangun akh”. Suara menggedor dari luar. Masya Allah, ana baru ingat hari ini bangun lebih awal. Jam tangan menunjukkan pukul 00.45 WIB. Agenda hari ini ada yang spesial. Muhasabah. Kalau peserta datang awal sudah wajar. Karena jarak penginapan ke masjid hanya tinggal berjalan kaki. Tapi, luar biasa motivator yang hadir lewat malam begini. Pertanyaannya, jam berapa beliau bangun, berangkat dari rumah dan mempersipkan diri?

Usai sholat tahajud. Kami dikumpulkan di lantai dua MAJT. Ikhwan di bagian depan, akhwat di belakang tepat 2 langkah. Muhasabah pertama setelah sekian lama. Jujur, mungkin 1 tahun sejak malam muhasabah terakhir di kampus tahun lalu. Ana paling lemah kalau soal begini. Belum ada berapa menit sudah nangis. Apalagi, ada raungan dan sesenggukan di samping kiri kanan. Tambah lelehlah air mata ini. Laa illaha ilallah. Kami dibagikan kain kafan masing-masing. Deg. Memang untuk membayangkan orang terdekat seperti orang tua memang cara yang ampuh untuk melembutkan hati. Akh fauzi dari UNS membisikkan ke ana, ana sudah sering ikut malam muhasabah, motivation training. Tapi, baru kali ana menangis. Yaa Rabb, engkau memberi hidayah begitu indah. Ana memeluknya lekat-lekat bergantian dengan ikhwan-ikhwan yang lain.

Kemudian kami melanjutkan sholat shubuh, persiapan baksos yang akan diadakan sore ini. Kemudian kami bersiap-siap untuk berolahraga. Berbenah, mandi, sarapan. Tepat pukul 08.35 WIB dibuka materi keempat belas, “Urgensi Menulis”. Ehmm, membalik susunan acara. Siapa gerangan narasumbernya?

Narasumber keempat belas kami adalah Ustadz Ahmad Mujib El-Shirazy, MA. yang merupakan penulis banyak buku. Adik kandung lainnya dari kang abik. Sama. Beliau juga tidak memakai slide presentasi. Masya Allah. Beliau kemudian menerangkan dengan benderang kekuatan dari sebuah tulisan. Bagaimana kekuatan teks proklamasi yang begitu dahsyat. Kalimat para pemuka-pemuka dunia. Beliau kemudian menukil kata bijak dari seorang filosof perancis, “Menjelaskan hakekat kekuasaan adalah kekuasaan yang menyebar dalam pikiran dan menggerakkan (wacana). Begitu kuatnya pengaruh sebuah tulisan dan bahwa karya tulis memiliki usia lebih panjang (selama terus dipublikasikan) dari usia penulisnya. Sehingga menulis adalah investasi terbaik dalam konteks masyarakat kampus kekinian. Beliau juga menasehatkan jangan terlalu banyak mikir saat menulis. Karena karya itu tidak akan pernah final. Masih ada proses edit. Ana tertarik dengan cerita beliau tentang kakaknya Ust. Anif yang juga sebelumnya menjadi narasumber kami. “Mujib, kamu itu banyak baca buku kayak orang penyakitan”. Ust. Mujib sontak kaget mendengar perkataan kakaknya. “Lah, koq bisa?”. “Iya, kamu banyak baca buku, banyak diskusi. Kayak orang makan gak berak-berak! Jadinya penyakitan!”. “Harusnya gimana?”. “Harusnya baca banyak buku, terus kamu bikin buku sendiri!”, “Udah banyak baca, gak ada yang dihasilkan, ibarat kebanyakan makan, gak berak”. Hehe.

            Kemudian materi berakhir pukul 10.00 WITA. Materi berikutnya adalah “Islamic Leadership”. Kepemimpinan Islam. Masya Allah yang membawakan materi sudah paruh baya. Tapi, sosok karismatik yang beliau perlihatkan sungguh luar biasa. Beliau datang dengan asisten pribadinya. Siapa sebenarnya beliau?

