Sampai Dimana Langkah Kita?
“Sebuah harapan yang tak pernah luntur”
Heri Wahyudi
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Udayana
Empat puluh tujuh tahun yang lalu, ketika sekelompok orang beridealisme tinggi bersepakat mendirikan Universitas Udayana, founding father yang tidak satupun pernah membayangkan seperti apa wajah lembaga ini kemudian. Hanya idealisme dan semangat tinggi yang ada, untuk berbuat sesuatu bagi kemajuan bangsa dan Negara melalui pendidikan tinggi, khususnya di Bali. Dari ranah lokal menuju kancah global.
Seperti dimaklumi, Unud pada waktu berdirinya tahun 1962 hanya memiliki tiga fakultas yaitu Fakultas Sastra (FS), Fakultas Kedokteran (FK), dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP). Fasilitas pendidikan dan staf pengajar masih sangat terbatas. Seperti misalnya FK, untuk proses belajar mengajar meminjam ruangan aula milik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah. Berkat kerja keras para pemimpin dan seluruh staf yang terkait, Unud dapat terus berkembang meningkatkan jumlah fakultas maupun program studi, sarana dan prasarana pendidikan, staf dosen dan administrasi, dan mahasiswa sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat sehingga Unud dikenal keberadaannya khususnya di kalangan perguruan tinggi di Indonesia.
Kini empat puluh tujuh tahun telah berlalu sejak Universitas Udayana menunjukkan perannya. Kini tampaknya kita merasa perlu bertanya dan merenung, apa yang telah dilakukan Universitas Udayana selama ini? Sampai dimana langkah kita selama ini ikut membangun bangsa?
Selama empat puluh tujuh tahun eksis, Universitas Udayana telah dikenal cukup luas, tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga di beberapa Negara, khususnya dimana beberapa staf pernah belajar atau melakukan penelitian bersama. Banyak lulusan telah dihasilkan, mulai jenjang D4 sampai Doktor. Ini menunjukkan dari sudut pendidikan Universitas Udayana telah menjalankan perannya dengan baik.
Secara garis besar untuk mengetahui kondisi atau posisi tawar fakultas atau program studi saat ini, salah satu tolok ukur yang bias dipakai adalah hasil akreditasi BAN PT yang merupakan penilaian eksternal, yang meliputi penilaian terhadap pelaksanaan tugas pokok Tri Dharma Perguruan Tinggi dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan yang dimiliki fakultas atau program studi. Hasil akreditasi BAN PT menunjukkan bahwa hanya beberapa program studi di lingkungan Unud yang telah mendapat nilai A. Malahan ada beberapa program studi yang mendapat nilai C. Hal ini perlu mendapat perhatian karena kondisi ini akan berdampak terhadap kesempatan mengikuti kompetisi dalam mendapatkan hibah atau bantuan yang disalurkan lewat pemerintah, yang selalu mencantumkan akreditasi minimal dari fakultas atau program studi sebagai syarat untuk dapat ikut dalam kompetisi.
Terlepas dari beberapa kekurangan yang dimiliki ada satu hal yang cukup membanggakan adalah posisi Unud di mata dunia menempati 50 besar Perguruan Tinggi dengan kategori baik. Kondisi ini perlu dipertahankan atau kalau mungkin ditingkatkan, tentunya dengan kerja keras seluruh civitas akademika Unud. Tak terlepas pula lewat pencitraan Unud yang baik di mata dunia pendidikan pastinya akan memberikan umpan positif demi memotivasi peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan tinggi di Unud. Yang kesemua cita ini akan tercapai dengan sinergisitas antar segenap civitas akademika dan fasilitas serta sistem yang berkesinambungan pada fakultas atau program studi.
TANTANGAN KEDEPAN
Menyadari akan kelemahan dan kekurangan yang masih ada, mau tidak mau Unud harus bekerja keras untuk mengatasi segala kekurangan dengan melibatkan semua komponen yang ada di lingkungan Unud. Kemajuan universitas lebih banyak bersifat koordinatif dan mencari terobosan baru terutama dalam membuka peluang bagi pengembangan fakultas dan program studi.
A. Bidang pendidikan
Dalam bidang pendidikan, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian seperti berikut ini.
