| sebuah blog sederhana |

.
)|( Dimana Inspirasi semua Bermula )|( Faidza Azzamta Fatawakkal Alallah )|( Al Wajaba Aktsaru Minal Auqaat )|( As Shabru Fii Awwali Shadam )|(

Total Pengunjung

10/25/2013

Hanya Ingin Menulis

Si pemalas, yg sekali lagi berpikir keras tentang hari ini. Yaa, tepatnya hari itu, kan teringat slalu. Dalam setiap kurasakan ada berat dan henti langkahku menapak jauh. Saat hanya ada aku dan Rabbku yg terkasih tiada tempat menabur cinta selain daripadaNya. Kulewati jalanan sepi tak berpenghuni, hanya ada ilalang yg bernafas lembut dan capung yg terbang tanda terbitnya naluri menyelamatkan diri. Kumasuki tempat yg temaniku 2 tahun ini. Dibalik pintu kayu berwarna biru. Inginku mengaku rindu padaNya. Kuhempaskan tas cangklongku - kawan yg temani langkah-langkah kecil ini. Penantianku dalam malam-malam merengkuh nikmatNya dalam kosan. Bersama Kekasihku.

Mulai kubuka lembaran baru yg sesungguhnya ingin sekali mengusang tanda tiada pernah ingin dibuka kembali. Kala kisah sang penggerutu sejati terpikir dalam benak yg berbeda. Hatiku menepi sejenak. Seakan tak mau mengingat lagi hal ihwal beban masalahku tadi. Langkah berderap, agak gontai namun mulai merangkak pasti dan pergi menuju oase yg tak pernah kering. Kucurahkan cinta menyejukkan telinga. mengaliri sudut-sudut kejenuhan ini. Subhanallah. Maha suci Allah. ingin mengasma yg Maha Suci sejenak. Serasa terlupa sudah segala kesah. Enggan menguntai cerita lama. Enggan kuingat. Apa sebabnya kepasrahanku hari ini. Saat-saat ramainya aktifitas. Terpikir dalam hati terdalam. Apa yg kucari sebenarnya dalam hidup ini? Menjadi seorang da'i yg biasa? Menjadi dokter yg biasa? ataukah menjadi pengusaha yg biasa? Ternyata memang, tak ada yg sempurna dan pasti selain Allah itu sendiri. Usai bersuci dan tak ingin rugi dengan menghapus air yg mengalir di muka. Karna inilah tanda masih didoakannya padaku nikmat syukur oleh malaikat kepadaNya. Kubuka lembaran-lembaran buku disudut meja. Kubaca perlahan. Kuliah semakin memadat saja isinya, tak jarang bolak-balik ngeprint. Membaca jurnal, jurnal, dan jurnal yg gak ada translate-annya. Syuro' lagi. Arrgghh! Mengajar sampai larut malam. huff, "ami, ami, ngajinya nanti aja, kita main tebak-tebakan dulu."

Sadar.
Inilah saat-saat genting kefuturan melanda.
Dan tiada tempat mengeluh kesah.

Bismillah.
Inginku tenang. Al-Fatihah pertama yg berbisik lembut menyejukkan telinga. Dalam penghambaan yg penuh. Harapku tegak berdiri dan tak goyah di sepertiga malam terakhir. Allaahu akbar. Ikrar tak berbanding yg kuatkan qulb dan ruhiyahku. Takbir dalam alunan nasyid shoutul haq, Ibu.

Bila kuingat masa kecilku
Ku slalu meyusahkanmu
Bila kuingat masa kanakku
Kuslalu mengecewakanmu

Banyak sekali pengorbananmu
Yang kau berikan padaku
Tanpa letih dan tanpa pamrih
Kau berikan semua itu

Engkaulah yg kukasihi
Engkaulah yang kurindu
Kuharap slalu doamu
Dari dirimu ya ibu

Tanpa doamu takkan kuraih
Tanpa doamu takkan kucapai
Segala cita yang kuinginkan dari diriku ya ibu*)

Saat-saat sunyi. Pedih mengenangnya. Adakah cintanya tak pernah tulus untukku Yaa Allah? Kutitikkan air mata,.... tak perlu jawab siapapun. hati ini menangis dalam penantian yg tak pernah usai. Ibu.