Narasumber kelima belas kami adalah Ustadz Ali Munif beliau menjelaskan tentang konsep kepemimpinan dalam Islam, bahwa kepemimpinan itu dapat dibentuk dan proses yang tidak pernah berakhir, adanya 4 faktor kepemimpinan, bagaimana cara berkomunikasi terbaik yaitu komunikasi 2 arah dan pemimpin terbaik adalah pemimpin yang terbaik sesuai situasi dan kondisi. Kami pun terperangah dengan gaya pembawaan materi beliau yang santai tapi sangat mengena. Di materi yang terakhir ini, beliau telah memberikan satu masukan berharga bagi kami. Kepemimpinan itu tidak dibentuk secara instan. Tapi, melalui proses panjang. Tidak akan pernah berakhir :).

Usai materi kelima belas sekaligus materi terakhir kami para delegasi langsung riuh memberikan applause dan riuh takbir memekik. Kami mempersiapkan diri untuk acara selanjutnya. Bertemu dengan Yang Maha Memimpin, Allah. Waktu menunjukkan pukul 11.40 WIB, waktunya sholat dzuhur. Kami lalu makan siang dan diarahkan ke penginapan untuk mempersiapkan diri. Moving ke desa binaan.

Kami sampai di desa binaan pukul 13.45 WIB. Melewati jalan-jalan di bawah jembatan, menyaksikan rumah-rumah semi permanen di pertemuan air laut dan tawar. Perjalanan kami pun terhenti di sebuah musholla, Al-Khikam Tambakrejo, RT 05 RW 16, Semarang. Usai pembukaan acara, kami melakukan demo kebersihan gigi. Dengan membagikan sikat gigi dan pasta gigi kepada masing-masing anak didik di desa binaan. Kemudian usai demonstrasi kebersihan gigi, dilanjutkan sholat ashar. Usai sholat, kami para delegasi melakukan survei warga door to door untuk mendata taraf kesehatan warga. Ana bersama Akh herson dari UMI. Ana lihat permasalahan dari warga yang utama adalah penyediaan tempat toilet yang layak dan air bersih. Pukul 16.20 WIB acara baksos ditutup dan kami kembali ke penginapan. Sepanjang jalan kami mengenang kebersamaan dengan masing-masing delegasi lewat foto bersama dan berceloteh sepanjang jalan. Subhanallah. Nikmat ukhuwwah yang luar biasa.

Pukul 17.40 WIB kami melaksanakan sholat maghrib di MAJT. Tilawah, dilanjutkan sholat isya’ dan makan malam. Pukul 19.45 WIB akhirnya tiba. Sebelum keluar ana didatangi akh Nanda UISU, kami sempatkan berbincang dan beliau mengatakan ada acara Maulid nabi di kampusnya. Wah, menarik sekali, ana pun diminta membuatkan puisi tentang Nabi Muhammad. Setelah itu kami para delegasi keluar dari kamar masing-masing. Panitia didepan meja presensi di penginapan hanya tersisa sedikit. Kami menyusuri sepanjang jalan menuju aula MAJT. Di depan meja registrasi yang dipindah dekat pintu wudhu kami mendapat hadiah luar biasa dari panitia. Setangkai bunga mawar putih. Dalam benak, bunga ini akan ana simpan. Ada janji tersemat.

Memasuki pintu aula, terdengar sayup-sayup keceriaan. Kami memasuki ruangan gelap. Ini aula yang biasa kami masuki. Kami disambut panitia, mereka berjejer dengan senyum bahagia menyapa kami sepanjang jalan dengan bentangan karpet merah dan taburan bunga-bunga. Subhanallah. Ana menyalami masing-maisng panitia. Ada apa gerangan? Suasana begitu romantis yang dihadirkan panitia sungguh diluar dugaan. Di sebelah kanan terbentuk barisan lilin membentuk huruf MMLC 3 dengan pendar sinarnya menari-nari. Masya Allah. Sanjungan luar biasa dari panitia selaku tuan rumah sungguh memberikan kesan tersendiri di hati.