1. Perpustakaan
Perpustakaan yang lengkap dan canggih merupakan sarana penunjang pendidikan yang sangat esensial yang wajib dimiliki oleh Unud. Menurut hemat kami, hal ini perlu mendapat prioritas utama. Beberapa upaya yang dapat ditempuh, seperti (a) Mengembangkan perpustakaan elektronik (electronic library) sehingga tidak banyak memerlukan copy textbook. (b) Menata kembali perpustakaan yang sudah ada baik di kampus Bukit maupun Denpasar. (c) Mengalokasikan dana secara bertahap dari pos anggaran yang tersedia (namun tetap merupakan skala prioritas). (d) Mengupayakan dana dari para donator.
Perpustakaan di masing-masing fakultas tetap untuk dikembangkan sesuai dengan kemampuan masing-masing dalam upaya meningkatkan suasana atmosfer akademik.
2. Kurikulum
Unud hendaknya lebih memperhatikan fakultas dan program studi yang belum melaksanakan KBK serta proses pembelajaran yang berorientasi ke mahasiswa (student oriented) dan belajar mandiri (independent learning) dengan mengintensifkan bimbingan secara sinambung agar mereka termotivasi secara internal untuk mulai merancang perubahan kurikulum kearah ini. Tentunya dilakukan secara bertahap dimulai dari fakultas yang memiliki SDM serta sarana dan prasarana pendidikan yang memadai untuk pelaksanaan kurikulum ini.
3. Akreditasi
Program studi dengan akreditasi C perlu mendapat perhatian khusus. Tidak tertutup kemungkinan rendahnya nilai akreditasi disebabkan oleh kurang lengkapnya laporan yang meliputi follow up dan evaluasi diri. Beberapa hal yang mungkin dapat dilaksanakan adalah mewajibkan semua fakultas atau program studi untuk membuat laporan evaluasi diri setiap tahun yang sangat diperlukan dalam menyusun program kerja dan proposal untuk kompetisi hibah penelitian.
B. Bidang penelitian
Kita juga telah mencatat banyak hasil penelitian dan paten. Beberapa penelitian bahkan berskala internasional. Kita tlah memiliki sejumlah doktor dan profesor, gelar dan jabatan akademik yang kerap dijadikan acuan banyak pihak untk menilai kualitas sebuah perguruan tinggi. Demikian juga dalam bidang pengabdian masyarakat, banyak yang telah kita lakukan bagi masyarakat. Beberapa alumni Universitas Udayana telah menunjukkan prestasinya di tingkat nasional, bahkan internasional. Berbagai langkah telah dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu dan jumlah proposal penelitian, seperti pelatihan dan lokakarya penulisan dan pembuatan proposal. Yang perlu dipikirkan ke depan adalah (a) Menumbuhkan motivasi civitas akademika agar bergairah untuk meneliti. Mungkin salah satu hal yang dapat dilakukan adalah pemberian penghargaan, baik dalam bentuk perhatian atau financial, yang selama ini telah dilaksanakan perlu ditingkatkan khususnya kepada mereka yang berhasil mendapat hibah penelitian dan hak paten. (b) Semua staf dosen didorong untuk mengikuti pendidikan S2/S3 dan hasil penelitiannya diwajibkanuntuk dipublikasikan di jurnal terakreditasi. Bagi fakultas yang telah mapan disarankan untuk menyiapkan dana untuk mensubsidi mereka yang mau mengikuti pendidikan S2/S3. (c) Diupayakan agar semua majalah ilmiah yang ada dapat terakreditasi dan statusnya ditingkatkan.
C. Bidang pengabdian masyarakat
Beberapa hal yang masih perlu dilakukan, diantaranya (a) Koordinasi antara fakultas dan program studi perlu ditingkatkan. Sebaiknya LPM secara rutin turun langsung ke fakultas aau program studi (tidak hanya dalam bentuk himbauan lewat surat) untuk mendata kegiatan pengabdian sehingga semua kegiatan terdaftar di LPM. (b) Meningkatkan bimbingan dalam penyusunan proposal terutama dalam upaya meningkatkan dana penelitian yang lebih besar.
D. Bidang kerjasama
Perlu dioptimalkan kerjasama yang telah ada bila mungkin terus diperluas dengan institusi atau instansi terkait di dalam maupun luar negeri.
