| sebuah blog sederhana |

.
)|( Dimana Inspirasi semua Bermula )|( Faidza Azzamta Fatawakkal Alallah )|( Al Wajaba Aktsaru Minal Auqaat )|( As Shabru Fii Awwali Shadam )|(

Total Pengunjung

8/23/2014

Mahasiswa kini dan nanti

Oleh: Heri Wahyudi

Memasuki kehidupan baru, beranjak dari wahana belajar (sekolah) sebentar kita mendaki ke wilayah intelektual – yaitu dunia kampus. Setiap tahun ajaran baru. Dimanapun kampusnya, riuh kan kita dapati begitu banyak organisasi membuka pendaftaran anggota baru - bisa dikatakan gencar. Berbilang organisasi Alif sampai Ya' dengan masing-masing keuntungan prestatif yang ditawarkannya. Namun tunggu. Menghadapi fenomena tersebut, ternyata sebagian besar mahasiswa baru yang idealis bulat mengatakan, “Tidak!” dan mereka otomatis menolak bergabung dengan alasan apapun. Apa yang mengkhawatirkan mereka? Saya pikir pun, bukan sesuatu yang salah. Memang seperti itulah yang seharusnya dilakukan oleh seorang mahasiswa baru dan memang begitulah ‘seharusnya’ mahasiswa baru. Sehingga alangkah malunya saya ketika seorang mahasiswa masih diberi label ‘mahasiswa baru’ padahal sudah belasan semester berada di kampus. Namun kawan, bila saya cermati di kampus itu hanya ada 3 kegiatan utama yang dilakukan oleh para mahasiswa/mahasiswi.

Mencari nilai
Menurut saya sudah sangat jelas bahwa setiap mahasiswa ingin mendapat nilai sebaik-baiknya dengan cara apapun ( sebaiknya halal agar tidak menambah dosa ) karena kebanyakan orang lebih percaya dengan pembuktian apakah seseorang mampu atau tidak biasanya dilihat dari statistik nilai yang diperolehnya

Mencari ilmu
Seharusnya ilmu yang dicari oleh para mahasiswa/mahasiswi tidak hanya teori dari buku. Melainkan dari pengalaman belajar lapangan (PBL) dan pembelajaran berbasis kasus dan efek-kausa. Sehingga akan elok rasanya menjadi mahasiswa/i berprestasi yang menguasai ilmu dan terapan langsungnya ke masyarakat dan mampu berdiskusi secara interaktif dengan civitas akademika sebayanya atau bahkan dosennya. Menjadi pintar adalah dambaan setiap mahasiswa.

Mencari rekan
Dalam point ini kan kita temui sisi lain dunia belajar, bahwa manusia diciptakan dalam keadaan sendiri. Manusia harus jujur mengakui, bahwa mencari rekan membutuhkan seni, kecakapan diri dan ketertarikan emosional akan tujuan yang sama. Karena kita takkan pernah tahu siapa yang kan menjadi sahabat kita di hari esok.

Lalu apa pentingnya kita berorganisasi?
Jawabannya mungkin akan berbeda-beda tergantung dari tingkat pemahamannya tentang kehidupan dalam arti yang sebenarnya. Organisasi adalah miniatur pemerintahan, sketsa kehidupan terkecil dalam konteks keluarga. Seseorang adalah mahasiswa cukup dengan memiliki nilai yang baik, ilmu yang bermanfaat dan rekan yang mendukung dirinya. Namun belum pantas menyandang gelar sarjananya bila tidak bisa terjun ke masyarakat, tidak memiliki soft skill dan berjiwa kerdil tanpa bisa menjadi pribadi yang bertumbuh.
Seorang pengamat pendidikan, Suthan Hadi mengklasifikasikan ciri seorang pribadi yang bertumbuh yang mirip dengan jiwa pembelajar yang harusnya dimiliki oleh seorang MAHASISWA sebagai berikut:

1. Pengetahuan yang berkembang
Pengalaman itu pasti melahirkan pengetahuan. Dan pengetahuan itu akan terus berkembang seiring dengan semangat untuk belajar dan berbuat. Maka orang yang bertumbuh adalah orang yang pengetahuannya bertambah, meski tidak didapat secara formal.

2. Lebih bijak dalam bertindak
Orang yang bertumbuh memiliki pertimbangan yang baik dalam perilaku dan perbuatannya. Perhitungannya tajam dan cermat. Dia tidak gegabah, tetapi melangkah dengan pasti dan terarah. Itu sebuah kearifan yang merupakan buah dari pemahamannya yang terus bertumbuh.

3. Berpikir maju dan bekerja keras
Orang yang bertumbuh itu cenderung ingin meningkatkan kapasitas dirinya, dan meraih sesuatu yang lebih besar lagi. Ia tidak pernah merasa puas dengan sebuah prestasi yang telah diraihnya. Karena itu ia selalu berpikir maju dan terus melakukan tindakan-tindakan besar, berani, dan bertanggung jawab.

