Sabtu, 1 Juni 2013
Ini kali pertama kami menjejakkan
kaki di tanah semarang.
Ana bersama rombongan Universitas Udayana, akh bahar, akh bintang, akh fatqur
dan akh taufan mengusir lelah dan menerawang langit kota, muara perjalanan kami. Ba’da perjalanan
8 jam mengesankan yang telah menguapkan semangat dan menyisakan lelah berderai
kejenuhan dalam rasa penat yang tinggal. Sebuah adegium, kota
semarang kaline banjir menyuratkan sebuah makna
denotasi – ternyata benar. Telapak kaki kami mendarat di jalan beraspal
terminal Terboyo dengan beberapa sentimeter menghadap pemandangan banjir, yang
mengharuskan kami berhenti di tepian landai. Menuruni barang bawaan kami,
berjalan tanpa pernah memasuki kawasan terminal dalam maksud yang sebenarnya.
Kami berlima. Ditaklukkan banjir kota semarang.
Usai menurunkan
barang dari bus Safari Dharma Raya. Kami segera menghubungi akh fikrie yang
menjadi (Local Organizing) LO kami. “Assalamu’alaikum, akhi kami delegasi Udayana
sudah sampai di terminal, tadi melewati kampus Unissula”. “Wa’alaikumsalam, oh
iya akhi, kami segera meluncur”. “Syukron”. Sekitar 30 menit sebuah mobil
Avanza krem dengan secarik kertas berukuran 30x15 cm bertuliskan “MMLC 3
Nasional” mendekat ke persimpangan jalan menuju terminal tempat kami menunggu.
Kami segera melambaikan tangan dan laki-laki di balik kemudi memahami maksud lambaian
dan mendekat dengan tergesa di balik kaca mobil transparannya. Wah, kami pun
sudah tidak sabar menuju lokasi acara.
Mobil itu
mendekat dan 2 orang ikhwan sebaya keluar dengan senyum menghiasi wajahnya. Akh
fauzan dan akh adzana. Dua ikhwan (panitia) yang kami temui pertama kali disini.
Kami memasuki mobil dan dengan cepat melewati kampus UNISSULA beserta rumah
sakit pendidikannya yang membuat mata kami berbinar. Sepanjang perjalanan kami
berbincang dan melewati jalan tol dengan kebanggaan menggegap. Bangunan indah Masjid-masjid
berjejer nan megah yang belum pernah kami temui di tanah kedatangan kami, Bali. Sejurus kemudian akh fauzan menjelaskan sambil
menunjuk ke arah sebuah masjid yang sedari tadi mencuri perhatian. “Itu Masjid
terbesar se-Jawa Tengah akhi”. Dalam hati, kapan kiranya kesana? “Impian
pertama di kota semarang”.
Akhirnya kami
sampai ke tempat penginapan kami. MAJT atau singkatan dari Masjid Agung Jawa
Tengah. Rasa haru membuncah. Ternyata inilah tempat tujuan dan jua impian pertama
kami terijabah. Alhamdulillah.
Memasuki
penginapan yang merupakan areal MAJT. Kami berlima mengisi presensi dan
mendapatkan kamar masing-masing. Membuka lembaran kertas dibaliknya dan
nama-nama kami tercetak disana. Usai memasuki kamar dan bercengkerama dengan
delegasi lain. Kami pun berarak menuju aula Masjid MAJT yang merupakan satu
bagian areal masjid, hanya aula ini berada di ujung baratnya. Dengan pintu
menghadap ke selatan, sepanjang jalan sayup-sayup kami mendengar lantunan
rebana menyambut kami. Kami memasuki pintu selesai mengisi presensi kembali dan
menakjubi aula MAJT dengan panggung di sisi utara. Selang berapa saat usai
pembacaan tilawah dan saritilawah penyejuk qalbu. Dilanjutkan dengan sambutan
dari Akh Yusril selaku ketua panitia MMLC Nasional 3, Akh Bisri yang mewakili
ketua BAI FK UNISSULA, Akh Rif’an selaku Presiden Mahasiswa UNISSULA, Bapak
Mustaqim selaku Wakil Rektor III, dan diakhiri dengan sambutan dari Pak
Isriyanto yang mewakili Walikota Semarang sekaligus membuka acara. “Pemerintah
menyambut baik, agar mahasiswa mampu menjadi pilar perkembangan indonesia.
Kegiatan yang membekali mahasiswa dengan keterampilan manajemen agar sesuai
dengan tuntutan masyarakat. Hingga mahasiswa terarah dan memantapkan sifat
kepemimpinan mahasiswa. Semoga Allah meridhoi kita. Aamiin”. Gema takbir menyeruak
dalam diri. Jika di kampus kami, untuk mengundang birokrat kampus susahnya
bukan main. Tapi disini seluruh birokrat kampus dan pemerintah daerah menyampaikan
dukungan dan partisipasinya. Masya Allah!
Dipilihlah 2
delegasi masing-masing seorang ikhwan (Akh Naufal) dan seorang akhwat untuk
peresmian acara dengan penyematan tanda kepesertaan. Merubah kekakuan di antara
peserta dan panitia menjadi hiruk pikuk dalam moment mengabadikan gambar via
kamera dan hape masing-masing. Inilah waktu mekar kami untuk mulai menuntut
ilmu disini dan menyebarkan wewangian ide-ide kami selanjutnya. Bismillah.
Kemudian
dilanjutkan dengan istirahat, sholat ‘ashar’, makan (ishoma) dan perkenalan
masing-masing LDFK setelah merapikan diri terlebih dahulu di kamar
masing-masing. Ta’aruf masing-masing LDFK. Masing-masing LDFK bangga
menunjukkan profil dan program dakwah mereka. UGM, UII, UISU, UMI, UMS, UNAND,
UNDIP, UNIBRAW, UNILA, UNISMA, UNISSULA, UNJANI, UNS, UNSOED, UNUD, YARSI, (afwan
jika ada yang belum tersebut). Menjadi nuansa yang cantik dimana masing-masing
LDFK memiliki progam-program menarik yang tak sabar ingin kami aplikasikan di
kampus kami nanti, insya Allah. Waktu itu yang paling ana ingat presentasi akh
fadli dari UMI. Meskipun jauh dari makassar, semangatnya luar biasa.