Kutangkubkan kedua tanganku rapat dan tanpa beban kuteteskan air mata. Menitik diatas sajadah yg dibelikan bunda untukku. Biarlah sudah memang begitu adanya. Saat hati meredam letih dan tak tahu harus berbuat apa, maka matapun seakan berkata "aku tahu wahai hati, engkau sedang bersedih, cukuplah diriku yg deras menitikkan cinta ini untukmu. Kutahu hanya kepadaNyalah kusuratkan pertanda tangis ini". Mulut ini berdesir memanggil lembut yg Maha Arif, "... Allah,.. Allah,.. Belum pntaas yaa Allah hambaMu mengeluh padaMu karna masalah sekecil ini,.. Hatiku hanya bisa diam, tertunduk, temani air mata yg menetes sudah.

Apa yg hambamu dapat hari ini? Tak jauh dari semua kerugian yg melupakan curahan nikmatMu. Tak jauh dari semakin mendekatkan diri dari api nerakaMu, Astaghfirullah! Biarlah Yaa Allah! Biarkan malam ini kuingat. Sebagai awal janji setiaku tuk terus berjuang djalanMu.."

"Bahkan dunia ini, tak sebanding bila harus kutukar dengan melewatkan cinta bersamaMu"




Selesai pukul 19.11 WITA, 24 November 2009 sedang santai menunggu waktu isya'
ditemani suara lalu-lalang kota denpasar diwarnet penuh kenangan.
ikhwanJAYUS
Unknown
10/17/2013

Surat Untuk Dinda

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Untukmu,..
wahai khadijah dihatiku

Dinda,
Gimana kabar adinda tercinta disana?
Hal antum bil khair?

Dinda, sepenuh hati ana harap tiada beban yang menyusahkan antum kini. Harapku tiada masalah berarti yang mampu mengendurkan semangatmu. Terjal jalani cinta kita karna Allah. Yaa, hanya karenaNya.

Dinda, ana harap tiada niat ini kita jalani sendiri-sendiri. Meski kita terpisah jauh, tapi dipertemukanNya selalu dalam rindu. Maafkan ana. Maafkan ana yang tidak pernah sms antum, mungkin ana jarang menanyakan kabar antum atau bahkan tidak bisa membantu menyelesaikan beban amanah antum sekarang ini. Tapi tak henti dalam tahajud malam-malam itu, ana selalu memohon yang terbaik. Kala tiba waktunya satu-persatu hikmah kan menjawab doa-doa ana. Amiin dinda yaa...

Dinda,
Kini ana semakin giat bekerja. Tak tahu mengapa? Mungkin semangat berlebih yang Allah karuniakan ini atau karna semakin menjadi saja amanah yang ana terima. Tahukah dinda? Ana kini menjadi pembimbing anak-anak dosen dalam menghadapi ujian, Alhamdulillah cukup untuk membantu menabung. Lain cerita, ana mendapat nikmat silaturahim, subhanallah! Kala kawan lama ana menawarkan beternak kelinci, lumayan membangun mimpi kita nanti, kalau saja bisa antum lihat kelinci-kelinci yang manis itu. Bahkan ada ikhwah kita yang tertarik dan berniat memodali, Alhamdulillah.

Tapi, ana ingin mengungkapkan sesuatu. Semoga antum bisa mengambil hikmahnya. Sejak
beberapa semester ini nilai ana merosot. Tak seperti dulu. Bukan halangan dakwah, bukan pula alasan pekerjaan atau mengurus wajihah yang selalu ramai syuro’. Mungkin kefuturan yang ana rasa, bila ada cuti. Ingin cuti sebentar dari rutinitas ini. Beberapa hari saja. Mentadabburi dunia ini bersama-sama. Menikmati sejenak saja shubuh ini dalam jamaah yang sakinah. Tapi urung dinda, bila memikirkan kelanjutan dakwah ini masih segini-segini saja. Astaghfirullah! Tapi Alhamdulillah ana rasa, nikmat Allah tiada disangka dinda. Meski merosot, tapi Allah meluluskan si Pemalas ini juga pada akhirnya.

Dinda, bagaimana kabar tilawah antum?
Masih 1 juz sehari kan yaa?