E. Bidang informasi dan teknologi
Sarana IT yang telah ada perlu terus dikembangkan. Website Unud sebagai sarana publikasi Unud perlu disempurnakan. Dalam hal ini, mungkin semua fakultas diwajibkan untuk melaporkan semua kegiatannya untuk dapat diinformasikan lewat Unud. Ke depan, komunikasi antara kampus Denpasar dan Bukit dapat dilakukan melalui jaringan ini.
F. Bidang monitoring dan evaluasi
Tanpa monitoring dan evaluasi yang baik kita tidak akan mendapat gambaran yang jelas mengenai keberhasilan atau kegagalan dari program kerja yang telah dilaksanakan. Dengan demikian tim monev, baik di tingkat universitas maupun fakultas, perlu dioptimalkan fungsinya. Pimpinan wajib mendapat laporan secara rutin mengenai kemajuan maupun kekurangan yang berkaitan dengan pelaksanaan program.
Tentunya dalam menyusun suatu rencana strategi kedepan dan melakukan kontemplasi seperti itu, kita tidak hanya terpaku pada angka di atas kertas, yang bercerita tentang seberapa banyak kita telah punya atau hasilkan. Kita pun diajarkan tentang idealisme dalam teori antikemapanan, meski tentu saja mengetahui capaian dalam angka bukan tidak penting, bahkan mutlak harus. Tetapi kalau kita hanya terpaku pada sekedar angka untuk mengukur keberhasilan, tampaknya terlalu dangkal dan acapkali membuat kita merasa sudah berhasil. Bentuk kepuasan yang rendah dan enggan melakukan komparasi mengikuti perkembangan malah akan meruntuhkan kemajuan yang sudah ada dan mengkhianati semangat founding fathers yang dulu mendirikan Unud ini.
Tetapi sekali saja apakah Universitas Udayana boleh berpuas diri dan merasa telah berprestasi tinggi dalam ranah perguruan tinggi di dalam dan luar negeri? Saya kira kita akan sepakat menjawab “belum, dan masih jauh”.
Selesai hari selasa, 18 November 2009
pukul 02.39 WITA di kost penuh kenangan
ikhwanJAYUS
“Sebuah harapan yang tak pernah luntur”
Heri Wahyudi
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Udayana
Empat puluh tujuh tahun yang lalu, ketika sekelompok orang beridealisme tinggi bersepakat mendirikan Universitas Udayana, founding father yang tidak satupun pernah membayangkan seperti apa wajah lembaga ini kemudian. Hanya idealisme dan semangat tinggi yang ada, untuk berbuat sesuatu bagi kemajuan bangsa dan Negara melalui pendidikan tinggi, khususnya di Bali. Dari ranah lokal menuju kancah global.
Seperti dimaklumi, Unud pada waktu berdirinya tahun 1962 hanya memiliki tiga fakultas yaitu Fakultas Sastra (FS), Fakultas Kedokteran (FK), dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP). Fasilitas pendidikan dan staf pengajar masih sangat terbatas. Seperti misalnya FK, untuk proses belajar mengajar meminjam ruangan aula milik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah. Berkat kerja keras para pemimpin dan seluruh staf yang terkait, Unud dapat terus berkembang meningkatkan jumlah fakultas maupun program studi, sarana dan prasarana pendidikan, staf dosen dan administrasi, dan mahasiswa sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat sehingga Unud dikenal keberadaannya khususnya di kalangan perguruan tinggi di Indonesia.
Kini empat puluh tujuh tahun telah berlalu sejak Universitas Udayana menunjukkan perannya. Kini tampaknya kita merasa perlu bertanya dan merenung, apa yang telah dilakukan Universitas Udayana selama ini? Sampai dimana langkah kita selama ini ikut membangun bangsa?
Selama empat puluh tujuh tahun eksis, Universitas Udayana telah dikenal cukup luas, tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga di beberapa Negara, khususnya dimana beberapa staf pernah belajar atau melakukan penelitian bersama. Banyak lulusan telah dihasilkan, mulai jenjang D4 sampai Doktor. Ini menunjukkan dari sudut pendidikan Universitas Udayana telah menjalankan perannya dengan baik.