Acara kemudian
dilanjutkan dengan pembagian kelompok-kelompok dan fasilitator yang akan
menemani pemahaman dan bincang diskusi kami selama berada dalam acara ini.
Pembagian form wadzifah yaumiyah
berupa tilawah, hafalan surat
An-Naba, sholat berjama’ah, sholat sunnah rawatib, dan qiyamul lail. Ana
menatap adik-adik ana, mereka mengembangkan senyum penuh arti. “Kak, kita pasti
bisa, tidak akan mengecewakan”. Terpancar dari mata dan semangat mereka
menghafal surat
An-Naba.
Pukul 19.40 WIB
kami memasuki aula kembali dan disuguhi pretest tentang “Urgensi Dakwah”. 1)
Jelaskan apa yang dimaksud dengan DAKWAH!, 2) Sebutkan Dalil Naqli & Dalil
Aqli yang menjelaskan tentang DAKWAH!, dan 3) Seberapa pentingkah DAKWAH bagi
kalian??? Jelaskan beserta alasan…..
Narasumber materi pertama kami adalah Ustadz Diding Darmudi, Lc., M.S.I. yang
merupakan Ketua Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) kota
semarang dan masih aktif mengajar di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Ana pribadi
sudah pernah mendapat bahkan menyampaikan materi ini beberapa kali. Namun kali
ini kami dibawa menari kedalam penjelasan beliau yang luar biasa tentang
pentingnya berdakwah, siapa objek dakwah, hingga sampai bekal apa saja yang
diperlukan bagi da’i dalam memberikan ilmunya. “Sebab seorang yang tidak
memiliki apa-apa tidak dapat memberi”. Seorang da’i haruslah memiliki pemahaman
aqidah dan keimanan yang baik, memiliki ilmu serta tsaqofah dan melakukan amal dan keteladanan serta berakhlak mulia
dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang da’i. Bagaimana? Ingin
bergabung menjadi barisan da’i-da’i yang dicintai Allah? Insya Allah.
Materi pertama
kemudian ditutup dengan posttest dan dilanjutkan dengan pemilihan ketua
angkatan selama acara MMLC nasional ketiga ini. Tahap awal terpilihlah Akh Arif
UISU, Akh Zul UNAND, Akh Fatqur UNUD, Akh Bahar UNUD, Akh Ervin UNAND dan Akh
Taufan UNUD. 6 ikhwan ini kemudian bersepakat dengan melewati segenap
rekomendasi, usulan dan pemilihan. Akhirnya terpilihlah Akh Fatqur Universitas
Udayana sebagai ketua MMLC nasional. Dari pihak akhwat pun terpilih Ukhti Nida
Universitas Gadjah Mada sebagai ketua angkatan akhwat selama acara. Waktu
merangkak hingga pukul 22.10 WIB dan masing-masing peserta diarahkan untuk
segera kembali ke penginapan untuk istirahat.
Ahad, 2 Juni 2013
Pukul 02.30 kami bersiap-siap
menuju MAJT untuk melaksanakan qiyamul lail. Kemudian tilawah dan pukul 04.20
WIB sholat shubuh berjama’ah. Masih terlihat gurat lelah dan mengantuk dari
delegasi. Tapi, saat pekik takbir berkumandang segera para delegasi membentuk
shaf. Pukul 04.55 WIB kemudian pembukaan materi dan kami merangsek menuju
tempat-tempat duduk peserta yang disediakan untuk menyimak pretest materi kedua
“Perkembangan Islam”. Semangat kami pun kembali melangit. Beberapa saat
kemudian beberapa delegasi dari UNAND menambah semarak, ada akh prima, akh aan,
akh ervin dan akh zul basri. :)
Narasumber kedua kami adalah Ustadz Sarjuni, S.Ag., M.Hum. yang merupakan dekan FAI UNISSULA
periode 2013-2017 dan menjabat Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia
(ICMI) Orwil Jawa Tengah. Dari pretest kami di’paksa’ untuk kembali mengingat,
1) Bagaimana kondisi Islam saat ini dibandingkan zaman dahulu?, 2) Mengapa
Islam bisa menjadi seperti saat ini?, 3) Menurutmu bagaimana caranya
mengembalikan kejayaan Islam? Serentetan pertanyaan ini sendiri telah membuat
kami melanglang ke zaman keemasan Islam sejenak dan dibimbing narasumber yang
penuh semangat kami diarahkan untuk mengenal Islam tidak hanya sebagai agama,
tapi sebagai Din, dan pandangan
hidup. Menjadikan tauhid sebagai akar dari peradaban Islam hingga dengan
munculnya peradaban Islam, negara semisal Mesir dapat dipersatukan secara
politis, administratif dan ekonomis dengan Persia dan India dalam rentang
waktu tertentu. Kami diajak berta’aruf sejenak dengan pakar-pakar Islam yang
mendunia mulai abad kedelapan hingga keempat belas dari Al-Khawarizmi hingga
Ibn Khaldun. Hingga diakhiri dengan paham-paham barat kontemporer yang patut
diwaspadai semisal sekulerisme, liberalisme, oportunisme, dll.
Usai materi
kedua, peserta kemudian diarahkan untuk kembali ke kamar masing-masing, mandi,
sarapan dan kembali ke aula pukul 08.35 WIB. Materi ketiga kami adalah “Urgensi
FULDFK dan Persatuan LDFK” serta launching Risalah Manajemen Dakwah Fakultas
Kedokteran (RMDFK).
Narasumber ketiga kami adalah Al-Akh Yasjudan Rastrama Putra, S.Ked. yang merupakan Ketua Umum
FULDFK Indonesia periode 2012-sekarang dan aktif sebagai mahasiswa di FK
Universitas Sebelas Maret. Masih terlihat gurat lelah di wajah beliau sepulang
stase Obsgyn. Setidaknya semalam pukul 22.30 WIB beliau ke kamar ana dan kami
banyak berbincang tentang kondisi masing-masing dan kondisi FULDFK terkini,
luar biasa. Kini, semangat beliau mengantarkan kami mengingati kembali jati
diri sebagai mahasiswa muslim kedokteran. Menceritakan mulai awal terbentuknya
FULDFK hingga masa kepemimpinan beliau dan ditutup dengan, “Kekuatan kita bukan
terletak pada jumlah kita, kekuatan kita terletak pada pertolongan yang Allah
berikan”, serunya menyemangati kami. Lalu beliau me-launching RMDFK yang
menjadi cikal-bakal penerapan sistem baku
ke-LDFK-an yang akan dimulai kini hingga nanti. Ana melihat kekuatan dakwah
FULDFK satu-persatu mulai terbentuk. Dengan adanya RMDFK ini, jalan lara kami
selanjutnya akan menaburkan tinta emas perjuangan yang lebih solid, mengakar
dan menyejarah. RMDFK ini pun sudah 1 sejarah tersendiri bagi ana pribadi.