Tiada hari yang ana banggakan selain mendengar antum masih aktif menjaga hafalan. Dan terlebih, selalu bersemangat saja membimbing adik-adik kelas kita dalam mentoring. Ana harap dinda menceritakannya sekali waktu.

Dinda ana ingin bertanya,
Kenapa ya, sekarang teman kita banyak yang membuka mahkota kemuslimahannya
Busana yang dipenuhkan nikmatnya oleh Allah
Dan lebih bangga wara-wiri gak pake jilbab?
Disini terkadang ana sedih memikirkannya. Yang lain pun tak jauh beda. Lebih suka mengakhirkan shalat fardhunya bila diajak berjama’ah, katanya dunia! meski beberapa ikhwah kita masih ada yang istiqamah.

Ana kadang masih sempat ikutan aksi. Tapi dinda bisa lihat sendiri kan? Dikiiit banget yang ikutan. Dan yang terakhir itu aksi gempa padang. Yang ikut malah gak mau mengatasnamakan lembaga dakwah. Terpaksa ana putar otak dan mencari celah kesamaan pandangan dengan fikrah ‘bani’ mereka. Mmmmm, penuh liku padahal untuk menolong saudara kita juga.

Dinda ana mau cerita. Baca pelan-pelan yaa…. Mungkin sedikit bisa mengobati rasa rindu...

Waktu rapat evaluasi rohis fakultas kedokteran. Banyak sekali hujatan dan lempar emosi sana-sini karena amanah kerja yang lalai dilaksanakan. Semua dalam keadaan hati meninggi, dan tak satupun mengalah dari pihak pengurus maupun kakak kelas yang merasa haknya dilalaikan. Bahkan tinggal tunggu waktu saja, ana tak mau lebih jauh membayangkan apa yang terjadi selanjutnya. Tapi ikhwah kita dari pengurus mengalah, ceritanya tak mungkin baik bila masih meredam ego dan tak mau kalah. “masih ada jalan akh, ana gak ingin tersinggung hanya karna hinaan, ana gak apa-apa biar dicemooh dan tidak mendapat kepercayaan dari rekan pengurus saat itu juga. Dihina itu biasa akh bagi ana, difitnah itu pun bukan barang baru lagi, dijatuhkan pun sangat biasa. Tapi ana tidak ingin jatuh oleh alasan yang dapat menjatuhkan pejuang biasa. Ana pejuang dakwah akh!”

Ada lagi cerita ikhwah kita yang luar biasa di FPMI,

Waktu itu BSI 2008 dan beliau memegang posisi yang serba tak mendukung. Dikala dana kurang, padahal seminggu lagi harus tercukupi 2 juta. “Gimana ini akh, dari kita sudah mengupayakan semua yang ada, kita sudah buat bazzar. Segala hal yang mungkin sudah dikerjakan dan buntu. Tapi, sampai sekarang belum tercukupi. Dapat uang darimana akh, apapun yang halal asal adik-adik angkatan kita bisa ikut?” yaa Allah, sampai segitunya memikirkan yang lain, padahal diri sendiri saja masih repot dengan biaya kost dan kuliah. subhanallah banget yaa dinda?

Setelah itu cerita ikhwah kita di FSLDK,

Waktu itu kita berangkat bertujuh ke tanah pasundan bandung, 4 ikhwan 3 akhwat. Semua persiapan kita itu diurus oleh al akh ini. Kalau ana taksir perjalanan pulang-pergi, kontribusi, dan lain-lain lebih dari 3 juta. Dalam kondisi tanpa sokongan dana begini, dapat dana darimana? Tahu dinda sepulang dari sana? Al akh kita ini terlihat murung dan tidak mau makan. Ana tanya dan coba telusuri. Ternyata, beliau tidak punya uang lagi untuk membeli makan. Bahkan sisa-sisa uang terakhirnya dipakai untuk membeli pecel sebungkus yang kita makan berdua. Astaghfirullah!