Secara garis besar untuk mengetahui kondisi atau posisi tawar fakultas atau program studi saat ini, salah satu tolok ukur yang bias dipakai adalah hasil akreditasi BAN PT yang merupakan penilaian eksternal, yang meliputi penilaian terhadap pelaksanaan tugas pokok Tri Dharma Perguruan Tinggi dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan yang dimiliki fakultas atau program studi. Hasil akreditasi BAN PT menunjukkan bahwa hanya beberapa program studi di lingkungan Unud yang telah mendapat nilai A. Malahan ada beberapa program studi yang mendapat nilai C. Hal ini perlu mendapat perhatian karena kondisi ini akan berdampak terhadap kesempatan mengikuti kompetisi dalam mendapatkan hibah atau bantuan yang disalurkan lewat pemerintah, yang selalu mencantumkan akreditasi minimal dari fakultas atau program studi sebagai syarat untuk dapat ikut dalam kompetisi.
Terlepas dari beberapa kekurangan yang dimiliki ada satu hal yang cukup membanggakan adalah posisi Unud di mata dunia menempati 50 besar Perguruan Tinggi dengan kategori baik. Kondisi ini perlu dipertahankan atau kalau mungkin ditingkatkan, tentunya dengan kerja keras seluruh civitas akademika Unud. Tak terlepas pula lewat pencitraan Unud yang baik di mata dunia pendidikan pastinya akan memberikan umpan positif demi memotivasi peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan tinggi di Unud. Yang kesemua cita ini akan tercapai dengan sinergisitas antar segenap civitas akademika dan fasilitas serta sistem yang berkesinambungan pada fakultas atau program studi.
TANTANGAN KEDEPAN
Menyadari akan kelemahan dan kekurangan yang masih ada, mau tidak mau Unud harus bekerja keras untuk mengatasi segala kekurangan dengan melibatkan semua komponen yang ada di lingkungan Unud. Kemajuan universitas lebih banyak bersifat koordinatif dan mencari terobosan baru terutama dalam membuka peluang bagi pengembangan fakultas dan program studi.
A. Bidang pendidikan
Dalam bidang pendidikan, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian seperti berikut ini.
1. Perpustakaan
Perpustakaan yang lengkap dan canggih merupakan sarana penunjang pendidikan yang sangat esensial yang wajib dimiliki oleh Unud. Menurut hemat kami, hal ini perlu mendapat prioritas utama. Beberapa upaya yang dapat ditempuh, seperti (a) Mengembangkan perpustakaan elektronik (electronic library) sehingga tidak banyak memerlukan copy textbook. (b) Menata kembali perpustakaan yang sudah ada baik di kampus Bukit maupun Denpasar. (c) Mengalokasikan dana secara bertahap dari pos anggaran yang tersedia (namun tetap merupakan skala prioritas). (d) Mengupayakan dana dari para donator.
Perpustakaan di masing-masing fakultas tetap untuk dikembangkan sesuai dengan kemampuan masing-masing dalam upaya meningkatkan suasana atmosfer akademik.
2. Kurikulum
Unud hendaknya lebih memperhatikan fakultas dan program studi yang belum melaksanakan KBK serta proses pembelajaran yang berorientasi ke mahasiswa (student oriented) dan belajar mandiri (independent learning) dengan mengintensifkan bimbingan secara sinambung agar mereka termotivasi secara internal untuk mulai merancang perubahan kurikulum kearah ini. Tentunya dilakukan secara bertahap dimulai dari fakultas yang memiliki SDM serta sarana dan prasarana pendidikan yang memadai untuk pelaksanaan kurikulum ini.
3. Akreditasi
Program studi dengan akreditasi C perlu mendapat perhatian khusus. Tidak tertutup kemungkinan rendahnya nilai akreditasi disebabkan oleh kurang lengkapnya laporan yang meliputi follow up dan evaluasi diri. Beberapa hal yang mungkin dapat dilaksanakan adalah mewajibkan semua fakultas atau program studi untuk membuat laporan evaluasi diri setiap tahun yang sangat diperlukan dalam menyusun program kerja dan proposal untuk kompetisi hibah penelitian.