Pukul 10.10 WIB
dilanjutkan dengan materi keempat, “Managemen wacana public dan Ghazwul fikr”.
Materi yang membuat kami tersadar tentang rencana ‘dunia’ ini sebenarnya. Hehe.
Saat ini kalau tidak salah ingat delegasi dari UII datang ada 3 orang ikhwan,
akh pitra, akh krisna dan akh firman. Masing-masing kepribadiannya unik. Dari
yang gaul sampai pendiam. :).
Narasumber keempat kami adalah Ustadz Agus Irfan, S.HI, M.PI. materi ini bagi ana sudah sangat
familiar. Tapi latar belakang beliau yang pernah menjadi aktivis “JIL” dan kini
berada di depan kami dengan semangat aqidah yang mengesankan. Membuat kami
tertarik, terlebih kepribadian beliau dengan semangat yang meluap-luap telah
menular sedemikian cepat. Pada materi ini kami diingatkan tentang upaya penghancuran Islam yang sudah ada
setelah Rasul
wafat : banyak nabi baru yang mengaku sebagai pencipta ayat baru. Hingga paham-paham sekuler dan
sekian banyak fenomena-fenomena pluralisme & relativisme ajaran Islam yang
didengungkan – bahkan oleh segelintir manusia yang menyebut diri ‘para cendikia Islam’. Menukil satu
kalimat para pengusung liberalisme Islam dalam slide itu. “Mengapa Masalah
Akidah Tidak Diserahkan Kepada ALLAH Saja? Djohan Effendi,
Ketua Umum ICRP”. Afwan,
anda mungkin masih bingung atau kini baru merasa geram?
Usai Ishoma,
pukul 13.00 WIB acara dilanjutkan dengan materi kelima: “Kekhasan dakwah FK”.
Materi yang menurut ana perlu menjadi perhatian bagi kita semua. Kenapa
kemudian kita menjadi dokter? Atau haruskah kita memiliki tanggung jawab dengan
titel seorang dokter? Permulaan materi dibuka dengan pretest. 1) Saya seorang
aktifis muslim di sebuah LDK FK. Semua orang percaya banget sama saya, padahal
saya orang yg pas-pasan secara akademis, tapi ttg organisasi?? Wuihh jgn
ditanya.. Mantap gan! Bulan depan akan ada acara besar FULDFK di kampus saya,
saya adalah coordinator Pubdok di kepanitiaan tersebut. Kepanitiaan sudah mulai
berjalan. Tapi, di depan mata ujian Blok menanti. Bahan-bahan belum pada
dibaca. Saya keteteran..., Apa yang akan Anda lakukan? SEKARANG!, 2) Berita
tentang aliran sesat semakin menjalar di negeri kita. Salah satu
pemberitaannya, salah satu LDK kampus FK di Indonesia diindikasikan terdapat
aliran sesat didalamnya yang tumbuh dalam mentoring-mentoring LDK FK. Para orang tua khawatir, apalagi Anda merupakan aktifis
dakwah di LDK FK, meskipun bukan di FK dalam pemberitaan tersebut. Orang tua,
menyuruh Anda keluar dari organisasi tersebut, salah satu alasan kuat mereka
juga, dakwah tidak harus di LDK. Apa yang akan Anda lakukan? SEKARANG!, 3)
Salah satu teman saya di LDK FK menyampaikan sesuatu yang membuat saya
bergetar. Dia bilang, “Bro, gw dah berorganisasi di LDK FK selama 1 tahun ini..
Yaa, untuk pengalaman organisasi mah dah cukup lah. Gw mulai besok mau fokus
belajar aja, lo mau gimana? Kita belajar bareng, serius, and mati-matian besok,
oke? Demi masa depan bro!” Apa yang akan Anda lakukan? SEKARANG!, 4) Salah satu
strategi mensukseskan tujuan dakwah kampus adalah pencitraan diri dan kader
yang baik. LDK Anda juga pro terhadap menikah, dan anti terhadap pacaran, dan
karakteristik ini diketahui benar oleh kebanyakan teman2 Anda. Saat ini adalah
koordinator dept.Kaderisasi LDK FK. Atasan anda (ketua LDK FK) sedang futur
karena masalah akademis dan masalah akhwat. Sudah menjadi rahasia umum bahwa ia
(ketua) sering pulang bareng dan beberapa kali berboncengan dengan si akhwat.
Apa yang akan Anda lakukan? SEKARANG! Silahkan direnungkan jawabannya :)
Narasumber kelima kami adalah Al-Akh Akhmad Isna Nurudinulloh, S.Ked., dr. sebelumnya ana ingin
kembali mengucapkan selamat atas pernikahan beliau (25 Mei 2013) dan mohon maaf
karena tidak dapat menghadiri resepsi beliau. Mantan ketua umum Rohis KU Undip
yang kini menjabat Ketua Nadzir – Takmir Masjid Asy-Syifa RSUP Dr. Kariadi, Semarang. Beliau memulai
materi dengan menampilkan video sumpah dokter. Ana tidak menyadari, ternyata
video ini begitu mengesankan. Ana sarankan untuk mendownloadnya di Youtube atau
search: video sumpah dokter. Sejenak koq rasanya seperti trenyuh sendiri dengan
bait-bait sumpah itu. Masya Allah. Pada materi ini kami kembali diingatkan
tentang potensi besar tanggung jawab kami sebagai dokter muslim. Kekhasan
dakwah di FK, tujuan dakwah, membangun karakter, hingga membangun dakwah
berbasis profesi. Bahwa Mahasiswa Muslim FK ini kelak akan menjadi pioneer perubahan dengan superioritas
yang sudah kadung melekat pada
dirinya. Kemudian materi ini ditutup dengan kalimat menggugah yang beliau tukil
dari seorang aktivis.