Acara ini adalah pentas seni. Dibuka dengan tampilan dari panitia yang memukau, parodi yang membuat kami tersenyum, banyak yang tertawa dan menebarkan rona bahagia. Kemudian dilanjutkan dengan atraksi dari masing-masing peserta. Keramahan itu begitu menyilaukan, kami terbagi atas rasa canggung dan kebanggaan yang pertama kali kami tunjukkan untuk sekali lagi membalas kebaikan panitia. Innamal mukminuuna ikhwah. Sesungguhnya sesama mukmin adalah saudara, kini kami tlah dipertautkan dengan ikrar janji bersama untuk memenangkan dakwah ini. Kemudian pengumuman peserta terbaik, ikhwan adalah 1) Akh Andi dari UMI, dan 2) Akh Bahar dari UNUD. Akhwat terbaik adalah 1) Ukhti Khori dari UNISSULA, dan 2) Ukhti Nida dari UGM. Esai terbaik dimenangkan oleh Akh Prima UNAND dan Ukhti Khori dari UNISSULA. Hingga Alhamdulillah kami haturkan kepada Allah SWT atas karunianya, kami delegasi Universitas Udayana menjadi Delegasi terbaik. Dilanjutkan acara kesan pesan perwakilan panitia, dan kami di Udayana diwakili Akh Taufan. Serta semangat dari akh ahmad hilmi dari UNISSULA yang mengatakan terharu dengan perjuangan kami di Bali. Ditemani remang lampu. Disaksikan ribuan malaikat dan dipenuhi kebanggaan yang memenuhi jiwa. Lisan penuh cinta itu terukir di langit kebenaran cita kami. Bismillah, ana memimpin pembacaan deklarasi, disorot lampu penuh bayang-bayang ketakziman yang membelukar di kesunyian hati kami menjadi kepastian langkah, menuju kemenangan dakwah kampus. TAKBIR!!! Asma Maha Besar itu menyesap kedalam relung jiwa kami.

Rabu, 5 Juni 2013
Kami bangun pukul 02.30 WIB. Melanjutkan kegiatan malam, menyampaikan rasa syukur kami kepada-Nya. Sholat tahajud, witir dan sholat shubuh. Pukul 05.10 WIB melukis kebersamaan dalam embun pagi yang menempel dingin di kulit kami. Kami berolahraga bersama, kemudian berbenah, packing dan sholat dhuha. Pukul 09.00 WIB kami diantar menuju menara MAJT. Hingga pukul 09.40 WIB, dan kami diajak city tour berkeliling ke Pandanaran, Lawang sewu, Tugu muda, dan berakhir di Sam Poo Kong. Mungkin hanya antum yang tahu bagaimana menghadapi ketiadaan kita. Saat kita nanti terpisahkan jarak dan waktu. Maka kenanglah kami ya ikhwah. Kami menyampaikan pada langit. “Akhi, ana tunggu antum di tanah juang kami”. Hanya untuk antum ana kan suguhkan sambutan terbaik saat pertemuan kita kembali. Berukhuwwah Menjawab Tantangan.

            Sampai jumpa di MMLC tahun depan :).

Oleh: Heri Wahyudi*
Ketua BSMI Kota Denpasar 2013-sekarang
Ex. Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi FULDFK Indonesia 2011-2012
Ex. Kepala Departemen HUMAS FULDFK Indonesia 2010-2011
Ex. Staf Departemen HUMAS FULDFK Indonesia 2009-2010
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul Rekam Jejak MMLC Nasional Ketiga: Chapter BAI FK UNISSULA. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://theherijournals.blogspot.com/2013/07/rekam-jejak-mmlc-nasional-ketiga.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Unknown - 7/20/2013

2 komentar untuk "Rekam Jejak MMLC Nasional Ketiga: Chapter BAI FK UNISSULA"

  1. Berukhuwwah Menjawab Tantangan

    kalimat yang berbobot insyaAllah....semangaaat terus pantang menyerah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yaa mujibassailin. :) syukron mi

      Hapus

Silahkan tinggalkan komentar anda disini :)

Entri Populer

Blog Teman

Komentar Kita