B. Bidang penelitian
Kita juga telah mencatat banyak hasil penelitian dan paten. Beberapa penelitian bahkan berskala internasional. Kita tlah memiliki sejumlah doktor dan profesor, gelar dan jabatan akademik yang kerap dijadikan acuan banyak pihak untk menilai kualitas sebuah perguruan tinggi. Demikian juga dalam bidang pengabdian masyarakat, banyak yang telah kita lakukan bagi masyarakat. Beberapa alumni Universitas Udayana telah menunjukkan prestasinya di tingkat nasional, bahkan internasional. Berbagai langkah telah dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu dan jumlah proposal penelitian, seperti pelatihan dan lokakarya penulisan dan pembuatan proposal. Yang perlu dipikirkan ke depan adalah (a) Menumbuhkan motivasi civitas akademika agar bergairah untuk meneliti. Mungkin salah satu hal yang dapat dilakukan adalah pemberian penghargaan, baik dalam bentuk perhatian atau financial, yang selama ini telah dilaksanakan perlu ditingkatkan khususnya kepada mereka yang berhasil mendapat hibah penelitian dan hak paten. (b) Semua staf dosen didorong untuk mengikuti pendidikan S2/S3 dan hasil penelitiannya diwajibkanuntuk dipublikasikan di jurnal terakreditasi. Bagi fakultas yang telah mapan disarankan untuk menyiapkan dana untuk mensubsidi mereka yang mau mengikuti pendidikan S2/S3. (c) Diupayakan agar semua majalah ilmiah yang ada dapat terakreditasi dan statusnya ditingkatkan.
C. Bidang pengabdian masyarakat
Beberapa hal yang masih perlu dilakukan, diantaranya (a) Koordinasi antara fakultas dan program studi perlu ditingkatkan. Sebaiknya LPM secara rutin turun langsung ke fakultas aau program studi (tidak hanya dalam bentuk himbauan lewat surat) untuk mendata kegiatan pengabdian sehingga semua kegiatan terdaftar di LPM. (b) Meningkatkan bimbingan dalam penyusunan proposal terutama dalam upaya meningkatkan dana penelitian yang lebih besar.
D. Bidang kerjasama
Perlu dioptimalkan kerjasama yang telah ada bila mungkin terus diperluas dengan institusi atau instansi terkait di dalam maupun luar negeri.
E. Bidang informasi dan teknologi
Sarana IT yang telah ada perlu terus dikembangkan. Website Unud sebagai sarana publikasi Unud perlu disempurnakan. Dalam hal ini, mungkin semua fakultas diwajibkan untuk melaporkan semua kegiatannya untuk dapat diinformasikan lewat Unud. Ke depan, komunikasi antara kampus Denpasar dan Bukit dapat dilakukan melalui jaringan ini.
F. Bidang monitoring dan evaluasi
Tanpa monitoring dan evaluasi yang baik kita tidak akan mendapat gambaran yang jelas mengenai keberhasilan atau kegagalan dari program kerja yang telah dilaksanakan. Dengan demikian tim monev, baik di tingkat universitas maupun fakultas, perlu dioptimalkan fungsinya. Pimpinan wajib mendapat laporan secara rutin mengenai kemajuan maupun kekurangan yang berkaitan dengan pelaksanaan program.
Tentunya dalam menyusun suatu rencana strategi kedepan dan melakukan kontemplasi seperti itu, kita tidak hanya terpaku pada angka di atas kertas, yang bercerita tentang seberapa banyak kita telah punya atau hasilkan. Kita pun diajarkan tentang idealisme dalam teori antikemapanan, meski tentu saja mengetahui capaian dalam angka bukan tidak penting, bahkan mutlak harus. Tetapi kalau kita hanya terpaku pada sekedar angka untuk mengukur keberhasilan, tampaknya terlalu dangkal dan acapkali membuat kita merasa sudah berhasil. Bentuk kepuasan yang rendah dan enggan melakukan komparasi mengikuti perkembangan malah akan meruntuhkan kemajuan yang sudah ada dan mengkhianati semangat founding fathers yang dulu mendirikan Unud ini.
Tetapi sekali saja apakah Universitas Udayana boleh berpuas diri dan merasa telah berprestasi tinggi dalam ranah perguruan tinggi di dalam dan luar negeri? Saya kira kita akan sepakat menjawab “belum, dan masih jauh”.
Selesai hari selasa, 18 November 2009
pukul 02.39 WITA di kost penuh kenangan
ikhwanJAYUS
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul Udayana Kemarin, Hari Ini, dan Tantangan Kedepan. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://theherijournals.blogspot.com/2013/01/udayana-kemarin-hari-ini-dan-tantangan.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Unknown - 11/14/2013
Belum ada komentar untuk "Udayana Kemarin, Hari Ini, dan Tantangan Kedepan"
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda disini :)