“Kita di Masa Depan Adalah orang Yang Memiliki Pekerjaan Membanggakan.
Suatu Pekerjaan yang Sempat Menjadi Cita-Cita banyak Orang. Warna Seragam Kita
nanti sudah menunjukkan betapa mulia dan berharganya aktivitas kita Dan Siraman
Warna Putih itu telah Membuat Semua Orang Dengan Rela Menyandarkan Kepercayaan
pada Kita”. (Eko Prasetyo dalam “Orang Miskin Dilarang Sakit”, Resist book
2004, dengan sedikit perubahan)
Masya Allah.
Selepas sholat Ashar materi
dilanjutkan. Materi keenam yang akan kami serap kali ini adalah “Manajemen
SDM”.
Narasumber keenam kami adalah Ustadz Usep Badruzzaman sebelumnya ana ingin menjelaskan tentang
narasumber kami satu ini yang menurut ana cukup strength. Jadi, tidak cukup sebenarnya dijelaskan dengan kata-kata.
Namun antum/na dapat membayangkan sebuah latar acara dengan panggung eksklusif.
Pembawaan berani dan cerdas beliau menyentak kami. “Selamat datang!”. Materi
keenam ini tak ubahnya panggung motivasi kelas pebisnis-pebisnis besar. Beliau
adalah seorang motivator, pebisnis, trainer, direktur beberapa perusahaan,
manajer, dan konsultan sebuah lembaga parenting “anak jenius Indonesia”. Materi dibuka dengan poin penting dalam
sebuah organisasi adalah sistem dan SDM. Jika sistem terbaik telah kita miliki,
maka masalah terbesar ummat saat ini adalah membentuk SDM/generasi terbaik.
Setiap manusia memiliki tujuan yang sama, KEBAHAGIAAN. Kebahagiaan ini masalah
rasa, dan memanajemen rasa (hati) adalah dasar manajemen SDM terbaik. Sehingga
keimanan yang termanajemen dengan baik adalah kunci sukses pembentukan
SDM/generasi yang baik pula. Sebab pengaruh manajemen iman yang baik, dapat
menimbulkan rasa baik sangka dan keberanian. Lebih dari semua yang diperlukan
untuk membentuk SDM/generasi terbaik. Aamiin.
Penunjuk waktu
memperlihatkan pukul 16.50 WIB. Kami bersiap untuk berbenah dan melaksanakan
sholat maghrib. Dilanjutkan dengan penyampaian Kuliah Tujuh Menit (Kultum) oleh
ana sendiri tentang urgensi niat. Kami berdiskusi dan sharing tentang FULDFK dan meneguhkan kembali tujuan para delegasi
agar memanfaatkan momentum MMLC ini dengan sebaik-baiknya. Agenda kemudian dilanjutkan
dengan kumpul fasilitator, ana selaku ketua kelompok segera meng-sms
saudara-saudara sekelompok, setoran hafalan surat An-Naba dan wadzifah lainnya. Alhamdulillah,
usai kumpul fasilitator kami istirahat coffee break pukul 20.40 WIB dan
dilanjutkan materi ketujuh, “Psikologi dakwah berdasarkan target usia dan kondisi psikis ummat”. Materi terakhir
kami hari di hari kedua ini.
Narasumber ketujuh kami adalah Ustadz Ari Purbono. Pada materi kali ini kami dihadapkan pada
kondisi dakwah saat ini, fakta-fakta bahwa kini pendidikan agama tek lebih dari
sebuah formalitas dan pengenalan diri sebagai da’i, keharusan adanya
keistiqomahan dalam berdakwah & keyakinan bahwa kesulitan dalam berdakwah
adalah sebuah keniscayaan (hal yang pasti) dalam berdakwah. Materi ini
mengantarkan kami kepada sisi manusiawi para penyeru dakwah dan mengubah sosok
serta kehadirannya tidak hanya sebagai mimpi utopis yang hanya dapat dinikmati.
Tapi, dirasakan manfaatnya bagi ummat manusia. “Rencana hari esok dan setelah
ini adalah PERUBAHAN”. Materi kemudian diakhiri pukul 22.00 WIB. Ana bersama
akh achmad nurul UNS berjalan menuju penginapan. Bertemu Akh Gde dari UNDIP.
Hehe, beli buku ESTINOV. Akhirnya punya juga.
Senin, 3 Juli 2013
Pukul 02.30 WIB kami dibangunkan
Akh Fatqur selaku ketua angkatan. Bersama panitia menggedor-gedor kamar
peserta. Meski berkali-kali digedor masih saja ada yang belum bangun. Afwan ya
akhi, hehe. Kami kemudian melaksanakan sholat tahajud, witir, tilawah dan
sholat shubuh berjama’ah. Pukul 04.55 WIB pembukaan materi kedelapan. Meski tak
kami ingkari, masih sulit bagi kami untuk menyembunyikan rasa kantuk karena
lelah menghadapi materi kemarin. Bismillah, mann jadda wa jada :).
Mudah-mudahan rasa lelah ini kelak, berganti perjalanan indah menuju perjumpaan
terbaik kami dengan-Mu Yaa Rabb. Pukul 05.00 WIB ana membuka susunan acara
untuk sekedar melihat materi berikutnya. Mata ana mendelik. “Ini judulnya
berat”, gumam ana dalam hati. “Pemuda muslim (ikhlas dalam beramal dan
menjalankan amanah “keutamaan niat dan tawadzun antara cerdas social, spiritual
dan intelektual”)”. Wah, wah, wah, bagi yang masih ngantuk langsung ces pleng kena hantaman peppermint begitu lihat judulnya. Hehe.
Kebetulan di belakang ana ada akh Riyan UB dan akh Restiko UNILA. Beliau-beliau
biasanya suka senyum, jadi tambah adem. Hehe.