4. Tidak takut dengan kegagalan
Kegagalan adalah hal biasa dalam kehidupan. Dan orang yang bertumbuh adalah orang yang mengelola kegagalan tersebut hingga bisa menjadi cambuk sekaligus tangga menuju kesuksesan. Itulah rumus kehidupan yang dikuasai dan diparaktikkan oleh tokoh-tokoh besar yang pernah lahir di dunia ini. Kegemilangan yang berhasil mereka raih lahir dari keteguhan mereka melawan terpaan kegagalan itu. Maka sejauh mana kekuatan kita tetap bertahan di atas kegagalan, sejauh itu pula kita telah bertumbuh dari usaha-usaha yang kita lakukan.

5. Tidak puas dan selalu merasa kurang
Berani mencoba pasti melahirkan pengalaman. Dan ketika kita menyadari kenyataan bahwa usaha yang kita lakukan belumlah cukup, maka sesungguhnya itulah sebuah pertumbuhan positif yang tengah terjadi dalam diri kita. Sebab pada dasarnya, semakin besar pengetahuan kita tentang sesuatu, semakin besar pula rasa penasaran dalam diri kita, sehinggga kita akan terus mencari tahu.

6. Sadar dengan kemampuan baru yang muncul
Ketika secara tekun melakukan sebuah upaya kita untuk meningkat, di suatu saat kita akan menyadari bahwa ada kecakapan kita yang berkembang dan kemampuan baru. Kita kemudia tersadar bahwa saat ini telah ada hal yang bisa kita lakukan. Dan akhirnya kita terus bergerak menuju puncak, dalam kesadaran kita untuk selalu berbuat.

7. Punya kecakapan ilmiah
Setelah banyak latihan, maka kita menjadi terbiasa dengan keterampilan dan kemampuan baru tersebut, sehinggga keterampilan itu akan menjadi hal alamiah bagi kita. Kita kemudian bisa melakukan apapun dengan cukup bagus tanpa pikiran sadar. Karena kita terbiasa, maka muncul kecakapan yang tak kita sadari. Dan itulah hasil sebuah pertumbuhan.

8. Memiliki kepercayaan diri yang kuat
Kalau keraguan itu menghentikan, mematikan gairah, dan membuat langkah menjadi kaku, maka kepercayaan diri mendorong kita untuk terus maju dan menjadikan semangat kita lebih menyala. Mempercayai kemampuan sendiri akan mempengaruhi cara kita bertindak, dan kita telah memiliki modal yang luar biasa untuk meraih tujuan hidup kita.

9. Memiliki pergaulan yang baik
Orang yang bertumbuh akan terlihat pula dari pergaulannya. Orang yang bertumbuh senang bergaul dengan orang-orang yang bisa mengasah dan membangun antusiasme baru, serta menularkan pengetahuan baru kepadanya.

10. Memiliki hati dan jiwa yang hidup
Yang lebih penting adalah hati dan jiwa kita juga harus bertumbuh. Dan tanda orang yang bertumbuh dengan baik adalah ketika hati dan jiwanya hidup, memiliki sensitifitas terhadap keadaan, dan punya kepedulian terhadap lingkungan dan orang lain.

11. Bertambah kedekatan kepada ALLAH
Fungsi utama pengetahuan yang kita miliki adalah memahamkan kita akan hakekat diri dan mengenalkan kita kepada Sang Pencipta, sehingga melahirkan kedekatan, kebergantungan, dan rasa takut kepadaNYA. Karena itu, ALLAH menegaskan bahwa hanya orang-oranga berilmu yang memiliki rasa takut kepadaNYA. Maka, jika pengetahuan kita tidak bisa mengantarkan kita kepada hal tersebut, betapapun banyaknya, sesungguhnya kita tidak sedang bertumbuh. Seperti kata Ibnul Jauzi, "Aku melihat banyak orang berilmu hanya sibuk dengan sisi lahir dari ilmu, tetapi mereka tidak memahami hakekat dan maksud dari ilmu tersebut."


Akhirnya, mahasiswa biasa takkan pernah mampu meraih predikat manusia yang bertumbuh tanpa berorganisasi. Di dalam organisasi kita belajar untuk dinamis dan menjadi lebih bijak. Sekali lagi organisasi bukanlah modalitas utama, namun tanpa organisasi seorang mahasiswa akan menjadi biasa. Kehidupannya akan berkutat di seputaran buku dan mesin ketik. Organisasi/Perusahaan/Negara manapun tidak membutuhkan mahasiswa seperti itu. Itulah sebabnya setiap organisasi banyak melahirkan tokoh-tokoh intelektual di negaranya dan kesemuanya tidak an sieh berlatar belakang sebagai bintang akademis saja. Kita adalah seorang pribadi yang angkuh. Kita memiliki tingkat integritas yang variatif. Tingkat pengabdian yang variatif. Tingkat kelincahan bergerak yang juga variatif dan segala item variasi yang kelak kan dihasilkan oleh sebuah mesin kehidupan bernama kampus untuk menghasilkan output sarjana yang berkualifikasi. Maka, masih banggakah kita menyebut diri mahasiswa?

Unknown

Entri Populer

Blog Teman

Komentar Kita