Belum lagi cerita ikhwah kita di FULDFK

Begitu banyak rutinitas syuro’ yang musti dilaksanakan. Padahal disela-sela coass yang serba tak pasti. Serta menuntut kesabaran tingkat tinggi untuk menghadapinya. Ada cerita akhwat kita yang harus menghadapi ujian penting esok harinya, tapi malam nanti secara darurat harus memimpin syuro’ humas, padahal belum tentu beliau sempat mempersiapkan ujian esok harinya. “Akh tolong datang pas syuro’, ana sudah sms ikhwah yang lain, tapi itupun sedikit yang konfirmasi ana bingung besok mau ujian, maunya lusa tapi akan lebih banyak yang absen.” Yaa Allah, padahal dinda tahu kan gimana sibuknya coass, belum lagi harus rutin dimarahi dan belum cukup semangat dibagi untuk memikirkan yang lain.

Yang tak pernah luntur semangatnya adalah ikhwah kita di KAMMI

Dinda tahu siapa ikhwah kita ini? Yaa Allah, memikirkannya membuat ana terharu. Beliau sudah berkeluarga dan tidak melanjutkan kuliah karena sebuah alasan. Bahkan masih harus tertatih untuk bekerja serabutan menghidupi keluarga. Beliau bisa dikatakan sesepuh, tapi tak pernah malu turun kebawah. Namun dalam kondisi yang seperti itu semangat beliau tak pernah kendur. Ada harapan dalam setiap ceritanya. Bahkan mengkonsep sendirian pada saat yang lain hilang entah kemana. “antum jangan tanya kenapa kita sendirian akh. Antum juga jangan tanya kemana yang lain. Yang antum harus pegang adalah gimana caranya agar dakwah ini HARUS terus berjalan” subhanallah!

Emmm,..
Dinda, kayaknya cerita diatas kebanyakan yaa…
‘afwan kalo justru membuat antum semakin pusing atau malah kecil hati. Tapi karena hanya cerita-cerita perjuangan yang bisa ana berikan ke Dinda, dengan harapan semoga Dinda lebih tegar melangkah, memicu semangat, dan membuat dobrakan-dobrakan dakwah.

Dinda…

Tetap tegar melangkah yaa…??
Jangan mundur jangan kendur, jangan futur, tetap bersemangat!! Dan ingat-ingatlah kata-kata ini dinda!
Seperti yang diucapkan ikhwah kita....

Jika ada 1000 orang yang berjihad di jalan Allah, maka satu diantaranya adalah diriku.
Jika ada 100 orang yang berjihad di jalan Allah, maka satu diantaranya adalah diriku.
Jika ada 10 orang yang berjihad di jalan Allah, maka satu diantaranya adalah diriku.
Jika hanya ada satu orang yang berjihad di jalan Allah, maka itulah aku.
Dan jika tidak ada lagi yang berjihad di jalan Allah, maka aku telah syahid…(anonim)

Kalau cobaan banyak menguji dinda sekarang, yakinlah bahwa Allah tidak akan membebani diluar batas kemampuan kita dan dengan bertakwa kepada Allah, Dia akan memberikan jalan keluar yang tidak disangka-sangka atas segala masalah yang kita hadapi. Kita tidak sendiri.

”Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran,ubahlah dengan tanganmu; jika tidak mampu, ubahlah dengan lisanmu; dan jika tidak mampu, ubahlah dengan hatimu; yang sedemikian itu adalah selemah-lemahnya iman.”(HR. Muslim)

Bersabarlah dinda. Jalan dakwah ini takkan pernah sepi. Jalan dakwah ini harus dilalui. Dan hanya orang-orang pilihan saja yang mampu menjalani. Amiin...

Dinda,
Sebenarnya, ana juga ingin berbagi cerita pengalaman dan nikmat Allah yang ana rasakan dalam perjalanan dakwah di kampus ini. Namun apalah arti cerita ana dibanding cerita luar biasa yang dinda sudah baca barusan. Mungkin lain kali, jika dinda berkehendak membalas surat ini.

Udah dulu yaa… Teriring doa menghiasi perjalanan jauh dinda,


Dari ikhwan ceroboh yg berpisah denganmu karnaNya,..

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.




Diadaptasi dari cerita seorang ikhwan kepada istri tercinta
Selesai pukul 03.30 WITA 20 November 2009
kado semangat utk zafran-saphire-afwan ana tidak bisa datang,..
di kost penuh kenangan, saat yang lain terlelap dalam buaian.
Unknown

Entri Populer

Blog Teman

Komentar Kita