Narasumber
kedelapan kami adalah
Ustadz Dr. Ayoeb Amin, LIS, M.Ag. jujur,
afwan sebelumnya. Narasumber kedelapan ini patut menjadi rule model terbaik untuk tidak melihat seseorang dari fisiknya,
dari usianya dan segala yang nampak sekejap mata. Semua menipu. Pria paruh abad
berbadan tegap dengan uban memenuhi kepala ini memiliki semangat dan aura
sebanding puluhan pemuda dihadapannya. Bahkan bila boleh ana aklamasi, lebih
HEBAT! Karenanya materi “pemuda Islam” ini sangat mantap beliau bawakan. Ana
dibuat merinding mendengarkan penjelasan beliau. Dimulai penjelasan tentang definisi
pemuda menurut undang-undang adalah berkisar usia 16-30 tahun. Beliau
menerangkan peran, tantangan pemuda, modal para pemuda untuk menghadapinya dan
menunjukkan bekal serta karakteristik yang khas dimiliki para pemuda. Sehingga
merekalah yang sesuai untuk menjadi garis tumpuan dakwah yang luar biasa ini
kini dan kedepannya. Karakteristik pemuda itu ana singgung sedikit pertama,
Hal ini disebabkan karena pemuda selalu membingkai seluruh aktifitas hidupnya ini dengan nilai ibadah, kedua Berani menyatakan kebenaran, dan
bertanggung jawab, ketiga
Dapat membangun jamaah, dan terakhir Selalu menjaga akhlak dan kepribadian. Masya Allah. Mudah-mudah kita benar-benar
menjadi generasi terbaik ummat, aamiin.
Materi berakhir
pukul 06.20 WIB, acara kemudian dilanjutkan olahraga dan sarapan. Setelah itu
peserta diarahkan untuk mandi dan sholat dhuha. Hingga pukul 08.30 WIB kami
hanya dipisahkan waktu 5 menit dan bergegas menuju aula MAJT. Pembukaan materi
kesembilan, “Kedokteran islam, profil dokter muslim, dan profesi dokter muslim”.
Akan dimulai pukul 08.35 WIB. :) Bersama akh iwan UMS dan Akh readi UMS di
bangku belakang.
Narasumber kesembilan kami adalah Ustadz Dr. H. Masyhudi AM, M.Kes. beliau Direktur Rumah Sakit Islam
Sultan Agung. Rumah sakit yang membuat ana berdecak kagum saat pertama kali
menapakkan jejak di semarang.
Ternyata beliaulah orang nomor satu di Rumah sakit itu. Impian berikutnya yang
terijabah. Beliau mengingatkan tentang perkataan Hippocrates, “primum non nocere” (Menghindari yang bahaya lebih didahulukan dari pada mendapatkan
kemaslahatan). Kenyataan
profesi dokter hari ini, tentang masih dilakukannya tindakan operasi yang tidak
perlu, pemeriksaan penunjang menggunakan alat canggih yang tidak perlu,
memperlama rawat inap pasien, kerjasama dengan pabrik obat, praktek aborsi,
euthanasia, memberi surat keterangan palsu, berkhalwat (berduaan dengan lawan
jenis), dll. “Manusia paling kejam dan biadab karena kaya atas
penderitaan pasien”. Begitu
hebatnya kata-kata ini membuat kami tersadar dan melingkup seluruh isi kami.
Astaghfirullah. Jauhkan kami dari hal-hal seperti itu. Be a good moslem, be a proffessional doctor, be a khairu ummah
generation! Bisa!
Pukul 10.00 WIB
materi kemudian diakhiri dan peserta dipersilahkan untuk coffee break. Panitia
memberikan games kepada peserta sehingga suasana menjadi makin bersahabat. Usai
pemberian cenderamata kepada peserta yang memenangkan games, pukul 10.10 WIB
acara dilanjutkan dengan pembukaan materi kesepuluh, “fund raising dan
Marketing Dakwah”. Materi dibuka dengan pretest, 1) Apa yang antum sekalian
tahu mengenai fund rising dan marketing dakwah?, 2) Bagaimana contoh
pengaplikasian fund rising dan marketing dakwah dalam kenyataan LDF?
Narasumber kesepuluh kami adalah
Ustadz Arif Muhibullah, S.Pd. yang
merupakan Direktur operasional LSM KREND Indonesia dan General Manager Kos
Qur’ani Ihwah Rasul Semarang. Materi diawali dengan sebuah taujih Rabbani.
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan
apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang
selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa
saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”
(QS. Al-Anfaal 60)
Dalam materi ini
kami dipandu untuk melihat peluang dalam setiap agenda dakwah. Membuat peta
pemikiran bahwa setiap terobosan-terobosan fund rising selalu muncul bukan di
tempat-tempat biasa, karena itu manfaatkanlah setiap momentum yang ada. Beliau
memperlihatkan contoh-contoh nyata. Tidak sekedar teori. Dari pembuatan stiker
ucapan “Assalamu’alaikum”, stiker Ayat Al-Qur’an yang menarik, pembuatan
pin-pin unik, proyek kumpulan soal-soal, jaket angkatan, dll. Hingga pengemasan
marketing dakwah dengan sangat menarik. Ana katakan, ini yang dilupakan dalam
dakwah kekinian, terkadang kita terlalu fokus dengan content dan mengesampingkan tampilan menarik. Kesimpulan, jika
content menarik dapat menimbulkan rasa ‘suka’ dari objek dakwah terhadap
program-program kerja kita, maka kita sudah selangkah menuju kesuksesan dakwah.
Masya Allah.
Acara kemudian
dilanjutkan dengan sholat Dzuhur. Usai sholat, sekitar pukul 12.35 WIB kami
mempersiapkan diri untuk makan siang. Pukul 13.00 WIB pun akhirnya terjadi isu
untuk menyiapkan pentas seni yang akan ditampilkan di hari terakhir. Wah, wah,
wah, para delegasi mulai sibuk dengan ide-idenya. Hamasah! Semangat dari
panitia yang tak pernah padam. Kami disibukkan dengan kebaikan, sehingga tidak
ada jeda sedikitpun untuk melakukan hal yang sia-sia. Hehe. Materi selanjutnya
adalah materi kesebelas, “Networking and the power of silaturahmi”. Wow!
Siapakah dia? Narasumber yang selama ini ana kenal lewat bukunya, kini hadir di
hadapan mata. Masya Allah!
Narasumber kesebelas kami adalah Ustadz Anif Sarsaeba. Orang mengenal ustadz Anif sebagai adik
kandung Kang Abik (Habiburrahman El-Shirazy). Tak perlu ditanya siapa Kang Abik
kan? Yang ana
tahu bahwa satu keluarga ini adalah orang-orang luar biasa. Bagaimana beliau-beliau
dididik, masih menjadi resep nomor wahid yang menjadi incaran. Terutama ana
pribadi. Pembicara-pembicara MMLC nasional 3 sedari awal sudah menghadirkan
pembicara yang luar biasa. Salut dengan panitia. Materi dibuka dengan keheranan
sebenarnya. Ternyata beliau tidak memakai slide presentasi. Beliau menjelaskan
tentang makna silaturahim yang berasal dari kata silah yang artinya menyambung dan rahim yang artinya kasih sayang. Beliau menjelaskan
keutamaan-keutamaan silaturahim yang dituturkan lewat kisah-kisah, contoh
nyata, dan kemudharatan yang akan terjadi jika memutus silaturahim. Hadits
Riwayat Anas (Sahabat Rasulullah yang kaya raya dan umurnya 120 tahun karena
doa Rasul), “Barangsiapa diluaskan rizkinya, ditambah umurnya, meski hendaknya
dengan menyambung tali silaturahim”. Masya Allah, begitu besar keutamaan
bersilaturahim. Ana sarankan untuk sering-sering dipraktekkan dirumah, lebih
baik di tempat praktek nanti :). Waktu ini kalau tidak salah Akh naufal dan Akh
rio delegasi dari UNSOED pulang terlebih dahulu karena ada agenda. Hati-hati
akh ya.
Pukul
14.30-14.35 WIB materi ditutup. Kami melakukan persiapan menjelang sholat
Ashar. Usai sholat kami kembali ke aula MAJT untuk pembukaan materi keduabelas.
Masya Allah, tidak terasa sudah sampai di materi-materi terakhir. Rasanya
kerinduan pelangi warna-warni materi yang kami dapatkan dan semarak peserta
yang tanya jawab baru selintas. Namun, sedemikian cepat berlalu. Insya Allah
tetap bersemangat, inilah materi keduabelas itu, “RPO dan SWOT“. Ana dari kejauhan melihat sesosok pria
memakai jaket hijau. Jaket serupa yang ana miliki di rumah, dengan garis merah
putih di lengan kanan. Bedanya, adalah pada bordiran nama di sisi kiri jaket
milik ana, “HERI”. “Jaket FSLDK”.
Narasumber kedua belas kami adalah Al-Akh Edy Siswanto, S.Si. yang merupakan Ketua FSLDK. Eits,
mungkin ada yang belum mengenal FSLDK? FSLDK adalah singkatan dari Forum
Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus. Forum berkumpulnya seluruh Lembaga Dakwah
tingkat Universitas se-Indonesia. Masya Allah. Kami diberikan ilmu-ilmu terkini
tentang keorganisasian. Bagaimana cara merencanakan program-program kerja
hingga menganalisis lewat metode SWOT yang ana yakin sudah antum/na kenal
secara baik semuanya. Pengenalan Balanced
Score yang fokus pada formulasi, navigasi, eksekusi dan komunikasi dalam
sebuah program juga dipaparkan dengan sangat mendetail – istilahnya
sehari-harinya adalah Standar Operasional. Pada akhir materi ini pun diberikan
waktu diskusi seperti pada materi sebelumnya. Hingga materi berakhir pukul
16.50 WIB.
Agenda kemudian
dilanjutkan dengan ‘penantian’ bermanfaat sholat maghrib dengan tilawah
Al-Qur’an secara bersama-sama. Pukul 17.00 WIB kami menjalankan sholat maghrib
dengan khidmat. Usai sholat dilanjutkan dengan Kultum oleh Akh Prima dari UNAND
tentang profil Muhammad Al-Fatih. Menerangkan tentang sosok pemuda tangguh
secara detil, sehingga kami seakan-akan berjumpa langsung dengannya,
Subhanallah. Kemudian dilanjutkan dengan hafalan dan setor wadzifah ke
fasilitator masing-masing, alhamdulillah ana dan akh Zul adalah segelintir dari
yang menghafal surat
An-Naba di kelompok kami. Pukul 19.35 WIB pembukaan sebuah materi tak biasa.
Karena sebenarnya dari judulnya adalah diskusi bukan materi, “Talkshow alumni
dan membangun ikatan alumni”. Nah?
Narasumber ketiga belas kemudian
dipersilahkan. Ya, narasumber berikutnya adalah ana sendiri, Al-Akh Heri Wahyudi, S.Ked., dr. Ana
pun langsung didampingi kedepan panggung. Nama ana dipanggil dan kini tengah
duduk sebagai narasumber. Delegasi lain sepertinya kaget, karena sebenarnya ana
delegasi. Materi ini seharusnya diisi oleh dr. Radiet tapi, karena beliau ada jadwal
asistensi Operasi di Rumah Sakit. Jadi beliau menawarkan ke ana, karena
sejujurnya ana menghadiri agenda MMLC nasional untuk menemani adik-adik ana
yang belum pernah mengikuti agenda nasional FULDFK. Panitia sebagian besar
tidak ada yang mengenal, hanya beberapa yang sudah kenal seperti akh kholid dan
akh bisri. Hadir sebagai pemateri tidak termasuk rencana. Bismillah, dengan
mengazzamkan diri, memampukan diri, dan memantaskan diri. Ana terhuyung ke
depan panggung. Materi membangun ikatan alumni ana operasionalkan dengan
membagikan langkah-langkah strategis membangun Forum Alumni. Dimulai dengan 8
langkah sistematis, 1) membuat database alumni, 2) silaturahim alumni, 3)
membuat PJ per angkatan, 4) membuat wadah bertemu di dunia maya, 5) mengadakan
sarasehan alumni, 6) mulai mengadakan kerjasama dengan alumni, 7) menginisiasi
pembentukan forum alumni, dan 8) melahirkan program alumni dan pengalokasian
dana untuk keberlangsungan dakwah di tingkat LDFK. Serta me-launching fungsi
Forum Alumni FULDFK di agenda MMLC nasional tahun ini. Alhamdulillah.
Inilah materi
terakhir untuk hari ini, usai penyeraham plakat secara simbolis. Ana duduk bersama
panitia. Acara berikutnya adalah coffee break, kumpul fasilitator dan
dilanjutkan dengan diskusi angkatan untuk atraksi hari terakhir MMLC. Sebelum
lupa, nama angkatan MMLC kali ini adalah As-Shifr (nol), yang dicetuskan oleh
akh bintang UNUD. Berawal dari nol, untuk menjadi “sesuatu”. Nol bukanlah tidak
ada, tapi awal bentuk yang tumbuh menjadi sesuatu yang “baru”. AS-SHIFR.
Kemudian acara diakhiri pukul 22.00 WITA untuk meyakinkan hak-hak tubuh ini
terpenuhi dengan beristirahat :). Aamiin.
Selasa, 4 Juli 2013
“Akh, bangun akh”. Suara
menggedor dari luar. Masya Allah, ana baru ingat hari ini bangun lebih awal.
Jam tangan menunjukkan pukul 00.45 WIB. Agenda hari ini ada yang spesial.
Muhasabah. Kalau peserta datang awal sudah wajar. Karena jarak penginapan ke
masjid hanya tinggal berjalan kaki. Tapi, luar biasa motivator yang hadir lewat
malam begini. Pertanyaannya, jam berapa beliau bangun, berangkat dari rumah dan
mempersipkan diri?
Usai sholat
tahajud. Kami dikumpulkan di lantai dua MAJT. Ikhwan di bagian depan, akhwat di
belakang tepat 2 langkah. Muhasabah pertama setelah sekian lama. Jujur, mungkin
1 tahun sejak malam muhasabah terakhir di kampus tahun lalu. Ana paling lemah
kalau soal begini. Belum ada berapa menit sudah nangis. Apalagi, ada raungan
dan sesenggukan di samping kiri kanan. Tambah lelehlah air mata ini. Laa illaha
ilallah. Kami dibagikan kain kafan masing-masing. Deg. Memang untuk
membayangkan orang terdekat seperti orang tua memang cara yang ampuh untuk
melembutkan hati. Akh fauzi dari UNS membisikkan ke ana, ana sudah sering ikut
malam muhasabah, motivation training. Tapi, baru kali ana menangis. Yaa Rabb,
engkau memberi hidayah begitu indah. Ana memeluknya lekat-lekat bergantian
dengan ikhwan-ikhwan yang lain.
Kemudian kami
melanjutkan sholat shubuh, persiapan baksos yang akan diadakan sore ini.
Kemudian kami bersiap-siap untuk berolahraga. Berbenah, mandi, sarapan. Tepat
pukul 08.35 WIB dibuka materi keempat belas, “Urgensi Menulis”. Ehmm, membalik
susunan acara. Siapa gerangan narasumbernya?
Narasumber keempat belas kami adalah Ustadz Ahmad Mujib El-Shirazy, MA. yang merupakan penulis banyak
buku. Adik kandung lainnya dari kang abik. Sama. Beliau juga tidak memakai
slide presentasi. Masya Allah. Beliau kemudian menerangkan dengan benderang
kekuatan dari sebuah tulisan. Bagaimana kekuatan teks proklamasi yang begitu
dahsyat. Kalimat para pemuka-pemuka dunia. Beliau kemudian menukil kata bijak dari seorang filosof perancis, “Menjelaskan
hakekat kekuasaan adalah kekuasaan yang menyebar dalam pikiran dan menggerakkan
(wacana)”. Begitu kuatnya pengaruh sebuah
tulisan dan bahwa karya tulis memiliki usia lebih panjang (selama terus
dipublikasikan) dari usia penulisnya. Sehingga menulis adalah investasi terbaik
dalam konteks masyarakat kampus kekinian. Beliau juga menasehatkan jangan
terlalu banyak mikir saat menulis. Karena karya itu tidak akan pernah final.
Masih ada proses edit. Ana tertarik dengan cerita beliau tentang kakaknya Ust.
Anif yang juga sebelumnya menjadi narasumber kami. “Mujib, kamu itu banyak baca
buku kayak orang penyakitan”. Ust. Mujib sontak kaget mendengar perkataan
kakaknya. “Lah, koq bisa?”. “Iya, kamu banyak baca buku, banyak diskusi. Kayak
orang makan gak berak-berak! Jadinya penyakitan!”. “Harusnya gimana?”. “Harusnya
baca banyak buku, terus kamu bikin buku sendiri!”, “Udah banyak baca, gak ada
yang dihasilkan, ibarat kebanyakan makan, gak berak”. Hehe.
Kemudian materi
berakhir pukul 10.00 WITA. Materi berikutnya adalah “Islamic Leadership”. Kepemimpinan
Islam. Masya Allah yang membawakan materi sudah paruh baya. Tapi, sosok
karismatik yang beliau perlihatkan sungguh luar biasa. Beliau datang dengan
asisten pribadinya. Siapa sebenarnya beliau?
Narasumber kelima belas kami adalah Ustadz Ali Munif beliau menjelaskan tentang konsep kepemimpinan
dalam Islam, bahwa kepemimpinan itu dapat dibentuk dan proses yang tidak pernah
berakhir, adanya 4 faktor kepemimpinan, bagaimana cara berkomunikasi terbaik
yaitu komunikasi 2 arah dan pemimpin terbaik adalah pemimpin yang terbaik
sesuai situasi dan kondisi. Kami pun terperangah dengan gaya pembawaan materi beliau yang santai tapi
sangat mengena. Di materi yang terakhir ini, beliau telah memberikan satu
masukan berharga bagi kami. Kepemimpinan itu tidak dibentuk secara instan. Tapi,
melalui proses panjang. Tidak akan pernah berakhir :).
Usai materi
kelima belas sekaligus materi terakhir kami para delegasi langsung riuh
memberikan applause dan riuh takbir memekik. Kami mempersiapkan diri untuk
acara selanjutnya. Bertemu dengan Yang Maha Memimpin, Allah. Waktu menunjukkan
pukul 11.40 WIB, waktunya sholat dzuhur. Kami lalu makan siang dan diarahkan ke
penginapan untuk mempersiapkan diri. Moving
ke desa binaan.
Kami sampai di
desa binaan pukul 13.45 WIB. Melewati jalan-jalan di bawah jembatan,
menyaksikan rumah-rumah semi permanen di pertemuan air laut dan tawar.
Perjalanan kami pun terhenti di sebuah musholla, Al-Khikam Tambakrejo, RT 05 RW
16, Semarang.
Usai pembukaan acara, kami melakukan demo kebersihan gigi. Dengan membagikan
sikat gigi dan pasta gigi kepada masing-masing anak didik di desa binaan.
Kemudian usai demonstrasi kebersihan gigi, dilanjutkan sholat ashar. Usai
sholat, kami para delegasi melakukan survei warga door to door untuk mendata taraf kesehatan warga. Ana bersama Akh
herson dari UMI. Ana lihat permasalahan dari warga yang utama adalah penyediaan
tempat toilet yang layak dan air bersih. Pukul 16.20 WIB acara baksos ditutup
dan kami kembali ke penginapan. Sepanjang jalan kami mengenang kebersamaan
dengan masing-masing delegasi lewat foto bersama dan berceloteh sepanjang
jalan. Subhanallah. Nikmat ukhuwwah yang luar biasa.
Pukul 17.40 WIB
kami melaksanakan sholat maghrib di MAJT. Tilawah, dilanjutkan sholat isya’ dan
makan malam. Pukul 19.45 WIB akhirnya tiba. Sebelum keluar ana didatangi akh
Nanda UISU, kami sempatkan berbincang dan beliau mengatakan ada acara Maulid
nabi di kampusnya. Wah, menarik sekali, ana pun diminta membuatkan puisi
tentang Nabi Muhammad. Setelah itu kami para delegasi keluar dari kamar
masing-masing. Panitia didepan meja presensi di penginapan hanya tersisa
sedikit. Kami menyusuri sepanjang jalan menuju aula MAJT. Di depan meja
registrasi yang dipindah dekat pintu wudhu kami mendapat hadiah luar biasa dari
panitia. Setangkai bunga mawar putih. Dalam benak, bunga ini akan ana simpan.
Ada janji tersemat.
Memasuki pintu
aula, terdengar sayup-sayup keceriaan. Kami memasuki ruangan gelap. Ini aula
yang biasa kami masuki. Kami disambut panitia, mereka berjejer dengan senyum
bahagia menyapa kami sepanjang jalan dengan bentangan karpet merah dan taburan
bunga-bunga. Subhanallah. Ana menyalami masing-maisng panitia. Ada apa gerangan? Suasana begitu romantis
yang dihadirkan panitia sungguh diluar dugaan. Di sebelah kanan terbentuk
barisan lilin membentuk huruf MMLC 3 dengan pendar sinarnya menari-nari. Masya
Allah. Sanjungan luar biasa dari panitia selaku tuan rumah sungguh memberikan
kesan tersendiri di hati.
Acara ini adalah
pentas seni. Dibuka dengan tampilan dari panitia yang memukau, parodi yang
membuat kami tersenyum, banyak yang tertawa dan menebarkan rona bahagia.
Kemudian dilanjutkan dengan atraksi dari masing-masing peserta. Keramahan itu
begitu menyilaukan, kami terbagi atas rasa canggung dan kebanggaan yang pertama
kali kami tunjukkan untuk sekali lagi membalas kebaikan panitia. Innamal mukminuuna ikhwah. Sesungguhnya
sesama mukmin adalah saudara, kini kami tlah dipertautkan dengan ikrar janji
bersama untuk memenangkan dakwah ini. Kemudian pengumuman peserta terbaik,
ikhwan adalah 1) Akh Andi dari UMI, dan 2) Akh Bahar dari UNUD. Akhwat terbaik
adalah 1) Ukhti Khori dari UNISSULA, dan 2) Ukhti Nida dari UGM. Esai terbaik
dimenangkan oleh Akh Prima UNAND dan Ukhti Khori dari UNISSULA. Hingga
Alhamdulillah kami haturkan kepada Allah SWT atas karunianya, kami delegasi
Universitas Udayana menjadi Delegasi terbaik. Dilanjutkan acara kesan pesan
perwakilan panitia, dan kami di Udayana diwakili Akh Taufan. Serta semangat
dari akh ahmad hilmi dari UNISSULA yang mengatakan terharu dengan perjuangan
kami di Bali. Ditemani remang lampu. Disaksikan ribuan malaikat dan dipenuhi
kebanggaan yang memenuhi jiwa. Lisan penuh cinta itu terukir di langit
kebenaran cita kami. Bismillah, ana memimpin pembacaan deklarasi, disorot lampu
penuh bayang-bayang ketakziman yang membelukar di kesunyian hati kami menjadi
kepastian langkah, menuju kemenangan dakwah kampus. TAKBIR!!! Asma Maha Besar
itu menyesap kedalam relung jiwa kami.
Rabu, 5 Juni 2013
Kami bangun pukul 02.30 WIB.
Melanjutkan kegiatan malam, menyampaikan rasa syukur kami kepada-Nya. Sholat
tahajud, witir dan sholat shubuh. Pukul 05.10 WIB melukis kebersamaan dalam
embun pagi yang menempel dingin di kulit kami. Kami berolahraga bersama,
kemudian berbenah, packing dan sholat dhuha. Pukul 09.00 WIB kami diantar menuju
menara MAJT. Hingga pukul 09.40 WIB, dan kami diajak city tour berkeliling ke
Pandanaran, Lawang sewu, Tugu muda, dan berakhir di Sam Poo Kong. Mungkin hanya
antum yang tahu bagaimana menghadapi ketiadaan kita. Saat kita nanti
terpisahkan jarak dan waktu. Maka kenanglah kami ya ikhwah. Kami menyampaikan
pada langit. “Akhi, ana tunggu antum di tanah juang kami”. Hanya untuk antum
ana kan suguhkan sambutan terbaik saat pertemuan kita kembali. Berukhuwwah Menjawab Tantangan.
Sampai
jumpa di MMLC tahun depan :).
Oleh: Heri Wahyudi*
Ketua BSMI Kota Denpasar 2013-sekarang
Ex. Ketua Dewan Pertimbangan
Organisasi FULDFK Indonesia 2011-2012
Ex. Kepala Departemen HUMAS
FULDFK Indonesia 2010-2011
Ex. Staf Departemen HUMAS FULDFK
Indonesia 2009-2010